Cemburu

200 10 1
                                    

Maaf kalo ada kata atau kalimat yang kurang jelas, Selamat membaca semua!

———

Lonceng sekolah berbunyi.

"Ah akhirnya istirahat juga!" ucap Seli merentangkan tangan.

"Iya, eh aku akan ke kantin nih. Kamu ikut?" tanya Raib.

"Tentu saja" kata Seli tersenyum.

"Baiklah, ayo!"

***

"Seli, tahukah kamu dimana Ali?" tanya Raib sembari memakan bakso.

"Aku juga tidak melihatnya sejak jam istirahat ini, eh? ngomong-ngomong kenapa kamu mencari dia?" Seli tertawa melihat Raib.

Wajah Raib memerah. "memang kenapa? aku hanya bertanya kamu tahu Ali dimana atau tidak, aku hanya penasaran"

Seli semakin tertawa. "Aku hanya menanyakan kenapa kamu mencarinya, tetapi kamu malah tidak terima"

"Baiklah terserahmu" sebal Raib lanjut memakan bakso.

Di situ lah Raib dan Seli melihat Ali.

Berjalan berdua dengan April.

"Ali! Kamu kemana saja, dari tadi Raib mencarikanmu loh" ucap Seli tertawa.

"Apaansih! Aku hanya bertanya dia dimana satu kali!" ucap Raib tidak terima, melempar tisu pada Seli.

"Oh ini, kami baru selesai makan mie ayam tadi" jawab April.

"Eh? Padahal dari tadi kami mencari Ali, berharap bisa makan bersama. Ternyata sudah makan bersama berdua" jawab Seli yang senyumnya memudar.

"Ya, tadi April mengajakku" Jawab Ali menunjuk April.

"Ohh.. Setidaknya bilang lah" ucap Seli.

"Aku sudah selesai makan" kata Raib membersihkan mulutnya dengan tisu dan meminum es jeruk di samping mangkok.

"Aku juga, Mari kita pergi" ucap Seli.

"Ayo ke kelas bersama kami! Sekalian ngobrol bersama. Sudah lama kami tidak berbincang kan?" ujar April tersenyum manis.

"Baiklah" Seli tersenyum. "Yuk, Ra"
Raib dan Seli berdiri dari tempat duduk, berjalan bersama April dan Ali.

Mereka melewati lorong kelas. Raib menatap Ali, April dan Ali mengobrol tentang hal-hal yang terjadi di sekolah lamanya. Kadang Seli mengikuti pembicaraan mereka.

April dan Ali terlihat sangat dekat. Padahal saat bersama Raib, ia sangat menyebalkan. Raib mendengus.

Muka Raib terlihat pucat.

"Hey, Ra. Kok kamu diam saja?" Seli menyenggol Raib yang ada di sebelahnya dan tersenyum.

"Kamu terlihat letih, Ra. Kamu sakit?" tanya Ali menoleh.

"Atau kamu cemburu?" ucap Seli berbisik pelan. Tersenyum.

Raib menyikutnya. "Hey!!" balas berbisik.

"Sebenarnya aku sedikit pusing" jawab Raib.

"Ra, mau ku antar ke UKS? istirahat saja nanti izin ke guru" April menimpali.

"Tidak perlu" ucap Raib.

Raib berbisik pelan pada Seli, "Hey, temani aku ke toilet. Aku ingin menggunakan teknik penyembuhanku. Jika aku menggunakannya disini, tentu saja itu akan menarik perhatian orang-orang"

Seli menoleh, mengangguk. "Oke"

Terlambat. Lonceng sudah berbunyi. Waktu istirahat telah usai.

"Ah, cepat kembali ke kelas! Aku ke kelasku dulu, duluan ya" ujar April tersenyum, melambaikan tangan dan berjalan pergi.

Raib, Seli dan Ali berjalan cepat menuju kelas. "Ra, kamu benar tidak apa-apa?" Tanya Ali.

Raib mengangguk. "diamlah, nanti kita telat ke kelas" jawab Raib.

Ali berhenti berjalan. Seli dan Raib menoleh pada Ali yang tertinggal di belakang, ikut berhenti. "Kenapa Ali? Kami sudah telat!" Ucap Raib

"Ra, sebaiknya ke UKS. Aku dan Ssli akan menemanimu!"

"Kamu perhatian sekali, Ali" ucap Seli tertawa. Wajah Ali memerah.

"diamlah, kita sudah telat ke kelas" kesal Raib, lanjut berjalan.

Seli tertawa. "Baiklah, ayo!"

BRUK! "Aduh" Raib terjatuh, pingsan.

"Ra!" Teriak Ali. Seli terlihat khawatir.

***

Raib terbangun, mengerjap-ngerjapkan matanya. Dia berada di UKS.

"kamu bangun lebih cepat dari perkiraanku, Ra"

"Astaga Ali! kamu mengagetkan ku!" Kata Raib, melihat jam. "Loh, bukannya sekarang masih jam pelajaran biologi? Kamu tidak ikut?" Tanya Raib, menoleh pada Ali.

Ali tertawa. "Iya. kukira kamu akan bangun setelah usai sekolah"

"Sebenarnya tadi Seli mengajukan dirinya untuk menjagamu di UKS, tapi aku menolaknya karena aku berpikir aku bisa bolos pelajaran biologi dan kebetulan penjaga UKS sedang tidak masuk" Ali tertawa, "Terimakasih sudah membantu ku untuk bolos"

"Oh astaga. Terimakasih, Ali. Tapi seharusnya kamu ikut pelajarannya saja. aku kan bisa menggunakan teknik penyembuhanku sendiri, jadi tidak perlu ditemani aku juga bisa" Jawab Raib.

"Tapi kan aku jadi bisa bolos karenamu! Tapi kamu bisa menggunakan teknik itu sekarang.." ujar Ali.

"Aku sepertinya sudah mendingan" Raib tersenyum, duduk dari kasurnya.

Ali balas tersenyum. "Ra kamu tahu tidak, bahwa kamu manis jika tersenyum. Makanya jangan sering memarahi ku lagi dong!"

"Eh? Uh. Terimakasih jika memang begitu" wajah Raib memerah. Mengalihkan perhatian ke arah lain.

"Terimakasih untuk apa?" tanya Ali.

"...uh maksudku terimakasih sudah memanggilku manis" wajah Raib semakin memerah.

Ali tertawa. "Kamu sebaiknya berhenti memarahiku kapanpun. Aku saja sudah memanggil mu manis! Aku ini teman terbaik seluruh dunia paralel!"

"Sudahlah Ali, jangan berlebihan" Raib ikut tertawa.

Haiii makasih ya kl udah baca chapter inii. MAAF YA CERITANYA CRINGE BANGET, I TRIED MY BEST KDSJDNDJSNSK. Tapi semoga sukaa cerita-cerita selanjutnya. Thank youu!

Ada ide untuk chapter selanjutnya mungkinn?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bumi Series | Raib Seli AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang