Jeno dan Jaemin kini sedang berada di rooftop rumah sakit. Waktu semakin berjalan dan hubungan pertemanan mereka berduapun semakin dekat.
"Apakah kau tau arti bunga ini Jen?" tanya Jaemin dengan sebuah bucket bunga bewarna putih di genggamannya yang entah dia dapat dari siapa.
Lantas Jeno menggeleng.
"Bunga melati ini memiliki arti cinta yang manis." Jaemin tersenyum tipis, Jeno menganggukan kepalanya mengerti.
Ia baru mengetahui arti bunga itu.
"Aku sangat menyukai bunga ini. Bunganya cantik, ya?"
"Ya, seperti kamu." balas Jeno dengan nada yang pelan namun masih bisa terdengar samar-samar oleh Jaemin.
"A-apa?" Jaemin meragukan pendengarannya.
Jeno menggeleng lagi lalu tertawa. "Bukan apa-apa."
"Dari mana kau mendapatkan bunga itu?" Jeno berusaha mengalihkan topik.
"Dari adikku, Jisung."
"Aku baru tau, ternyata kau mempunyai adik."
Jaemin merubah mukanya menjadi muka masam.
"Lain kali, aku ingin Jeno yang membawakan bunga ini untukku!" Seru Jaemin.
Jeno mengangguk.
"Setelah kita sembuh bersama-sama, aku janji akan memberikan bunga melati itu untukmu." tangan Jeno terangkat mengelus surai lembut Jaemin. Ia tersenyum, senyumannya begitu hangat.
Membuat Jaemin merasa seperti berada dirumah.
Rumah yang sebenarnya...
Sementara itu di sisi lain Jeno sedikit terkejut, rambut Jaemin sedikit rontok tertinggal di tangannya. Padahal Jeno mengelus hanya mengelus rambut Jaemin.
Ia membuang pikiran yang tidak-tidak tentang Jaemin.
Tapi hatinya tetap merasa janggal.
Jeno melamun, netranya tak lepas dari pandangan rambut Jaemin yang tertinggal dari tangannya.
"Kita sembuh bersama ya! Janji?!" jari kelingking mungil Jaemin terpampang di depan wajah Jeno.