CHILDHOOD •1

29 10 3
                                    

ʜᴇʟʟᴏ ʀᴇᴀᴅᴇʀꜱ🥰
ꜱᴇʙᴇʟᴜᴍɴʏᴀ ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴠᴏᴛᴇ, ᴄᴏᴍᴍᴇɴᴛ, & ꜰᴏʟʟᴏᴡ, ᴏᴋᴇ!❣️
ʜᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ

✿✿✿

"BU... REHAN SEMBUNYI DISINII"
Teriak seorang gadis kecil yang masih duduk di kelas 3 SD, memanggil gurunya ketika akhirnya Ia menemukan orang yang tengah kabur dari suntik massal yang diadakan di sekolahnya.

Setelah mencari kesana-kesini, Putri akhirnya menemukan teman yang namanya tertera setelah Ia di catatan absen. Namanya Raihan Faressta Haedar, Ia yang sekarang sedang bersembunyi di bawah salah satu meja didalam kelas.

"Ish, Putriii. Shhttt" Bisik kesal sang bocah laki-laki yang tengah bersembunyi tersebut.

"Ih kok nangis?, IH REHAN NANGIS BUU" teriak kembali si gadis kecil tersebut ketika Ia melihat ada air mata di pipi temannya itu.
"BU GURUU REHAN- mphh..."

"Diem Putriiiii..." Rengeknya menutup mulut teman perempuannya itu yang semakin kencang berteriak memanggil gurunya.
Namun usahanya untuk bersembunyi dari suntikan pun sia-sia, karena ternyata guru yang sedari tadi mencarinya sudah ada di depannya.

"Ya ampun, Raihan... ternyata kamu ada di sini. Ibu cariin kamu lho dari tadi" Kesal Bu Dian seseorang yang menjadi wali kelas Raihan dan Putri di sekolahnya.

"Bu, Rehan gak usah di suntik aja ya, Bu" rengek Raihan memeluk kaki meja yang ada di depannya.

"Lho, kenapa Raihan?, Suntik ini wajib supaya kamu sehat, Raihan takut ya?" Tanya Bu Dian yang dijawab dengan anggukan kepala dari bocah laki-laki yang sekarang sudah terdapat ingus karena tangisnya.

"Ihh.. Rehan kok takut sihh, aku aja udah di suntik lho, nih liat" dengan bangganya Putri memamerkan kapas yang tertempel di tangan tempat bekas di suntik tadi.
"Nggak sakit kok, cuman kaya di gigit gajah ajaa" Ucapnya disusul dengan tertawa, namun lain dengan Raihan yang malah semakin kencang menangis karena ucapannya.

"Gak mau pokoknya gak mau di suntik"

"Haduh... Putri kok malah bikin Raihan makin takut sih" ucap Bu Dian mencubit pipi Putri yang membuat Putri semakin tertawa.

"Ya abisnya kok laki-laki takut di suntik sih kan harusnya laki-laki tuh kuat dan pemberani" goda kembali sang Putri yang dibalas dengan tatapan tajam dari temannya yang masih terisak-isak dengan tangisnya itu.

"Bu Dian. Di kantor ada orang tua murid yang sudah menunggu, Bu" panggil Bu Rika yang menjadi guru IPA Putri dan Raihan di kelas, Ia yang memanggil Bu Dian rekan mengajarnya itu di depan kelas membuat Bu Dian, Putri, dan Raihan sontak menoleh kepadanya.

"Oh iya saya lupa lagi ada kunjungan orang tua murid, duh makasih ya Bu Rika sebentar lagi saya kesana" jawab Bu Dian yang dibalas dengan senyum dan disusul dengan anggukan kepala dari Bu Rika, Ia pun segera keluar dari kelas.
"Raihan, kamu cepat ke ruang UKS gih dokternya udah nungguin lho dari tadi tuh kasian" ucapnya kembali membujuk Raihan.

"Ya udah suruh pulang aja dokternya, Raihan kan gak mau di suntik, Bu" jawab bocah laki-laki yang semakin mempererat pelukannya ke kaki meja itu.

"Ih Rehan gimana sih. Bu, udah Ibu pergi aja deh gak apa-apa biar Rehan, aku yang urus" ucap Putri dengan tangan yang melingkar di pundak Raihan dan senyum lebarnya.

"Oh gitu, oke deh Ibu percaya Putri pasti bisa bikin Raihan berani di suntik. Ya sudah kalo gitu Ibu ke kantor guru dulu ya, kalo ada apa-apa cari Ibu ada disana" jawab Bu Dian mengusap kepala kedua bocah di depannya.

"Siap, Bu" jawab Putri dengan tangan yang ada di dahi untuk memberi hormat kepada gurunya itu. Bu Dian hanya tersenyum dan akhirnya meninggalkan mereka di kelas.
"Ayo Rehan..." Dengan sekuat tenaga Putri menarik tangan Raihan supaya terlepas dari pelukannya dengan kaki meja.

"Kamu tuh apa sih gak usah maksa kan aku gak mau" bentak Raihan menepis genggaman tangan Putri dari tangannya.

"Terus Rehan maunya apa?"

"Mau pulang" jawabnya mengerucutkan bibir karena kesal terus menerus di paksa untuk di suntik.

"Ya udah kalo gitu ayo pulang"

"Beneran?" Tanya Raihan membulatkan mata senang akhirnya kemauannya di turuti.

"Iya beneran. Tapii... Emmm" ucap Putri mengedarkan pandangannya ke sekitar untuk mencari sesuatu. Tak lama Putri mencari akhirnya Ia berhasil menemukan benda yang dicari itu.

"Buat apa itu, Put?" Tanya Raihan ketika melihat Putri membawa mahkota hasil prakarya yang terbuat dari kain flanel dengan tali di belakangnya.

"Buat apa itu, Put?" Tanya Raihan ketika melihat Putri membawa mahkota hasil prakarya yang terbuat dari kain flanel dengan tali di belakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌼🌼🌼

~Childhood •1 done~

Hallo guys🥰. Sebelumnya, terimakasih ya sudah mampir dan baca cerita akuu. Perkenalkan aku Pucis (dibaca 'pucis' ya bukan 'pukis' karena itu makanan☺️). Cerita ini adalah tulisan pertama akuu xixi semoga kalian semua suka yaa❤️

Disini masih awalan jadi yang manis-manis dulu aja yaaa🥰
Alias diawali dengan keributan Raihan yang takut di suntik WKWKWK
BTW mahkota yang Putri temuin itu untuk apa ya?, Hmmm Pucis jadi penasaran deh, kalian penasaran juga ga? Komen yaaa👉🏻

Gimana nih kesan dan pesan untuk tulisan pertama akuu?:')
Kritik dan saran di terima yaa supaya aku bisa lebih baik lagi kedepannya^^
Jangan lupa klik bintangnya biar aku lebih semangat buat lanjutin ceritanyaa ❣️

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER GUYS^^

Salam hangat,
-Pucis-

PUTRI BUNGSUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang