Chapter 1 Transmigrasi

49 14 3
                                    

Typo Betebaran
Happy reading.......

Dia Adilia Destranatra duduk di bangku 2 SMA umur nya 17 tahun. gadis cantik itu duduk di sudut perpustakaan saat dia membaca sebuah novel'entangled  With The prince of dreams'.Dia setengah membaca novel itu ketika dia mengintip ke luar jendela, dari lantai dua, adilia mengerutkan alisnya pada pemandangan di depannya.

Kucing dan anjing liar berlarian dengan tergesa-gesa, burung-burung di atap juga mulai terbang ke arah yang sama. Tiba-tiba, seluruh perpustakaan mulai bergetar hebat. Buku mulai jatuh dari rak, adilia sedikit tersandung saat dia mengulurkan tangannya dan meraih rak buku untuk menstabilkan dirinya.

"Gempa bumi..." gumamnya sambil menggenggam erat novel dan rak buku.saat adilia mencari tempat yang aman agar bisa selamat dari reruntuhan.tanpa ia sadari akibat guncangan yang kuat rak buku di belakang adilia jatuh mengenai kepalanya.

Adilia membelalakkan matanya karena terkejut saat dia melihat rak-rak yang  mengenai kepalanya,belum sempat meminta tolong,ia jatuh dan kehilangan kesadarannya.

"Nona Jing Xuan! Nona Jing Xuan!"Adilia mendengar suara-suara di telinganya saat dia perlahan membuka matanya. Penglihatannya samar samar dia mengerjap-ngerjap pelan.

Saat penglihatannya menjadi jelas, dia perlahan melihat ke atas. Ada 2 wanita muda berlutut di sisinya mengenakan pakaian eksentrik. Dia memalingkan kepalanya dari mereka dan melihat sekelilingnya, ini bukan rumah sakit...

"Kenapa aku disini? Bukankah aku sudah mati?"gumamnya heran melihat di sekelilingnya dia tercengang melihat banyak barang-barang abad pertengahan dan ornaments yang indah.

"Siapa kalian?"adilia bertanya kepada dua wanita yang menunduk di hadapannya.

"Nona! Apakah Anda lupa saya?! Nubi adalah Mimi!"

"Mungkinkah Nona Sulung kehilangan ingatannya ketika seseorang memukul kepalanya saat melarikan diri dari para pembunuh?!" Gadis di samping Mimi bertanya.

'Hei setahu ku beberapa rak buku menimpaku bukan di pukul seseorang'batin adilia bingung.

"Ya Tuhan! Panggil tuan! Panggil tuan!" Mimi berteriak ketika gadis di sampingnya bergegas keluar untuk memberi tahu tuannya.

Mimi... Kenapa namanya begitu familiar?

"Jing'erku ... apakah kamu sudah melupakan kami?" Seorang pria berusia sekitar 40 tahun berjalan masuk, sudut matanya sedikit memerah.Meskipun pria itu sudah berusia empat puluhan, dia masih terlihat sangat muda dan tampan.

Mengerutkan keningnya dan menatap tajam pria di depannya.
"Siapa kamu,heii jangan-jangan kalian psychopath yah?" Adilia bertanya tanpa rasa takut dengan pria itu.

'Psychopath' batin mereka

"Ah!? Jing'er benar-benar tidak mengingatku!
Panggil kan tabib!" Perintahnya sambil berjalan mendekat ke arahnya dan duduk di tepi tempat tidurnya.

Sangat cepat tabib tiba, Mimi meletakkan kain sutra tipis di atas pergelangan tangan Adilia

saat tabib mengecek denyut nadinya.
"Jenderal Mu tidak perlu khawatir, Kesehatan Nona sulung baik-baik saja. Namun, mungkin karena pukulan yang keras di kepalanya kemungkinan nona sulung kehilangan semua ingatannya."

"Apakah ingatannya akan kembali pulih?"tanya Jenderal Mu Xuang De.

"Itu tergantung. Kemungkinan ingatannya pulih, atau mungkin juga tidak.Jika ingatan masa lalunya tidak penting, Anda tidak usah memaksanya untuk mengingat masa lalunya. Memaksanya untuk mengingat akan menimbulkan rasa sakit di kepalanya.aku akan meresepkan obat penenang dan obat darah untuk Nona. Dia harus meminumnya setiap habis makan." Setelah memberikan instruksi, dayang Xie Er mengantar tabib tua keluar.

Entangled With The Prince Of DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang