Chapter 2 | You'll regret it

2.1K 284 114
                                    

Dengan pelan dan hati-hati Haruto membuka pintu kamar mereka. Haruto tersenyum saat melihat sang suami tengah tertidur dengan pulas di atas ranjang, ia menggerakan kursi rodanya hingga berada di hadapan Jihoon.

“Kau tampan, pintar, juga berpendidikan. Aku sadar, aku bukanlah istri yang sempurna untukmu”

Haruto berdehem pelan saat menahan sesak didalam dadanya hingga membuat suara pemuda manis itu terdengar parau. Haruto hendak menarik tangannya dari atas kepala Jihoon namun terhenti saat sebuah tangan kekar menarik tangannya kembali dengan pelan.

“Jangan berhenti”

Sadar atau tidak, Jihoon mengusap pelan tangan istrinya lalu memiringkan posisi tidurnya hingga menghadap Haruto walaupun mata elangnya masih tertutup.

“Kepalaku pusing, usapan darimu membuatku merasa lebih baik”

Haruto seketika mengukir senyum manis yang ia punya. Setidaknya, Jihoon masih bisa menyadari keberadaannya meskipun dengan cara sesederhana ini.

.
.
—☆
.
.

Jihoon meregangkan otot-otot tangannya ketika terasa kebas, ia membuka mata pelan lalu tersentak saat melihat Haruto tertidur disampingnya dengan satu tangan yang masih berada diatas kepalanya dengan punggung yang sedikit membungkuk.

Jihoon meringis melihat keadaan tidur Haruto. Ia menaruh tangannya ditengkuk dan lutut Haruto tanpa membuat  pemuda manis itu terganggu. Jihoon tersenyum simpul tanpa sadar saat melihat Haruto berbaring diranjang dengan posisi yang lebih nyaman, tak lama Haruto menggeser sedikit posisi tidurnya hingga baju yang ia kenakan terangkat memperlihatkan perut rata miliknya, membuat sisi liar Jihoon muncul.

Pria itu langsung menggelengkan kepalanya tidak suka. Sial, bagaimana bisa ia langsung bernafsu hanya karena melihat perut putih nan mulus milik Haruto?

Shit

Jihoon segera berjalan menuju ke kamar mandi untuk meredakan miliknya yang tanpa sadar sudah mendesak ingin dipuaskan.

.
.
—☆
.
.

Jisoo sedari tadi memperhatikan Haruto yang terlihat bahagia dengan senyum manis yang tak pernah lepas dari wajahnya, senyum yang beberapa hari ini hilang kembali ada. Haruto yang sadar merasa diperhatikan hanya bisa terkekeh pelan merasa lucu dengan tingkah Jisoo yang sedang memotong bahan makanan sambil melihatnya dengan pandangan ingin tahu.

“Kau terlihat bahagia pagi ini Haruto”

Haruto kembali tersenyum lalu menganggukan kepalanya.

“Kau benar Jisoo. Aku benar-benar bahagia pagi ini”

Haruto menggerakkan kursi rodanya ke meja makan dan meletakkan secangkir kopi buatannya untuk sang suami. Haruto kembali tersenyum manis kala mengingat kejadian tadi pagi.

“Aww...”

Haruto tersentak kaget saat kepalanya membentur tepi meja disamping ranjang. Ia meringis cukup keras hingga membuat Jihoon terkejut lalu menatapnya dengan raut khawatir lalu tak lama kembali datar.

“Kau kenapa huh?”

Haruto yang masih sedikit kaget langsung refleks menggeleng.

“Lalu kenapa berteriak seperti tadi?! Mengganggu saja”

Ucap Jihoon kesal lalu kembali membaringkan badannya diranjang mencoba kembali memejamkan mata. Haruto langsung tersadar saat melihat posisi tidur mereka saat ini, tangan Jihoon yang menjadi bantalannya juga jangan lupa satu tangan Jihoon yang memeluk pinggangnya erat. Bahkan wajah Haruto tepat menghadap dada bidang Jihoon, sedikit saja mendongak bibirnya akan menyentuh dagu suaminya.

S P E C I A L | HoonrutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang