O1. idhang saka

53 3 2
                                    

bertumpu pada meja kayu depan rumahmu, tepat di hari sabtu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bertumpu pada meja kayu depan rumahmu, tepat di hari sabtu. hastamu sibuk meraih bayu yang kian sayup, "hah, menjadi satu," katamu, kala waktu menuju pukul tujuh.

"eh?" netra kita tak sengaja bertemu dan tahu-tahu kamu membatu sembari membisu lalu memandangku ragu.

4つの死角。

lengang yang akcaya, kamu mendekat dan mencipta senyum sambil bertanya, "asmanipun, sinten?"
い。namamu, siapa?

tergemap, aku antap. mana mungkin tersirap? bukannya gagu, namun, pigura ini tak kuasa berucap. aku tak cakap.

"nyuwun sewu, mas?" hastamu mengawai, "e-eh, iya?" sahutku seraya menyeka muka, mereda gelagap.
い。maaf, mas?

"tidak bisa bahasa jawa, ya? maaf, nggih?" piguramu jatuh, sedikit sesal dari lubukku, "s-saged. tepangaken, kula saka. idhang saka."
い。b-bisa. perkenalkan, aku saka. idhang saka.

mesemmu menyapa asaku, "mas saka."

"lalu, namamu?" terusku dengan netra yang memandangi figurmu.

tak lama, seseorang tiba sebelum kamu membuka suara, "jangan berbicara dengan orang yang tidak kamu kenal, nang!"

hastaku ditariknya paksa, meninggalkanmu dengan rupa bertanya-tanya tanpa menyisa kata sampai jumpa.

"biyung! mau sampai kapan saya tidak boleh berkawan atau sekedar bertegur sapa dengannya?"

hanya memilih diam dan menyuruhku bungkam. seperti biasa, aku diabaikan.

4つの死角。

banyugeni
lee jeno

banyugeniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang