Selayaknya

01. Yah begitulah pembukaan

Gue sempat berpikir kalau gue enggak berakhir sama dia, gue lebih memilih untuk sendiri seumur hidup, menua, lalu gue mati di atas kursi goyang dengan buku-buku fiksi kesayangan gue. Yah, beruntung kalau gue enggak mati muda karena kesepian.

Kata nenek gue, nyokap gue, tetangga gue, pokoknya figuran dalam kehidupan gue bilang,...

"Ucapan itu doa."

Gue enggak menyangkal sih, tapi masa iya Tuhan tega membiarkan gue yang baik hati dan suka kasih makan kucing liar di gang-gang kecil ini berakhir seperti itu? Walaupun opsi mati di atas kursi goyang enggak terlalu buruk, sih—Menurut gue­­­—, itu lumayan indah kok, kalau gue boleh nilai skalanya lima dari sepuluh, lah. Kenapa lima? Karena gue kepikiran kucing gue yang nantinya akan kesepian juga ditinggal babunya yang menyedihkan ini. Huaaa sedih banget gue!

Hahhh...

Tiba-tiba sosok di depan gue menghela napas mengganggu planning kematian gue, gue enggak jago mendeskripsikan bagaimana orang menghela napas, yang jelas, sebelum itu kelopak matanya menurun, sebelum akhirnya menatap mata gue.

"Gimana?"

Katanya. Singkat. Padat. Jelas

author's note

geli banget panggil diri sendiri 'author' wkwkwk

boleh komen? boleh donnkk

mau cerita, as you can see in my bio "i dont know what im doing here," but, gue trying buat nulis lagi, trying to be better me dalam nulis, meskipun ga ada yang peduli juga wkwk, wkwk

wkwkkwkwkwkkwk-

kayak ternyata seru juga gitu lihat tulisan lama gue, dan mungkin beberapa tahun ke depan gue akan cringe tulisan ini. so yeah, this is my journey~

please be part of my journey, tapi tidak apa-apa kalau tidak ingin juga, karena pada akhirnya lo semua hanya akan jadi figuran heheh, i wanna be main character doung in my own life heheh.

agak nanya, tuh di kalimat terakhir yg biasa disebut guru b indo itu singkat jelas padat ato singkat padat jelas? Pls komen, dan jangan lupa subskrep karena subksrep itu gratis.

dadah