2: Kleptomania

13 2 4
                                        




Pertama kali mendengar istilah Kleptomania melalui majalah yang aku beli. Iya majalah tersebut aku beli bukan murni dari pemberian orang tua ku. Seorang anak SD yang mengambil sesuatu bukan miliknya hanya untuk memuaskan hasrat adrenalin dalam dirinya. Aku tidak pernah didiagnosa sebagai orang yang memiliki kleptomania sejak SD sampai SMP. Saat SMA kelas 2 barulah aku didiagnosa sebagai orang pengidap kleptomania.

Saat SD aku ingat sekali, sering mengalami tamparan, pukulan dan makian dari kedua orang tua ku. Pernah dicekik juga oleh ibuku karena dia beranggapan bahwa aku hanyalah anak pembawa sial. Aku selalu datang ke sekolah dalam keadaan mata bengkak dan memar seluruh tubuh. Bukan hanya kedua orang tua ku yang memukul, abangku juga sering kali memukulku dan menamparku. Mungkin malu dengan kondisi adiknya yang selalu mencuri barang orang lain.

Oh, aku juga pernah dibawa ke dukun karena orang tua ku percaya bahwa aku kerasukan sehingga aku mempunyai perilaku untuk mengambil barang orang lain. Dan dukun tersebut mengatakan bahwa ada setan dalam diri aku yang selalu memerintah aku untuk mengambil barang orang lain. Aku ingat sekali prosesnya, rambutku dijambak oleh dukun tersebut dan dia berbicara "keluar kau setan dari tubuh perempuan ini" aku menunduk dan ekspresiku hanyalah datar. Konyol menurutku. Semenjak saat itu, tiap kali aku mengambil barang orang dan ketahuan oleh orang tuaku, ayahku selalu bertanya "setannya yang suruh ambil ya?" dan aku menjawab "ya" lalu ayahku bertanya "mana setannya? kasih tunjuk" aku tidak tahu dan tidak lihat. Ayahku bertanya seperti itu sambil terus menamparku, menjambakku. Jika aku tidak jawab dengan jujur, dia akan mulai melepaskan tali pinggangnya lalu mulai menamparku dengan tali pinggangnya sampai ujung mulutku berdarah.

Barang yang pernah aku ambil yaitu penghapus, pensil, tempat pensil, kacamata, baju dan yang paling besar nominalnya yaitu uang. Pernah juga aku dituduh mengambil jam tangan temanku sewaktu SMA dan tidak terdapat bukti apapun tetapi mereka tetap menuduhku sehingga aku harus mengganti rugi harga jam tersebut. Lalu, saat aku kelas 5 sd aku pernah mengambil hp karyawan ayahku karena menurutku bentuknya lucu sehingga aku tertarik, dan ya, ketahuan oleh ayahku dan aku ditampar didepan karyawan ayahku. Karyawan ayahku sudah sering melihat aku mengalami kekerasan fisik yang dilakukan oleh kedua orang tua ku. Pernah suatu saat orang tua ku sudah lelah dengan sikapku dan mereka memanggil polisi untuk menangkapku, aku sampai mohon-mohon dan sujud dikaki polisi tersebut.

Jujur, aku malu bahwa aku mempunyai kelainan ini dan ditahun 2000-an kelainan ini masi awam untuk orang sekitar jadi mereka menyebutku pencuri. Padahal aku "mencuri" untuk merasakan sensasi mendebarkan tersebut.

Sewaktu SD, aku sangatlah benci kepada kedua orang tua ku dan pernah mempunyai pikiran untuk membunuh mereka karena menurutku mereka jahat kepadaku. Aku selalu beranggapan bahwa aku bisa begini karena mereka sendiri tidak pernah mengikuti mauku, aku hanya ingin seperti anak lain yang sewaktu SD dibelikan mainan ataupun majalah. Ibuku juga pernah membentakku dan berkata "lonte kau, anak pembawa sial. Nyesel punya anak kayak kau"

Pukulan demi pukulan selalu aku terima sampai tubuhku kebal akan rasa sakitnya. Perasaan ingin membunuh dan bunuh diri sudah aku miliki sejak kecil. Sejak aku kelas 5 SD. Pertama kali aku menyebutkan bahwa aku ingin bunuh diri, ayahku langsung membuat asuransi jiwa untukku saat itu. Memang mereka konyol. Dan aku masih tetap membenci mereka sampai sekarang belum bisa memaafkan mereka sampai sekarang.

Sudah dulu ya, nanti kita lanjut lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Half AliveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang