Chapter 34

199 31 2
                                    

Aku liat di tl Inggris ada pelayan nama 'Dana', tapi aku liat di chapter sebelumnya itu ada nama 'Diana', ntah mereka orang yang sama atau beda, tapi menurutku mereka itu orang yang sama, jdi aku pake nama 'Diana'

_____

"Tuan muda!"

Itu sekitar waktu ketika topeng kelinci mengering setelah mandi.

Tiba-tiba pintu terbuka.

"Saya dengar anda berada di tengah hujan bersama wanita itu. Apa yang sedang terjadi?"

Diana bergegas mendekat dan memblokir antara Aria dan Lloyd.

Mungkin saat dia sedang tidur, penampilannya yang biasa rapi tidak ditemukan di mana pun, rambutnya tidak berbentuk dan pakaiannya berantakan.

"Apakah anda mengancamnya lagi?"

Diana memperhatikan ketegangan halus di antara keduanya dan bertanya.

'Yah, aku merasakan ancaman kematian.'

Lagipula itu salahnya, jadi Aria meraih tangan Diana dan menggelengkan kepalanya.

Lloyd tampaknya tidak peduli apakah dia disalahpahami atau tidak, dia hanya menatap tajam ke arah Aria.

Itu adalah tatapan seperti pedang dingin. Jika dia bisa membunuh orang dengan matanya, dia pasti sudah ditikam sampai mati.

"Kalian berdua... apa yang terjadi?"

Diana mengenal anak itu dengan baik karena dia pernah menjadi pengasuh Lloyd. Bahkan di matanya, momentum Lloyd tidak normal.

Diana memandang mereka berdua secara bergantian dan membuat ekspresi bingung.

"Kelinci yang tak kenal takut."

Apakah ini memanggilnya?

Aria memiringkan kepalanya.

"Yang pertama... tidak, tidak apa-apa."

Itu terdengar seperti sedikit sumpah serapah.

Lloyd tampak seperti akan meledak marah, lalu menelan emosinya. Dia kemudian mengusap pipinya sendiri dengan telapak tangannya.

Mengusap pipinya hingga pipinya memerah.

Meskipun dia segera kembali dengan ekspresi acuh tak acuh di wajahnya, seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa.

[Pertama?]

Aria mengangkat kartunya dan bertanya lagi, seolah dia tidak mengharapkan kata itu sama sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aria mengangkat kartunya dan bertanya lagi, seolah dia tidak mengharapkan kata itu sama sekali.

Karena dia pikir itu bukan pertama kalinya untuk ciuman di pipi. Jika itu adalah putra bangsawan, ciuman ringan di pipi akan diterima sebagai salam.

'Tidak mungkin.'

Namun, Lloyd, yang tampak tidak nyaman, mengambil kartunya, merobek-robeknya dan membuangnya.

Becoming the Villain's FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang