Bagian 2

877 10 0
                                    

Pagi harinya selepas subuh di rumah Pak Marso sudah ramai orang. Ada menyiapkan kursi, ada yang sibuk menata dekorasi, orang catering, perias pengantin dan bahkan sanak keluarga jauh pun sudah hadir. Dan tentunya tetangga-tetangga yang sibuk oleh tugasnya masin-masing.

Coba kamu sedikit senyum supaya gak keliatan tegang, dibawa santai aja nduk. Biar auramu pengantinmu keluar. Bisik De Darsi, mbak dari Pak Marso.

Dimas tercekat sesaat dirinya dipanggil "nduk?" Panggilan yang entah kenapa terasa begitu meresap di hatinya, padahal seumur hidupnya, ibunya memanggil "Le," atau "Thole." Panggilan yang berpasangan dengan "Nduk," ketika ibunya memanggil Disa.

Kemudian Dimas tiba-tiba sekilas memiliki ingatan adiknya, saat itu seorang laki-laki datang ke rumah untuk melamar adiknya seminggu lalu.

Assalamalikum Pak Marso, saya mohon maaf kalo kedatangan saya mendadak, sekali lagi saya mohon maaf kalo kedatangan saya membuat Pak Marso sekeluarga terkejut. Jadi niat saya kemari ingin mengutarakan keinginan saya untuk meminang Dek Disa. Kata Bima dengan suara lantang dan membuat Marso sekeluarga terkejut terlebih lagi bagi Disa, dia tidak menyangka kalau yang datang melamarnya adalah sahabat dari kakaknya, Bima. Dia seorang duda dengan dua anak masih terbilang kecil-kecil.

Namun sekarang, entah kenapa itu dibilang tidak masuk akal. Dimas tiba-tiba memasuki tubuh adik perempuannya dan menjadi pengantin Bima, sahabatnya sendiri.

Dimas hanya bisa terdiam menerimanya dan berusaha agar tidak ada yang merasa curiga hari ini. Meskipun dia akan diperistri oleh sahabatnya sendiri, sekaligus akan menjadi ibu sambung dari anak-anaknya.

"Saya nikahkan kamu, dengan putriku, Disa Pratiwi binti Marso, dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan sebentuk cincin emas dibayar tunai! " terdengar suara penghulu yang lantang dari pengeras.

Bima memulai mengucapkan Bismillah, dia lafalkan kalimat yang dilatihnya selama seminggu.

"Saya terima nikah dan kawinnya Disa Pratiwi binti Marso,dengan mas kawin di atas dibayar tunai!"

"Saksi, sah?"

"Sah!"

"Sah!"

"Sah!"

Seiring riuh suara saksi dan para undangan, resmi sudah wanita yang duduk di samping Bima menjadi istrinya, mulai hari ini.

"Silahkan tukar cincin.."

Bima mencoba mengikuti instruksi pembawa acara dalam kegugupan dan kegelisahan yang melanda dirinya. Meskipun bagi Bima ini ijab kabul kedua kalinya.

Kemudian Dimas mencium tangan Bima dengan keningnya. Lembut, hangat dan membuat Bima menjadi berdebar, dia lalu mendekat dan mengecup kening istrinya selama beberapa detik. Wangi dan Lembut.

Acara ijab kabul sudah terlaksana dan berjalan lancar tanpa kendala, bagi Bima cukup mengucapkan ijab kabul dengan sekali ucap. Bahkan Dimas sempat meneteskan air mata melihat moment itu, sambil menatap wajah Bapak dan ibunya yang balas menatapnya haru, antara senang atau sedih. Karena seharusnya dialah yang mengucapkan kata-kata

Mulai besok kamu akan tinggal di rumahku, bawa barang-barangmu yang sekiranya dibutuhkan ucap Bima pada istrinya yang sibuk memandangi cermin.

Namun Dimas hanya terdiam mematung, tidak menjawab atau membalas perkataan suaminya. Seribu kali dia tdak menduga kejadian seperti ini bakal terjadi, berpindah dan menempati tubuh adiknya lalu menikah dengan sahabatnya sendiri

Aku mau keluar dulu, masih ada tamu di depan. Tidak enak kalo mas tinggal Kata Darsa sebelum keluar kamar yang tidak seberapa besar, namun kamar tersebut ialah tempat Dimas sering menjahili adiknya, bahkan sering kali dia menyembunyikan barang-barang adiknya.

Flashback

Sebelumnya biar sedikit tahu tentang siapa Dimas. Nama lengkapnya adalah Dimas Pratama, teman-teman dan keluarganya biasa memanggilnya Dimas, memiliki seorang adik yang bernama Disa Pratiwi.

Dimas adalah seorang pekerja kantoran di Jakarta, kota Surabaya menjadi tempat kelahirannya. Dia merupakan alumni Universitas Negeri Jakarta, berkat kepintarannnya dia mendapat beasiswa dari kampusnya. Dan di hari kelulusannya, menjadi salah satu mahasiswa terbaik. Perjuangan Dimas tidak sendiri, karena dia memiliki seorang sahabat yang selalu menemaninya, bahkan mereka diterima di kampus yang sama. Namanya adalah Bima, namun setelah lulus, Bima lebih memilih kembali ke tempat asalnya.

Keluarga Dimas bukanlah keluarga dari kalangan atas yang memiliki fasilitas mewah. Tetapi mereka berasal dari kalangan menengah ke bawah, orang tuanya sehari-hari bekerja sebagai petani, sedangkan adiknya adalah mahasiswa tingkat akhir di Universitas Negeri Malang.

Di hari kelulusan Disa, waktu itu Dimas ingin memberi kejutan pada adiknya, dia melaju dari Jakarta ke Surabaya dengan menaiki mobil. Nahasnya, diperjalanan ada sebuah bis tiba-tiba oleng dan menyenggol mobilnya hingga terpelosok ke jurang.

Keluarganya sangat sedih ketika mendengar kabar Dimas yang sudah meninggal karena kecelakaan, di mana keluarganya seharusnya berbahagia karena kelulusan adik perempuannya, saat itu Dimas dipanggil oleh Allah. Ibunya sempat depresi sepeninggal Dimas sampai melupakan adiknya, Disa. Dan harus rela melepaskan pekerjaannya di kota demi merawat ibunya.

Kejadian itu baru sebulan yang lalu, kini sebuah keajaiban terjadi pada Dimas. Dia kembali ke dunia dengan statusnya yang berbeda, sehingga membuatnya harus menyesuaikan hidup barunya.

My Bestfriend HusbandWhere stories live. Discover now