Tak terasa kegiatan honeymoon Arin dan Nayla selesai
Tepat di hari Minggu, Arin dan Nayla bersiap siap menunggu jemputan untuk balik ke kotaTerdengar dari luar villa suara mobil terparkir di depan gerbang villa, tandanya supir pribadi keluarga Arin, alias mas Kurniawan telah sampai
Kurniawan buru buru masuk mengangkat koper Arin dan Nayla dan di taruhnya ke bagasi mobil
Di saat Arin dan Nayla sudah menuju mobil, hendak membuka pintu mobilnya, terdengar suara perempuan memanggil Arin
"Rin, kalian udah mau ke kota yah" tanya perempuan itu, siapa lagi kalau bukan Sinta
Sinta terlihat sangat manis dengan sweater jaket berpadu dengan celana jeansnya, bisa dibilang primadona di desa
"Ini aku ada sedikit oleh oleh buat keluarga kamu" Sinta memberikan bungkusan plastik yang di desain rapi, bertuliskan coklat kacang tanah lokal
Nayla tidak suka tatapan Sinta terhadap Arin, sangat mencurigakan menurut dia
Beda dengan Arin, dia tersenyum dan mengambil bungkusan oleh oleh khas dari desa itu"Iya hari ini aku sama Nayla pulang ke kota, and thanks for oleh olehnya ka Sinta" jawab Arin tersenyum manis
Muka Nayla jangan di tanya, datar banget udah kaya papan tulis, tidak suka jika Arin tersenyum ke wanita lain selain dia, T I D A K suka pokoknya
Nayla masuk ke dalam mobil duluan, sambil menunggu Arin yang sedang berbicara dengan Sinta, entah apa yang mereka bicarakan, sampai dia tidak tahan lagi dan menurunkan kaca mobilnya masih dengan wajah datar
"Belum kelar kah ngomongnya?" Tanya Nayla pada Arin
Arin berbalik dan mendapati Nayla tersenyum paksa dengan wajahnya yang terlihat menyeramkan membuat Arin sadar kalau dia lagi dalam bahaya
"Mm yaudah ka Sinta, aku pergi dulu yah, sampai ketemu nanti"
"Iya Rin, kalian hati hati di jalan yah, sering sering liburan ke villa" ucap Sinta tersenyum, siapa sangka, Sinta punya lesung di pipinya yang membuat dirinya semakin manis jika tersenyum
Arin berjalan masuk ke dalam mobil, setelah itu Kurniawan menjalankan mobilnya berlalu dari villa dan desa
Di dalam perjalanan, Nayla hanya diam dengan wajah yang masih datar, tidak cerewet seperti biasanya, sudah pasti penyebabnya ArinArin yang melihat Nayla hanya diam, membuat dia gelisah, sudah pasti Nayla cemburu, Arin tau itu, jika tidak di bujuk, akan makin rumit
Arin menurunkan kaca mobil agar udara segar masuk
Dia juga tau kalau Nayla sangat suka pemandangan di skitar hutan yang hijau"Nay" panggil Arin pelan
"__" krik krik krik" itu suara jangkrik di dalam mobil
Tidak ada sautan dari Nayla, dia diam saja sambil menatap kosong
"Sayang?" Panggil Arin lagi
"__" krik krik krik" jangkriknya lagi ngejek
"Mas kur, tolong jangkrik peliharaan mas kur di buang aja, ganggu soalnya" ucap Arin asal, padahal tidak ada jangkrik di mobil mewahnya
"Tapi nona muda, saya tidak punya peliharaan, apalagi jangkrik peliharaannya"
"Terus suara apa tadi" tanya Arin heran
"Saya juga tidak tau nona muda"
"__" krik krik krik
"Loh itu suaranya di mana yah" Arin mencari sumber suara mirip jangkrik itu, dan....