03. PAIN

110 17 0
                                    

-12 Februari 2018; pukul 13.35 KST.

Jeno dan Jaemin kini sedang berada di rooftop rumah sakit. Waktu semakin berjalan dan hubungan pertemanan mereka berduapun semakin dekat.

"Apakah kau tau arti bunga ini Jen?" tanya Jaemin dengan sebuah bucket bunga bewarna putih di genggamannya yang entah dia dapat dari siapa.

Lantas Jeno menggeleng.

"Bunga melati ini memiliki arti cinta yang manis." Jaemin tersenyum tipis, Jeno menganggukan kepalanya mengerti.

Ia baru mengetahui arti bunga itu.

"Aku sangat menyukai bunga ini. Bunganya cantik, ya?"

"Ya, seperti kamu." balas Jeno dengan nada yang pelan namun masih bisa terdengar samar-samar oleh Jaemin.

"A-apa?" Jaemin meragukan pendengarannya.

Jeno menggeleng lagi lalu tertawa.
"Bukan apa-apa."

"Dari mana kau mendapatkan bunga itu?" Jeno berusaha mengalihkan topik.

"Dari adikku, Jisung."

"Aku baru tau, ternyata kau mempunyai adik."

Jaemin merubah mukanya menjadi muka masam.

"Lain kali, aku ingin Jeno yang membawakan bunga ini untukku!" Seru Jaemin.

Jeno mengangguk.

"Setelah kita sembuh bersama-sama, aku janji akan memberikan bunga melati itu untukmu." tangan Jeno terangkat mengelus surai lembut Jaemin. Ia tersenyum, senyumannya begitu hangat.

Membuat Jaemin merasa seperti berada dirumah.

Rumah yang sebenarnya...

Sementara itu di sisi lain Jeno sedikit terkejut, rambut Jaemin sedikit rontok tertinggal di tangannya. Padahal Jeno mengelus hanya mengelus rambut Jaemin.

Ia membuang pikiran yang tidak-tidak tentang Jaemin.

Tapi hatinya tetap merasa janggal.

Jeno melamun, netranya tak lepas dari pandangan rambut Jaemin yang tertinggal dari tangannya.

"Kita sembuh bersama ya! Janji?!" jari kelingking mungil Jaemin terpampang di depan wajah Jeno.

Lamunan Jeno seketika buyar mendengar seruan Jaemin

"Janji." timpal Jeno setelah menautkan jari kelingkingnya bersama Jaemin.

Jeno tertawa lagi, hei ini terlalu kekanak-kanakan! Haha!

Walaupun sampai saat ini Jeno masih belum tau penyakit apa yang diderita oleh Jaemin, tapi ia meyakinkan bahwa mereka akan sembuh bersama.

Pasti na, aku pasti akan memberikan bunga melati sebanyak yang kau mau.

Entah hanya perasaan Jeno saja, tapi Jeno hari ini merasa tak tenang...

Rasanya...

Ia benar-benar takut untuk kehilangan.

Ting!

Jeno menghidupkan ponselnya, melihat notifikasi yang baru saja muncul pada layar itu.

Jeno menghidupkan ponselnya, melihat notifikasi yang baru saja muncul pada layar itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno memutar kedua bola matanya malas, mengabaikan pesan dari ayahnya itu. Lalu menekan tombol block.

Ayah macam apa itu? Tega berkata kasar pada anaknya sendiri. Jaemin membatin terdiam melihat pesan pada layar smartphone Jeno.

EPHEMERAL | 𝐍𝐎𝐌𝐈𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang