8 februari 2014
"Assalamualaikum,"
Senyum Rinjani merekah begitu mendengar suara pemuda yang sedari tadi ia tunggu. Ia langsung melompat dari ranjang dan berlari keluar dari kamarnya.
"Waalaikumsalam, Jeff!" ia berteriak girang sambil menuruni anak tangga.
Jeffrey tertawa, "Jangan lari, nanti jatuh!" ucapnya lalu melebarkan tangannya.
Saat tubuh mungil itu menabrak tubuh Jeffrey, spontan ia melangkah mundur. Jeffrey tertawa lalu mengusap surai hitam gadis itu.
"I miss you!" pekik Rinjani.
"Ahahaha, i miss you too." sahut Jeffrey.
Rinjani langsung melepaskan pelukannya dan menarik tangan Jeffrey untuk duduk bersamanya di sofa.
Rinjani melipat tangannya dan merubah ekspresi wajahnya, "Kok ke Jakarta gak bilang?"
Menggemaskan. Tidak menyeramkan dimata Jeffrey.
"Kan surprise," kata Jeffrey.
"Gak boleh gitu. Kalo taunya aku gak dirumah gimana?"
"Emangnya pacar aku mau main kemana? Kan temen kamu cuma aku,"
Garis bibir Rinjani melengkung ke bawah. Yang dikatakan Jeffrey benar adanya. Rinjani hanya punya 1 teman, yaitu Jeffrey.
"Iya deh yang temennya banyak!"
Jeffrey tersenyum, Rinjani ikut tersenyum. Rinjani mengusak surai Jeffrey, "Kebiasaan. Pasti belum disisir habis mandi."
"Iya, kan biar keliatan kayak badboy." sahut Jeffrey.
"Kakak gimana kuliah disananya?" tanya Rinjani.
Jeffrey langsung mendaratkan kepalanya di pundak Rinjani. "Gak seru. Gak ada kamu soalnya,"
"Ih, bucin!"
"Serius. Ngebosenin, mana kadang aku diajak ngobrol pake bahasa Jawa. Aku mana ngerti," lanjut Jeffrey.
"Kakak jadi kan nanti ajak aku ke Jogja?" tanya Rinjani.
"Jadi dong. Kamu makanya harus selesai dulu sekolahnya,"
"Aku pindah aja ke Jogja,"
Jeffrey mengecup kening Rinjani beberapa detik. "Tanggung. Nanti ya? Aku janji bawa kamu ke Jogja."
"Really?"
"Hm. Really,"
bitter(sweet)
20 april 2016
Jeffrey termenung menatap cermin.
Nyatanya.. masih banyak janji yang belum ia tunaikan.
bitter(sweet)
—tbc..
100 komentar.