First : Langit Edric Adinata.

270 30 1
                                    

Suara serangga begitu mendominasi di suasana rumah yang cukup sepi pada malam itu. Lampu kelap kelip menyala membuat perkarangan rumah terlihat cukup cantik, di tambah tanaman tanaman hijau yang memenuhi area taman. Terlihat cukup asri dan begitu nyaman untuk di tempati.

Tanggal tujuh di bulan Agustus tidak begitu buruk, jatuh pada malam Minggu membuat suasana semakin menyenangkan karna besok adalah weekend. Beberapa remaja terlihat sudah duduk di cafe cafe pinggir kota ala anak tongkrongan. Dan ada juga yang terlihat duduk di taman sambil memakan permen kapas.

Jalan kota juga cukup berisik malam itu, banyaknya orang yang memutuskan untuk berjalan jalan membuat jalan raya menjadi sedikit padat. Suara bising dari klakson para pengendara begitu memekakkan telinga. Membuat beberapa orang yang mendengarnya menyebutkan kata kata mengumpat karna mereka terlalu kesal.

Malam Minggu memang malam yang di nanti nantikan oleh para remaja. Dan tentunya bagi para pedagang. Karna pasti, dagangan mereka akan laris di beli oleh remaja remaja yang sedang bersama pacarnya.

Jika remaja remaja lain begitu, lain halnya dengan Langit Edric Adinata. Remaja yang sedang berada di kelas akhir dan akan lulus tahun depan. Remaja yang sama sekali tidak tertarik berjalan jalan di malam Minggu.

Langit bukan anak baik baik dan ia juga bukan anak nakal. Cukup berada di tengah tengah dua kategori itu. Langit selalu menjadi juara kelas sejak kecil, namun langit juga menyukai bagaimana dirinya berada di atas motor dengan kecepatan di atas rata rata. Semua orang memiliki pro dan kontra nya sendiri. Begitu juga langit.

Langit lahir di keluarga yang cukup berada. Sang ayah Pemilik hotel bintang lima yang sudah memiliki beberapa cabang di luar kota. Sedangkan sang ibu, pemilik rumah sakit nomor satu di kotanya. Namun, Langit tak pernah merasa senang. Karna kalian sudah pasti tau bagaimana sibuknya kedua orang tua dari remaja satu ini.

Langit anak satu satunya, dan yang pasti ia akan memiliki banyak beban ketika dirinya sudah lepas dari bangku sekolah. Bahkan, ayahnya sudah merencanakan bagaimana kedepannya ia saat sudah lulus. Berhubung Langit merupakan anak satu satunya, jadi langit harus melanjutkan bisnis kedua orang tuanya.

Kini ia duduk sendiri, di kursi yang tersedia di halaman kost tempat ia tinggal. Menatap langit malam yang di taburi bintang dan bulan yang terpasang menemani ribuan bintang. Begitu tentram tanpa gangguan dari siapapun.

Kebetulan, beberapa penghuni kost tengah pergi bersama para kekasihnya. Hanya tersisa dirinya saja dengan teman sejatinya yang kini tengah asik melaksanakan konser dadakan di kamar mandi.

Suara motor yang begitu berisik memberitahu Langit bahwa teman temannya yang berniat untuk datang ke kost sudah dekat. Hingga tak sampai lima detik mereka sudah menampakan wajahnya. Motor motor besar itu memasuki kalangan kost, terparkir satu per satu hingga rapih.

Langit bangkit dari duduknya, menghampiri teman temannya sebelum memberikan tos andalan mereka.

“si Reno kemana?” tanya salah satu dari mereka, Ethan namanya.

“masih mandi than” jawab Jungwon.

Chenle hanya mengangguk, lalu berjalan menuju meja yang tertata rapih di halaman yang memang sudah di sediakan oleh bapak kost yang paling tampan, haha bercanda.

Beberapa makanan yang mereka bawa di tata rapih di atas meja. Meja bundar berukuran 152 cm itu terlihat cukup penuh oleh makanan makanan yang mereka bawa. Yaa, seperti ini lah hidup beban keluarga yang selalu meminta uang pada orang tua.

“gue ambil gelas dulu bentar” ujar Jungwon sebelum pergi masuk ke dalam kost nya.

Jungwon tak memiliki banyak teman, hanya sekitar enam, atau mungkin tujuh jika dirinya juga di hitung. Walaupun awalnya ia hanya memiliki Ni-Ki dan Sunoo. Namun karna kedua temannya itu memiliki sifat begitu friendly, jumlah temannya kini bertambah. Tapi Jungwon bersyukur, karna ia akhirnya bisa menemukan orang orang yang selalu ada bersamanya jika ia sedang sedih ataupun senang.

LUCH [ JayWon ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang