4. KENANGAN MENYAKITKAN

3 1 0
                                    

HAPPY READING GUYS~

Tanpa terasa sudah berjam-jam Selena duduk melamun di taman belakang sekolah. Ia memilih membolos jam pelajaran kedua dan berniat kembali saat bel pulang berbunyi. Pikirannya sedang kacau. Bagaimana mungkin dirinya yang selalu mendapat peringkat terbaik dikeluarkan dari kelas khusus? Apakah karena kecelakaan itu dia menjadi bodoh?

Selena kembali teringat pada kedua orang tuanya dan Sean. Apakah mereka masih menganggap Selena bagian dari keluarga mereka? Karena yang Selena ingat, setiap kali mereka bertemu, ayah dan bundanya akan menanyakan rata-rata nilai. Mereka akan tersenyum kecil jika rata-rata nilai Selena meningkat. Dan sebaliknya, mereka akan sangat marah ketika tau nilai Slena turun. Meskipun hanya turun satu digit.

Hanya satu.

Tapi sekarang? Selena dikeluarkan dai kelas khusus. Apa yang akan terjadi padanya? Orang tuanya pasti sangat marah. Pasti.

Selena menghembuskan nafas pelan dan kembali melamun. Matanya sedikit berair.

"Ngapain Sel disini?"

Suara berat cowok mengagetkan Selena. Selena segera tersenyum kecil ketika tau cowok itu adalah Arka.

"Bolos kak." Jawab Selena tanpa melihat ke arah Arka. Senyumnya menghilang. Sedangkan Arka hanya ber O-ria dan duduk di sebelah Selena.

Selena memang memanggil Arka dan Sean dengan embel-embel 'Kak' karena mereka lebih tua satu tahun darinya. Dan Selena menggunakan kata aku-kamu pada orang-orang terdekatnya, seperti Sean, Arka, ataupun Tiara. Oiya, tidak satupun teman-teman selena tau bahwa Arka adalah saudara laki-lakinya. Arka yang meminta, entah apa alasannya.

"A- aku di keluarin dari kelas khusus kak," Suara Selena bergetar ketika mengatakan itu.

"HAH?"

"Aku dikeluarin dari kelas khusus kak, hiks.. hiks.." Selena menangis air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya tumpah. Selena tertunduk, membiarkan rambut panjangnya menutupi wajahnya yang kacau.

"Aku takut ayah sama bunda marah kak, mereka pasti kecewa banget, hiks.. hiks.. Aku takut.." Selena terisak.

Arka turut merasakan ketakutan yang Selena alami. Arka membawa selena ke dalam dekapannya, menenangkan sekaligus menguatkan. Jujur, Arka juga merasa sangat sedih dan takut. Entah apa yang akan dilakukan kedua orangtua Selena nanti ketika mereka tau Selena dikeluarkan dari kelas khusus. Pasalnya, tahun lalu, saat nilai-rata-rata Selena turun satu digit, ayah Selena sampai menampar Selena. Arka melihat kejadian itu dengan mata kepalanya sendiri karena dia yang mengantar Selena pulang saat itu.

"Sstt.. ngakpapa, nanti aku yang nemenin ya," Kata Arka pelan, satu tangannya terulur membelai lembut rambut Selena.

"Hiks.. hiks.. makasih kak," Selena balas memeluk Arka.

Arka tersenyum kecil. Entah kenapa sebuah rasa aneh muncul dalam hati kecilnya. Arka ingin lebih dari sekedar kakak bagi Selena.

Tanpa mereka sadari, seorang perempuan berrambut sebahu memperhatikan mereka dengan tatapan benci. Dia adalah Tiara.

"Lo jahat Sel!" Katanya sambil berlalu pergi.

***

Malam harinya Selena duduk sendirian di balkon kamarnya. Melamun. Selena tidak mempedulikan udara dingin, juga tiupan angin yang menggerakkan rabut indahnya yang dibiarkan tergerai. Selena merasa terpukul, belum bisa menerima semua ini yang menurutnya terjadi begitu cepat. Bahkan, Selena belum memberi tau Sean jika dirinya dikeluarkan dari kelas khusus. Selena yakin Sean tidak akan marah. Kakaknya itu sangat menyayanginya. Tapi ayah dan bundanya?

SELENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang