Pertama

11 1 0
                                    

Hai, kenalin aku Adriana wijaya, aku baru saja lulus dari SMA Euthopia, rencananya aku akan melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi, tapi ternyata semua terkendala dengan mama papaku yang lagi-lagi hanya saling lempar tanggung jawab.

aku tinggal bersama nenek ku, kakek sudah meninggal sejak aku kelas 2 SMP. Aku tidak ingin membebani nenek dengan niatanku untuk berkuliah, bisa lulus SMA saja rasanya aku sudah sangat bersyukur banget. Nenek pasti akan mengusahakan apapun agar keinginanku tercapai, dan itu membuatku sangat menyayanginya ketimbang mamaku sendiri.


"Na, gimana rencana kamu kedepannya?" Tanya nenek yang sedang duduk disebelahku. Sore ini, aku menghabiskan waktu menemani nenek untuk menonton televisi. Aku yang sempat melamun beberapa saat pun kaget dengan pertanyaan yang nenek lontarkan. 

"Na mungkin bakalan kerja aja dulu nek, sambilan nabung buat kuliah tahun depan." Kataku sambil tersenyum. "Kamu gak enggak coba buat ambil kuliah tahun ini aja?, nanti biar nenek pinjem uang ke bank buat biaya kuliahmu," ucap nenek.

 Aku sangat ingin sekali melanjutkan kuliah ku tahun ini juga, tapi disatu sisi, aku juga enggak mau egois dengan memaksakan segala keinginanku dan menyusahkan nenek. Toh aku juga sudah lulus SMA, setahuku banyak lowongan kerja yang menerima anak fresh graduate sepertiku.


oh iya, aku tinggal di bogor bersama nenek, papaku menikah lagi dan tinggal di jawa, mamaku juga begitu,mamaku memilih tinggal bersama suami barunya di padang. Pernah beberapa kali mama mengajakku tinggal bersamanya, tapi aku menolak. Aku lebih nyaman dekat dengan nenek, hubunganku dengan mama kurang baik, setiap pertemuan selalu aja ada pertengkaran, kami sama- sama keras kepala.

 Ditambah aku kurang dekat dengan suami barunya. Hari semakin gelap, aku memutuskan untuk menyiapkan makan malam, nenek sedang berbincang lewat televon, keliatan sekali nenek sedang senang saat ini. Aku pun memutuskan untuk menghampirinya dan mengajaknya makan malam.

"Na, besok oom mu mau pulang," katanya antusias. "Oom?" jawabku bingung. "Anak terakhir nenek yang merantau di pekanbaru itu loh."  Ucap nenek memberi penjelasan. "Ohh, baguslah berarti makin rame aja nanti ni rumah". 

Ucapku seadanya, entah kenapa ada yang aneh dengan perasaanku saat setelah nenek mengucapkan hal itu kepadaku.
Waktu berjalan begitu cepat, anak nenek yang notabene adalah oomku akhirnya datang, aku dengan sopan menyaliminya. Beberapa tante dan oomku yang jarak rumahnya juga dekat dari rumah nenek pun menyempatkan berkumpul kerumah. 

Aku sangat menyukai moment seperti ini, rumah menjadi ramai. Sepupuku yang umurnya dibawahku pun sangat aktif, mau kuajak main apa saja. Entah mengapa, di umurku yang sudah akan menginjak 17 tahun, orang-orang sekitarku masih memperlakukanku seperti anak kecil, dan itu membuatku melupakan apa yang sebenarnya terjadi di keluargaku sesungguhnya.


Aku yang sedang asyik berfoto selfi dengan sepupuku harus menjeda kegiatan kami karna tiba-tiba oom ku yang baru datang pun mendekatiku, "Na, tolong beliin rokok diwarung ya" pintanya kepadaku. Entah kenapa aku kurang menyukai tatapannya saat berbicara kepadaku, tatapan aneh yang menjijikkan sekaligus mengerikan. Akupun langsung menerima uang yang dia berikan dan pergi  kewarung. Aku segera memberikan rokok yang kubeli tadi kepada oomku, "Ni rokoknya om," ucapku."Makasi ya na," ucapnya, lagi-lagi dengan tatapan itu.

Tak terasa ini sudah hampir seminggu dari kepulangan oomku kesini. Dan aku merasa ada yang aneh dengannya.

 Gerak-geriknya aneh sekali, beberapakali aku sempat memergokinya menatapku saat sedang makan bersama, dan entah kenapa aku merasa setiap kali aku pergi mandi dia selalu saja berada didapur dimana itu dekat dengan kamar mandi dan kamarku.

Nenek bukan orang kaya yang setiap kamarnya memiliki fasilitas kamar mandi.Setiap pagi sampai siang nenek pergi untuk melihat kondisi kebun yang kami sewakan kepada orang lain, dan aku hanya dirumah untuk sekedar beres-beres dan melakukan hal-hal yang kuinginkan.

Perempuan KintsugiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang