Part 01.

8 4 0
                                    

Sekali lagi saya tegaskan untuk jangan terlalu berharap sama cerita ini! Makasih.

Happy reading

.

.

Sorry for typo

.

.

2020

"Den, mau kemana kok sudah rapi?" Tanya wanita yang umurnya sudah tidak muda lagi kepada tuan muda nya.

Yang ditanya pun menoleh. "Nana, ada janji sama mereka, Bi." Jawabnya sambil melanjutkan acara bersiap nya.

"Obatnya dibawa kan, den?" Tanya wanita itu lagi. Panggil saja Bi Surti.

Dirasa dirinya sudah bersiap, ia langsung menghampiri Bi Surti, orang yang sudah merawatnya sadari ia masih bayi.

"Bibi, tenang aja, Nana selalu bawa obatnya kok." Jawab Nana sambil tersenyum lebar.

Bi Surti membalas senyum Nana. "Ya sudah, aden hati-hati ya! Kalau ada apa-apa kabarin, Bibi." Tutur Bi Surti sambil mengusap kepala Nana yang terbalut dengan topi.

"Siap, bos!" Sambil dengan gerakan hormat.

Lalu Nana/Narendra berjalan keluar kamar dengan semangat diikuti oleh Bi Surti yang sedang menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak majikannya.

Waktu Nana melewati pintu milik sang abang, ia berhenti terlebih dahulu. Lalu ia menoleh ke arah Bi Surti. "Bi, aku mau pamitan sama, abang dulu. Abang, ada di dalam kan?" Tanyanya.

"Ada kok, den." Jawab Bi Surti sambil mengangguk.

"Oke. Bibi, bisa kembali aja." Lalu Nana membuka pintu kamar sang abang dengan pelan-pelan. Sedangkan Bi Surti memutuskan untuk turun ke bawah dan melanjutkan tugasnya.

"Bang Nich, Nana boleh masuk?" Tanya Nana sambil menyembulkan kepalanya.

Nichole, sang abang menoleh ketika namanya dipanggil oleh sang adik. "Masuk aja, Na." Tanpa berlama-lama Nana pun langsung masuk tanpa menutup pintu terlebih dahulu.

"Abang, udah makan? Udah minum obat?" Tanya Nana sambil mendudukkan dirinya di kasur Nichole.

Nichole tersenyum tipis sebelum menjawab. "Abang, udah makan sama minum obat kok." Jawabnya.

"Abang, Nana minta ijin mau keluar ya." Nana meminta ijin terlebih dahulu kepada sang abang.

"Emang mau kemana hm?" Tanya Nichole lembut sambil mengelus tangan Nana.

Nana nyengir sangat lebar sampai memperlihatkan gusinya. "Nana, mau ketemu sama mereka, bang. Boleh ya?" Melas Nana.

Dengan usilnya Nichole mengerjai adik nya. "Kalau, abang ga kasih ijin gimana?" Goda Nichole sambil mengangkat sebelah alisnya.

Nana mempout bibirnya. "Abang, ga ngijinin, Nana ya?" Tanya Nana dengan menundukkan kepalanya sedih.

Nichole jadi gelagapan melihat sang adik sedih. "Abang, bercanda kok. Kamu boleh ketemu sama mereka." Sambil memeluk tubuh Nana dari samping.

FIGHT OR GIVE UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang