Photo Shoot (PREVIEW)

5.5K 25 3
                                    

Photo Shoot, kegiatan di mana para model cantik maupun tampan berpose sebaik mungkin di depan kamera yang tertuju pada mereka. Para fotografer memberikan instruksi kepada mereka agar posenya sesuai seperti yang diinginkan.

Tidak jarang juga fotografer memberikan instruksi yang tidak masuk akal dan tidak senonoh. Meminta model untuk mengangkat tangan agar ketiaknya terlihat, menyuruh model yang memiliki payudara besar untuk meloncat agar dapat melihat gunung kembar bergetar dan terkadang kalau sedang beruntung bisa meminta mereka untuk memakai pakaian yang sudah disiapkan agar tubuh mereka lebih terekspos.

Aku bisa tau semua itu karena aku adalah pelakunya. Hanya dengan cara inilah aku bisa memenuhi hasrat seksual ku yang jarang bisa ku salurkan. Menggunakan hasil fotoku untuk bahan masturbasi nantinya.

Hari ini pun aku bersiap melakukan hal yang sama, aku menyiapkan beberapa set bikini untuk digunakan oleh model ku nanti. Tinggal mencari cara saja agar mereka bisa ku tipu sampai mau memakai bikini yang ku bawa.

Setelah sampai di studio, aku segera menyiapkan seluruh perlengkapan foto lalu menunggu para model ku datang. Kalau dari data yang dikirimkan padaku, model yang harus ku foto hari ini adalah dua orang gadis yang baru akan debut menjadi artis beberapa Minggu lagi.

"Eh Yo, udah lama nunggunya?" Tanya seseorang yang baru memasuki studio.

"Dimas? Nggak kok, ini aja gw masih siap-siap." Jawabku menghampirinya.

Dimas adalah temanku semasa kuliah dulu, ia yang sekarang bekerja sebagai manajer artis inilah yang menawarkan job photo shoot hari ini.

"Kenalin nih model lo hari ini." Ucapnya memperkenalkan kedua gadis yang datang bersamanya.

"Hai kak, aku Chika." Ucapnya mengajakku berjabat tangan.

"Aryo." Ucapku menyambut tangannya.

"Aku Zee kak." Ucap gadis yang satunya.

"Aryo." Ucapku sambil tersenyum.

"Kalian siap-siap aja dulu ya." Ucap Dimas meminta kedua gadis itu.

"Oke kak." Ucap Chika dan Zee.

Setelah kedua gadis itu pergi untuk bersiap, aku kembali menyiapkan perlengkapan dan Dimas ikut membantuku.

"Dapet dari mana lo anak gadis cakep cakep gitu?" Tanyaku.

"Dari kampus." Jawab Dimas.

"Kampus? Kampus kita?" Tanyaku.

"Iya, mereka kuliah di sana juga." Jawab Dimas.

"Waah rugi banget ya kita udah lulus." Ucapku.

"Hahhaha gapapalah, yang penting kan masih bisa ketemu meski bukan di kampus." Ucap Dimas.

"Itu mah lu, gw mah abis ini nggak bakal bisa liat mereka lagi." Ucapku.

"Tenang aja, ntar kalo ada photo shoot lagi gw pasti langsung ke lo kok." Ucapnya.

"Mantaap, lo emang temen terbaik gw." Ucapku menepuk bahunya.

Dimas tau dengan kebiasaan busukku sebagai fotografer, dari jaman kuliah dulu dia sudah hapal betul kalau aku memilih profesi ini hanya agar bisa melancarkan niat busukku. Dan sudah dari dulu juga ia sering membantu dalam aksi-aksi busuk itu. Oh iya, Dimas itu gay, jadi dia hanya membantu dan tidak ikut menikmati hasilnya seperti aku.

"Mereka udah lo brief kan?" Tanyaku.

"Udah, ntar foto yang beneran dulu, abis itu lo bisa sepik sepik dikit biar mereka mau." Jawab Dimas mengerti apa maksudku.

"Siplah kalo gitu." Ucapku.

"Gw panggil mereka dulu ya." Ucap Dimas pergi memanggil kedua gadis tadi.

SPECIAL STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang