Gadis itu membuka matanya, tersadar kala dia mendengar suara gemuruh air sungai yang sangat deras. Entah sejak kapan dia terbaring disana. Dia merasa sangat kedinginan, dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Wajah yang kini di penuhi lebam, rambutnya yang cantik kini menjadi sangat kusut, gaun yang ia kenakan compang-camping serta dipenuhi oleh lumpur dan darah.
Ketika sinar matahari mengenai wajahnya yang kacau, dia menatap ke langit. Dia sadar bahwa hari telah berganti pagi.
"Apakah aku selamat?" Ucapnya dengan suara yang begitu tipis.
Terdiam beberapa saat, mengingat kejadian mengerikan malam itu kala dirinya hampir mati. Jatuh dari ketinggian yang begitu mengerikan. Dia bahkan tak tahu mengapa dirinya masih hidup.
"Apakah Tuhan mempermainkan hidupku?" Ucapnya dengan parau.
"Mengapa semua cobaan ini engkau berikan?. Mengapa kau masih membuatku hidup?. Masih kurang kah engkau membuat aku sakit dan menderita?" Dia bergumam, mengeluarkan keluh kesahnya akan hidup yang ia terima.
Gadis itu mulai menangis, mengeluarkan kesedihan dengan tetesan air matanya. Mengingat kembali peristiwa yang menimpanya, begitu menyakitkan.
Setelah menangis cukup lama, dia mencoba untuk bangkit, meski seluruh tubuhnya dipenuhi rasa sakit yang luar biasa. Mencoba berdiri meski kakinya gemetar, dia sadar bahwa tangan kanannya juga patah, bahkan kaki kirinya pun patah.
Sambil menyeret tubuhnya, gadis itu terus berjalan, entah kemana tujuan dia saat ini, dia bahkan tak tahu dirinya berada dimana.
Dengan lunglai, dia terus berjalan. Hingga, dia pun menemukan sebuah Gua kecil dan memutuskan untuk beristirahat didalam Gua itu.
Masuk lebih dalam ke Gua itu untuk membuat dirinya aman dari serangan monster ganas di luar sana. Dengan gelapnya Gua, dia terus menyeret tubuhnya sambil memegangi dinding Gua sebagai sandaran.
Dan..
Entah apa yang terjadi, dia kembali terjatuh. Bukan jatuh karena tersandung, melainkan jatuh kedalam celah Gua yang gelap dan dalam.
Kejadian sebelumnya kembali menimpa dirinya.
"Sepertinya memang inilah takdir ku" Gumamnya dengan suara yang sudah pasrah.
Krashhhh...
"Akh..." Teriaknya.
Dia membuka mata, merasa bahwa itu tidaklah sakit. Dia merasa telah jatuh di atas sesuatu yang begitu lembut dan harum.
Membuka matanya.
Ternyata tubuhnya telah mendarat dan terhempas di atas sebuah tumpukan bunga yang begitu tebal. Dia juga merasa bahwa di dalam gua itu terasa begitu terang, bahkan ketika dia melihat ke atas, dia bisa melihat sebuah langit cerah disana.
Apa yang terjadi? Adalah apa yang gadis itu tanyakan pada dirinya sendiri.
Yang sebelumnya ia bayangkan adalah kematian. Tapi ada apa ini?.
Melihat sekeliling dengan perasaan heran, hingga dia pun membolakan matanya karena terkejut dengan apa yang dia lihat. Pemandangan di depan matanya adalah sesuatu yang begitu menakjubkan.
Sebuah taman bungan yang begitu luas dan indah terekam jelas oleh matanya.
"Cantik~" Ucap dengan kagum.
Bangkit dari tumpukan bunga itu, dia kembali berjalan untuk memastikan lingkungan disekitarnya.
"Apakah ini surga? Apakah aku benar-benar telah mati?" Pikirnya.
"Akh..." Kembali dia merasa sakit di tubuhnya yang artinya dia tidaklah mati ataupun berhalusinasi.
Ini adalah sebuah kenyataan, bukan sebatas fatamorgana yang ada di benaknya.
"Dimana aku?" Pikirnya.
"Bukankah seharusnya aku jatuh di dalam Gua? Dan tempat apa ini?" Sambungannya pada dirinya sendiri.
"Hallo?!!! Apakah ada orang?" Dia berteriak, meski suaranya begitu kecil.
Namun tak ada jawaban, tempat indah itu begitu sunyi. Dia pun terkejut dengan pemikirannya kala ia sadar bahwa mungkin ini adalah sebuah jebakan. Atau mungkin ilusi yang di buat oleh individu tertentu.
Menepis pemikiran negatifnya, dia mulai kembali menyeret tubuhnya, entah sejak kapan dia berjalan, dia juga tak memperhatikan berapa lama ia menyusuri taman bunga itu, dan dia tidak menemukan siapapun.
Hingga dia pun melihat sebuah cahaya terang yang sangat tipis. Gadis itu mengikuti instingnya, menuju ke tengah-tengah taman bunga itu dengan rasa penasaran.
Semakin dekat dengan tujuannya, dia melihat sekelompok kupu-kupu kecil yang beterbangan di sekitarnya. Ini adalah sesuatu yang sangat mustahil baginya.
Padahal dia sebelumnya tidak menemukan mahluk hidup apapun, namun tiba-tiba dia melihat sekelompok kupu-kupu? Apakah ini sebuah permainan?.
Meski dipenuhi dengan jutaan pertanyaan di dalam dirinya, dia memberanikan diri untuk terus mendekati kupu-kupu di hadapannya.
Dia pun akhirnya mencapai lokasi di tengah-tengah taman bunga itu, cahaya tipis sebelumnya tidak menunjukkan tanda-tanda apapun, itu hanyalah pancaran dari sayap kupu-kupu yang berterbangan.
Salah satu kupu-kupu hinggap di jarinya membuat gadis itu tersenyum.
"Cantik" Gumamnya.
*Ding!!!
[Individu (...) telah memenuhi persyaratan yang telah di tetapkan sang Pencipta Dunia. Memulai untuk Operasi...]
[Sang Pencipta (...) telah memenuhi batas yang ditetapkan. Operasi telah dilakukan, Berhasil]
[....]
Seketika gadis itu terkejut, dia bahkan sampai tersungkur hingga pantatnya menyentuh tanah.
"A-apa yang terjadi?" Ucapnya dengan perasaan takut, tubuhnya bahkan sampai gemetar karena mendengar suara langit yang sangat tiba-tiba tersebut.
Suara itu terus terdengar dengan kosa kata yang begitu aneh dan membingungkan untuk dirinya pahami.
Dia tidak pernah mendengar sesuatu seperti ini sebelumnya. Suara yang muncul di atas langit telah membuatnya kembali dalam ketakutan.
Dia berfikir, apakah dirinya akan di adili oleh Tuhan? Apakah karena sebelumnya dia telah mengeluh pada Tuhan tentang hidupnya? Apakah akhirnya dia akan bertemu Tuhan? Atau apakah dia akan dijatuhi hukuman oleh Tuhan karena berada di sini?
Banyak pertanyaan di benaknya, dia merasa takut. Tubuhnya gemetar hingga dia bahkan tak dapat mengangkat satu jari pun.
...
...
..."Siapa kau?" (¿)
Hingga sebuah suara yang begitu dingin terdengar di belakangnya, membuat dirinya melebarkan mata dan membeku ditempanya.
To be continued...
Apa kabar? Kangen gak sama fanfic yang udah 2 tahun mati ini.. awkwkw
KAMU SEDANG MEMBACA
BEGINNING ART - That Time I Got Reincarnated as a Slime
Fantasy[TENSURA STORY] Dia terbangun dan mendapati dirinya di dunia yang telah berubah. Author : @wibunesia