O2. awawarna

36 1 0
                                        

kini buai irama dihalang lara tanpa antara, "indah, sungguh," kau tiba tanpa aba lalu bersila-berbunga-bunga-kala candra melukis garis tipis polaris yang tengah sibuk menghalang sideris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kini buai irama dihalang lara tanpa antara, "indah, sungguh," kau tiba tanpa aba lalu bersila-berbunga-bunga-kala candra melukis garis tipis polaris yang tengah sibuk menghalang sideris.

"tapi ini hanya nukilan tanpa ragam warna, kau tahu?"

"aku tahu," terayun dengan anggun, mencacak dengan lajak, dan nyaris terambau dengan basau-hampir terjatuh-aku berdiri bersiap merengkuh, tapi kau malah acuh.

lalu kau tergelak saat aku tergemap, "kenapa berhenti? padahal, aku ingin bernyanyi."

4つの死角。

bersama laras tala, tersimpul rona awawarna di pigura, "akhirnya!"

"kenapa?"

aku terdiam penuh gamam, mencoba menerka seluruh kata, tapi kau malah pergi sambil berlari dan menjauhiku yang masih termangu.

"telah tersurat tanpa noda, esem teduh idhang saka. haha, sampai jumpa!" diiring jeda, kau kembali bersuara, "semoga," menutup kata penuh asa.

andai kutahu, kelabu di pelupuk matamu yang sudah ada-saat itu-sebelas tahun yang lalu.

4つの死角。

banyugeniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang