OO3. Let's Having Fun in Adalas

16 15 0
                                    

Happy reading!































2 bulan lamanya Yohan menjalani pemulihan. Tulang kering pada kaki kirinya adalah bagian terparah, meski sudah mulai membaik, tetapi jika dibuat berjalan dia masih merasakan nyerinya. Tak lagi dia mencari masalah jika nasibnya seperti ini.



Karena Y/n telah membuat informasi jika dia telah gugur dalam misinya, dia harus lebih berhati-hati. Orang-orang suruhan bosnya yang dulu itu tersebar disegala penjuru negeri. Mau di mana pun dia bersembunyi, pasti nanti akan ketahuan.



Lingkungannya sekarang ini lebih berbahaya dari sebelumnya.



Walaupun begitu, baginya berada dalam lingkungan orang-orang seperti Y/n itu tidak terlalu buruk. Dia baru merasakan kehangatan keluarga yang sesungguhnya meski tak sedarah. Saling bahu-membahu, saling melengkapi, dan tentunya tidak menjatuhkan sama lain.



Beda jauh dengan lingkungan kerjanya dulu. Apalagi rivalnya-Leonardo Micheal atau yang akrab dipanggil Mike itu. Orang yang keras dan begitu egois.



Oke. Itu hanya masalalu. Yang terpenting sekarang hidupnya telah berubah. Meski jalan yang dia pilih salah dan tak ada tanda-tanda hal buruk yang akan terjadi, alhasil dia masih merasa baik-baik saja. Tak tau bagaimana mana kedepannya nanti.



Hari ini Yohan diantar oleh Sam dan Geo ke Osebert. Kebetulan mereka berdua ada urusan di sana, sedangkan Yohan sudah tak sabar menjenguk adik-adiknya yang dia tinggal hampir 3 bulan lamanya.



Sedangkan di markas Akhlis hanya ada Hansen dan Rensi.



"Kita akan pergi ke Adalas..." kata Hansen.



"Hah? Mendadak sekali."



"Joel ditahan, itulah mengapa mendadak."



Beo Rensi. "Joel ditahan...



hah?! Bagaimana bisa?!!"



"Biasa..."



"Keroyokan pasti?" Hansen mengangguk. "Mereka selalu melawan dalam jumlah yang banyak, karna takut. Huh- kinda sissy asshole."



"Y/n sudah tau?"



Hansen mendecak. "Bahkan dia tau lebih dulu," ujarnya seraya terkekeh pelan.



"Kita semua akan pergi?"



Hansen menghedikkan bahunya. "Dunno."



"Tapi Hein akan pergi ke Adalas juga..."



Rensi menyandarkan punggungnya pada kursi. "Adalas adalah tempat yang menarik."



Ting!



Laptop Hansen muncul sebuah notifikasi. "Y/n mengirim sebuah pesan suara."



"Dimajukan, pukul 9 malam nanti. Aku tunggu di pelabuhan."



Hansen dan Rensi saling menatap. "Waktunya bersenang-senang," ujar mereka berdua dengan kompak.































To be continue.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Abyss: Play a LittleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang