.
.
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
"Sel Kanker nya sudah semakin ganas, kanker nya mulai tumbuh di sekitar jaringan atau gelenjar getah bening, di mana kanker leukimia nya sudah masuk stadium 3, dia harus di rawat inap pak, untuk mendapatkan penangan yang insentif"
Andara ayah kanara, menggangguk faham, melihat anak nya yang semakin hari semakin kurus dan lemah membuat hati nya berdenyut nyeri "lakukan apa pun untuk anak saya dok, berapa pun biaya nya"
Dokter andira tersenyum "pasti pak, kami sebagai perawat akan melakukan yang terbaik untuk Para pasien"
"Saya juga ingin meminta tolong ke bu dokter, untuk sekitar 2 minggu ini saya akan ke amerika, saya titip kanara ya bu"
Dokter andira mengangguk "kami pasti merawat nya dengan baik pak"
Andara mengangguk, pria itu mendekat ke arah sang putri menatap lama wajah kana yang memucat serta lembam-lembam yang berada di tubuh mungil putri nya "maafin ayah" andara mengecup lama puncuk kepala kana "ayah pergi, kamu baik-baik di sini"
Setelah mengatakan hal itu ayah kana berlalu dari ruang inap nya, menyisahkan dokter andira dan kana
Dokter andira mendekat, ikut merasakan betapa hancur nya melihat kondisi kana yang masih muda namun sudah merasakan sakit yang luar biasa
"Kamu kuat sayang, kamu pasti sembuh"
- - - -
"BUNDAA KUNCI MOBIL RUI MANA"
Terdengar suara teriakan dari lantai dua rumah keluraga maghefar membuat sang bunda berdecak kesal "MASIH PAGI MINGRUI MAGHEFAR GAK USAH TERIAK-TERIAK BISAA! Tuhan ngidam apa aku keluarnya jadi gitu"
"Ck, kerjaan si bontot tua ni, yakin gw!"
Dengan segera pria tampan itu bergegas ke ruang kerja Garvino Maghefar - ayah rui, yang berada di lantai bawah memastikan apakan dugaan nya benar.
Rui melihat papah nya sedang santai membaca gmail-gmail perusahaan, dari laptopnya dengan secangkir kopi hangat
Pria itu berjalan mendekat sambil sesekali meredakan kegugupan nya "kunci mobil rui mana"
Garvin hanya menatap sekilas lalu kembali membaca pesan-pesan tadi
"Pah!"
"Kamu papa hukum sebulan, kunci mobil kamu papah sita"
"What? Apa-apan sih pah, gak lucu tau gak"
"Papah juga serius rui! Kamu ini jadi kurang ajar sekarang, gak mau dengerin apa kata papah"
Rui menggepalkan tangan nya kuat menahan amarah nya untuk tidak memkul pria tua di hadapan nya satu ini "FINE!" Rui berjalan cepat meninggalkan ruang kerja Garvin, melewati sang bunda yang berada di depan pintu dengan raut wajah cemas.
"Rui, nak–" karina menghembuskan nafas nya pasrah, wanita itu menatap suami nya dengan raut wajah tak biasa "kamu jangan kekang dia untuk apa yang dia gak sukai Pah!"
"Tau apa kamu hah? Saya juga begini untuk kebaikan dia!"
"Ck, terserah, aku capek dengan sikap kamu yang keras kepala dan egois" dengan segera karina bergegas meninggalkan Garvin yang menatap nya penuh emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
9 Monts || Ft. Gou Mingrui
Teen Fiction"Terimah kasih, terima kasih untuk selalu jadi orang pertama yang ku ceritakan, betapa jahat nya alam semesta" - kanara