Di sekolah gue ada pelajaran tak lazim selayaknya sekolah-sekolah lainnya. Judul pelajarannya nggak banget. Mengingatkan gue dengan cewek-cewek cantik yang jelas badannya nggak bakal bisa gue copas.
Tata busana.
Pelajaran wajib tidak hanya untuk kaum perempuan,tapi kaum laki-laki di sekolah gue Bisa ditebak bagaimana reaksi para pejantan begitu mengetahui ada sebual mapel yang 'euh' seperti ini.
Bahkan sengondek-ngondeknya seorang Kusuma Aji Prasetya,dia tetap merasa 'euh' dengan pelajaran ini.
"Mending gue belajar tata boga ya,Cyin. Seenggaknya gue bisa masak,bantu-bantu Mama di dapur"gitu katanya.
Gue berharap guru mapel ini adalah seorang perempuan muda yang cantik nan anggun. Setidaknya pelajaran ini tidak akan terlalu membosankan seperti pelajaran BK-Bimbingan Konseling-.
Tapi,lo harus tau. Tidak semua harapan menjadi kenyataan.
Contohnya seperti ini.
**
"Anjret,tau gitu gue bolos!"keluh Topan. Cowok bermuka 'ayu' yang masuk dalam jajaran Top Wanted Guy di sekolah. Gue terkekeh melihat Topan yang uring-uringan di kursinya. Hal yang sama terjadi pada Kaesang cs.
Kaesang,Gara,Julian dan Fauza awalnya merutuki betapa sial nasib mereka karena harus menjumpai pelajaran ini. Dan menjumpai guru mapel ini yang jauh jauh dan jauh dari ekspektasi kami. Tua dan membosankan.
"Nah,sekarang kalian gunting kertasnya seperti ini"jelas Bu Sarti. Gue menatap malas sambil berusaha menggunting kertas pink di hadapan gue ini dengan lurus. Gue payah tjoy. Gue nggak bisa gunting-gunting beginian. Pasti hasilnya miring. Pasti!
"Han,bego banget sih lo! Gambar lo kebalik! Harusnya lo gambar di sebaliknya,bukan di sini!"protes Caca. Yang gambar siapa,yang protes siapa. Gue mendengus,meletakkan gunting dan potongan kertas pink tersebut sembarangan. Gue nyerah,mak. Gue nyerah!
"Eh,han? Kok udahan sih? Ya ampun,ini tuh seru" seru seru palalu,Ca! Pusing gue sama beginian! Gue menatap Caca malas. Banyak kok yang senasib sama gue. Tuh,Gaby,Adel,Natalia,Frida,Yeyen,Artia,Monica plus Jul-sha malah asyik bergosip ria. Fauza,Kaesang,Julian dan Gara asyik berbokep ria. Iuh sih. Revandra,Topan,Faridz dan Dwipa asyik bermain S.O.S. Yang lainnya molor. Yang rajin sok-sokan caper ke guru.
"Sebentar ya anak-anak saya tinggal dulu. Nanti saya ke sini lagi"ujar Bu Sarti di sambut teriakan riuh dari anak-anak. Termasuk gue.
Oh,pulau kapuk datanglah pada Mama~
**
Hadap kanan,nggak enak.
Hadap kiri,nggak enak.
Angkat kaki,makin nggak pewe.
Begini susahnya mau tidur di kelas.
Sebenernya mau kelas rame,mau kelas sepi,gue tetep bisa tidur. Tapi hari ini,jam ini,kenapa gue malah nggak bisa tidur?
Feeling gue merasakan ada sesuatu yang tidak bisa dilewatkan setelah ini. Tapi apa?
"Eh,kalian mau kemana ?"tanya Pinoy. Mantan temen SMP gue. Kata anak-anak si Pinoy ini agak gimana gitu. Yaudahlah,masa iya gue mau bersikap gimana gitu sama dia. Kan dia nggak ada masalah sama gue. Julian mendecak sebal.
"Cabutlah"sahut Revan. Eh,cabut? Eh,ajakin gue dong. Gue males di siniiiiii. Siapa gue sih sampe mereka mau ngajakin gue? Ahahah.
"Cabut?"mata Pinoy membesar dan menurut gue bentar lagi bola matanya lepas. Ternyata enggak. Yah..
KAMU SEDANG MEMBACA
MCMA : Berandalan Story
Teen FictionAwal baru di kelas baru. Gue nggak habis pikir kenapa gue disatukan dengan 31 kepala yang lain? Kenapa harus gue yang dibuang? Kenapa harus ke sini? Ini cerita gue selama gue berada di tempat ini. Di tempat yang mereka sebut sebagai tempat buangan...