5 Syarat Bermaksiat

142 114 49
                                    

Bissmillah ....
Awali semua dengan do'a yah sob.
Selamat menikmati alurnya. Jangan lupa vote dan komenya. 😍🙏

 😍🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

K. H Muhammad kembali tersenyum. Beliau memasukkan tangan ke dalam saku dan mengeluarkan sebuah korek. Kemudian, beliau melemparkan korek itu pada Bagaskara. Refleks Bagaskara menangkapnya.

"Bagas ingin lupa rasa sakit hati dan kecewa?" tanya K. H Muhammad.

Bagaskara hanya mengangguk sambil menatap tajam.

"Bertaubatlah dan tinggalkan maksiat. Kalau Bagad tidak mau bertaubat dan ingin terus bermaksiat, Bagas harus dapat penuhi 5 syarat."

"Syarat?"

"Syarat pertama, jika Bagas ingin bermaksiat. Silahkan bermaksiat, tapi jangan bermaksiat di atas bumi Allah. Kedua, Bagas tidak boleh makan dari rizki Allah. Ketiga, bermaksiatlah di tempat yang Allah tidak bisa melihat Bagas. Keempat, ketika malaikat datang untuk mencabut nyawa Bagas, maka Bagas harus bisa menunda dan berkata 'tunggu dulu'. Dan kelima, ketika penjaga neraka menyeret Bagas ke neraka jahannam, maka Bagas harus bisa menolak dan pergi ke surga."

Bagaskara membisu sambil memegang korek. "Coba Bagas nyalakan korek itu dan arahkan ke telapak tangan Bagas."

"Jangankan aku. Anak kecil aja pasti gak mau! Itu panas."

"Wahai anakku ... itu baru api kecil dari korek. Bagaimana dengan panasnya api neraka? Bertaubatlah. Dekati Allah. Perbaiki hubungan dengan Allah. Ana jamin, dengan cepat rasa sakit hati dan kecewa hilang."

Bagaskara memutuskan untuk pergi kembali ke saung. Mendadak Dira muncul dan dengan sengaja menabrakan dirinya pada Bagaskara hingga terjatuh.

"Tolongin ana," pinta Dira.

Bagaskara hanya melihatnya sekilas dan beranjak. Setibanya di depan saung, Bagaskara masuk dan menutup pintu. Bagaskara meletakkan bola dan gitarnya di sudut ruangan.

***

Ucapan K. H Muhammad begitu terngiang-ngiang di kupingnya. Usai membersihkan diri, segera Bagaskara pergi ke masjid untuk sholat dhuha berjamaah.

Bagaskaranmengambil shaf bagian belakang di pinggir tembok. Kemudian, Wahid datang menghampirinya.

"Shaf depan masih kosong. Diisi dulu," titahnya.

Bagaskara tak berkata-kata dan langsung pindah ke depan.

"Bagas silahkan jadi imam," ujar K. H Muhammad pada Bagaskara yang baru saja hendak duduk di shaf depan.

KARA - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang