1-first

362 67 6
                                    

" Gilak, gada berhenti nya apa ya ngebully gua, berkali kali gua beli baju cuma karna dirobekin," ini Nolan, dia habis dibully, ya mungkin karna penampilan nya yang terlihat cupu dan tidak enak dipandang ngebuat para siswa 'sok berkuasa' mengerjainya.

Nolan berjalan ke arah kamar mandi, ingin mengganti bajunya, seperti sudah mengetahui bahwa bajunya akan rusak satu, dia membawa dua, selama perjalanan ke kamar mandi ia menjadi pusat perhatian, Nolan itu cukup terkenal, tidak bagus dia terkenal karna seringnya dibully.

" WOY!!" tiba tiba dua siswa mengejutkan Nolan, "sakit anjir!" oh, itu bukan pembully, mereka adalah teman Nolan, Luca dan Arkan, jika kalian bertanya kenapa mereka tidak membantu Nolan saat dibully, jawabannya ya karna Nolan tidak ingin dibantu, lagi pula ada alasan tersendiri untuk mereka bertiga.

"Ow ow sorry bro, dibully lagi?" Nolan mendecak lalu menyingkirkan tangan luca yang berada di bahu nya.

" Pikir aja noh bajunya die udah sobek" kedua nya pun mengekori Nolan hingga ke kamar mandi.

"Lan, lo ga cape apa dibully mulu" Arkan duduk di wastafel dan melihat wajah Nolan yang memar beberapa sisi.

"Cape lah anjir, nanya pula kau" Nolan melempar tisu ke wajah Arkan.

" Woy, itu gua liat si narya jalan ke mari" Nolan dan Arkan mengangkat alisnya.

"Nararya anjrot, buta nama lo?" Tanya Nolan.

"Ya enggak, namanya susah"

"Lo berdua keluar deh, cepet"

Luca dan Arkan tidak keluar, melainkan bersembunyi dibalik bilik pintu wc (ngertikan? Ini aga susah dijelasin maaf😭) lagi pula jika mereka langsung keluar akan bertemu dengan nararya.

Nolan terdiam, mencuci tangan sembari menatap wajah Nararya dari pantulan cermin.

"Ada apa?" Tanya Nararya sadar tatapan Nolan.

Nolan menundukan kepalanya, "tidak, tidak ada"

" Kulihat daritadi kau mencuci tangan, kulitmu akan terkikis air" Nararya lalu mendudukkan dirinya di wastafel dan menatap Nolan yg masih menunduk menatap tangannya.

"Bercanda, kulitmu tidak akan terkikis semudah itu, kau belajar tidak?" Nararya terkekeh.

".. aku belajar" Nolan menatap Nararya.

Nararya sedikit terkejut melihat sedikit lebam di rahang Nolan.

"Dibully lagi huh?" Seketika Nolan kembali menunduk.

Nararya turun dari wastafel, mencuci tangannya sebentar.

"Katanya belajar? Kenapa masih dibully?" Lalu Nararya berjalan keluar kamar mandi.

"Huft, itu semua karna mu bodoh"

"Ey ey ey, lo ngatain Nararya bodoh? Waduh"

"Becanda" Nolan melempar bajunya yang rusak itu kepada Luca dan berjalan menuju kelas.

"Gua bukan pembantu anjrot"

"Tapi Lo digaji sama dia"

"Lah iya"

"NARAA AYAA NARARYAAA"

"egel berisik!!!" Nararya menjejelkan yupi yang ada didepannya ke mulut haegel saat sampai di meja teman temannya itu.

"Lama banget dah lu dijalan, ini sekolah bukan Jakarta" yang ini raynold, masih teman paling setia Nararya selain haegel.

"Ray, kita ni dijakarta bukan Korea" balas haegel.

"Lah yg bilang kita dikorea sapa gel?" Nararya menatap haegel bertanya.

"Lah anjir dibantuin sarkasin Ray juga" haegel membalik badannya, murung.

"Lah ngambek, ni yupi" Ray menyodorkan setumpuk yupi didepan haegel.

"Dih apaan, nyogok pake yupi, dikata anak kecil apa ya" haegel makin memiringkan badannya.

Nararya acuh, membuka kemasan yupi dan mendapatkan bentuk beruang, sepintas ide muncul di otak Nararya"

"Gel, egel kadabra, liat apa yg gua dapat" pancing Nararya.

"Apaan" haegel sedikit kepo.

"GUA DAPET YUPI BEAR WLEK" haegel dengan cepat membalik tubuhnya melihat yupi yg ada ditangan Nararya.

"Nara.."

"Hm?? Keknya enak, gua makan duluan ya"

"GK! BAGI GUA SINI, YUPI GUA ITU"

Nararya berlari menghindari haegel, untung saja ini kantin, bukan perpustakaan.

Sibuk menghindari haegel dan tertawa, Nararya tidak bisa melihat apa yg ada didepannya, dan tidak sengaja menabrak seseorang.

Yupi nya pun terbang:(

"YAHHH YUPI GUA" haegel lalu menghampiri yupi nya yang sudah menempel dengan keramik kantin.

Sedangkan Nararya berusaha bangun dibantu oleh raynold.

"Kamu.. maaf, maaf aku ga sengaja" ternyata itu Nolan, Nolan awalnya ingin membantu Nararya berdiri, tapi ditepis oleh raynold.

Haegel menengok kebelakang dengan wajah kesal.

"HEH! LO KALO JALAN LIAT LIAT DONG!! TEMEN GUA JATUHIN YUPI NYA KAN!!" Haegel memarahi Nolan, sambil menyodorkan yupi nya di muka Nolan.

"ini keknya yupi bear terakhir LO TAU GK!!! Daritadi gua nyariin yupi ini.." haegel menatap Nolan sinis, "dan lo??? Jatuhin temen gua yg ngebuat yupi nya jatuh juga!!"

Nolan diam, menatap Nararya meminta bantuan dan sedikit khawatir, Nararya hanya diam dan kembali ke kursinya, tabrakan nya tidak kuat tapi saat jatuh kepala nya tidak sengaja terbentur dengan keramik.

"sudahlah! Dia diam saja, dasar cupu!!"

Nolan masih terdiam menatap punggung Nararya.

"Apakah dia baik baik saja? Aku harap iya, apa juga ini temannya, sepertinya sudah gila, hanya yupi kecil dia bertingkah seperti aku adalah seorang kriminal."











by the way, ini bahasa nya campur aduk ya, kadang Lo gua, aku kamu, saya kamu, gitu lah.

Tapi kek nya kalo Nolan-aya lebih prefer ke aku kamu, tapi gatau, ini kek bahasa sehari-hari yg kadang keceplosan aku kamu Lo gue 😭😭😭

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

maniac -nomin-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang