5. PERGI

7 1 0
                                    

:)

Selena berjalan menunduk menuju ruang guru untuk menemui Bu Evi yang merupakan wali kelas barunya. Pikirannya kacau. Selena merasa bersalah karena belum memberitahu Sean kalau ia dipindahkan ke kelas reguler. Selena tau Sean tidak akan marah, tapi mungkin Sean akan sangat kecewa. Selena menghembuskan nafas pelan lalu melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Masih pukul enam empat puluh, masih ada waktu.

Selena memperhatikan sekitar, terdapat beberapa siswi yang meliriknya dengan tatapan meremehkan. Satu dau berbisik-bisik. Selena mencoba menghiraukannya, dan bergegas ke kelas Sean.

Selena membalik tubuhnya, hendak berjalan ke kelas Sean untuk memberitahukan jika ia dipindahkan ke kelas reguler. Selena mengepalkan tangannya. Tidak boleh ada rahasia, Selena harus berkata jujur pada Sean.

Sayangnya baru dua langkah berjalan, ponsel di tangan Selena bergetar. Tak hanya sekali. Ponsel Selena bergetar tiga kali, menandakan ada tiga notifikasi masuk. Selena segera membukanya, mungkin penting, pikirnya.

Ternyata notifikasi yang masuk terus berdatangan. Selena membaca cepat notifikasi itu. Matanya membulat sempurna ketika ia membuka akun instagram sekolahnya.

"Sshh.." Selena merintih ketika tiba-tiba kepalanya terasa sangat pusing sekaligus nyeri. Tapi Selena tidak menghiraukannya, ia tetap membuka ponselnya mengecek notifikasi.

Sebuah foto hasil ulangan Selena kemarin tersebar luas di akun instagram sekolah. Tidak ada caption di bawahnya. Meski hanya foto, komentar-komentar mulai berdatangan dan memention akun instagram Slena.

Bagaimana mungkin?

Selena sempat membaca beberapa komentar pedas dari murid-murid sekolahnya.

"Ternyata Selena bodoh guys!"

"Bisa-bisanya nilai jelek masuk kelas khusus!"

"Nggak ada pinter-pinternya ternyata!"

"Bayar berapa tuh bisa masuk kelas khusus?"

"Dasar nggak punya otak!"

Selena terpaku, tubuhnya lemas seketika, matanya mulai berair.

"SELENA BODOH!"

"SELENA BODOH!"

"JADI CEWE JANGAN SOK KECAKEPAN!"

"TAU TUH! BEGO KAN JADINYA!"

Beberapa siswi meneriaki selena dari lantai dua membuatnya semakin hancur. Selena merasa sangat malu. Harga dirinya benar-benar hancur.

Tiba-tiba, seseorang menarik tangan Selena dan langusng membawanya ke parkiran. Selena yang masih bingung sekaligus kaget hanya bisa mengikutinya. Selena tidak peduli. Pikirannya betambah kacau. Harga dirinya anjlok seketika. Selena merasa sangat malu dan akhirnya menangis.

Selena terus mengikuti orang itu hingga berhenti di sebuah mobil yang tak lain adalah mobil Sean. Begitu pintu mobil dibuka, Selena segera masuk. Disusul orang itu yang tak lain adalah Sean, kakaknya.

Tak berselang lama, Sean segera memacu mobil sport hitam miliknya meninggalkan sekolah. Selena masih menangis tanpa suara. Kepalanya menunduk, menyembunyikan wajah sedihnya. Sedangkan Sean hanya diam menahan marah. Tangannya mencengkram erat kemudi membuat urat-urat di tangannya terlihat tegang, tapi tetap matanya fokus mengemudi.

Satu jam kemudian, mobil yang dikemudikan Sean berhenti di tepi jalan yang sepi, jauh dari berisiknya suara kendaraan ibu kota. Pohon-pohon tinggi berbaris rapi di sisi jalan. Sean segera mematikan mesin dan membuka jendela mobil. Udara sejuk, dan angin sepoi-sepoi membuat suasana lebih rileks.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SELENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang