22.

1.7K 143 16
                                    


Sudah 3 hari Kylla terkurung di dalam kamar lamanya. Kegiatannya hanya belajar, makan, main hp, tidur, lalu kembali lagi dari awal. Hingga Kylla muak melihat berbagai macam buku di atas tempat tidurnya. Bukannya rajin, Kylla hanya terpaksa. Azni sering kali mengecek dirinya di dalam kamar. Jika ia bermain hp, detik itu juga Azni langsung mengambil HP-nya dan menyuruhnya belajar. Kalau tidak menurut, Kylla akan bertahan lebih lama lagi di dalam kamar. Melakukan hal yang mulai membosankan.

Hari ini Zami akan pulang ke rumah setelah dari luar kota mengurus pekerjaan kantor. Azni baru saja menerima pesan pukul 09.00 pagi dari sang suami jika ia sudah dalam perjalanan menuju rumah. Segera Azni menaruh Hp-nya di atas meja dan melanjutkan masaknya untuk makan siang nanti.

"Ada yang perlu Kylla bantu gak, Ma?" Suara Kylla terdengar pelan di belakang membuat Azni yang sedang memotong bawang menoleh. Hanya sekilas.

"Gak usah," ucap Azni singkat. Ia sudah tidak kesal seperti kemarin. Hanya saja ia mau memberi anaknya sedikit pelajaran dari perbuatannya itu agar tidak mengulanginya lagi.

Kylla mengulum bibirnya sambil memainkan ujung bajunya. Kylla memperhatikan sekeliling dan berhenti pada sayuran dalam bakul di atas wastafel. "Sayurnya udah di cuci belum? Kalo belum, Kylla aja yang bersihin." Kylla hendak melangkah namun suara Azni menghentikannya.

"Gak usah. Siapa yang nyuruh kamu keluar? Tetap di kamar. Hukumanmu belum selesai."

Memang sebagian anak remaja pasti akan senang jika hanya disuruh berdiam diri di dalam kamar dan tidak boleh membersihkan rumah. Bagaikan anak emas yang sangat diperhatikan orang tuanya agar tidak kelelahan. Memang enak. Tapi lama kelamaan juga membosankan. Kylla mengalami fase itu sekarang. Hanya berdiam di dalam kamar, tidak melakukan apapun selain bermain hp dan keterbatasan gerak.

Kylla rindu Lila, suasana apartemennya dan, kebebasannya.

Dengan lesu Kylla berjalan menaiki tangga. Wajahnya muram seperti tidak ada semangat menjalani hari-harinya. Langkah Kylla mendadak terhenti ketika mendengar suara bel di depan. Matanya melebar senang. Siapapun orang itu Kylla sangat berterimakasih. Karena jika ada tamu atau siapapun, maminya tidak mungkin melarangnya berbuat sesuatu. Dan tidak mungkin memasang wajah jutek seperti tadi.

"Kylla aja yang bukain!" Teriak Kylla segera berlari lebih dulu dari Azni yang hendak berjalan membukakan pintu.

Azni menghela nafas pasrah. Lanjut berjalan menyusuli Kylla yang sudah duluan membuka pintu.

"Papi! Kylla kangen!" Teriak Kylla seraya memeluk Zami kuat.

Zami mengecup dahi Kylla dan membalas pelukannya. "Akhirnya bisa ketemu anakku yang sangat cantik. Tungguin papi ya?"

Kylla menggangguk dengan senyum lebar. "Papi lama banget pulangnya! Kylla telpon selalu gak aktif! Udah overthingking jangan-jangan papi ketemu mami baru lagi di sana."

"Kebiasaan pikirnya terlalu jauh. Enggaklah. Papi setia sama Mami." Zami mengedipkan sebelah matanya ke arah Azni yang baru muncul menghampiri mereka.

Azni menunduk, mencium punggung tangan Zami. Zami balas mengecup dahi Azni lembut. Azni mengambil tas yang di pegang suaminya.

"Masuk, langsung mandi habis itu makan," ucap Azni datar. Ia beralih menatap Kylla. "Kamu masuk kamar. Lanjut belajar dan jangan keluar sebelum Mami panggil. Kerjakan soal fisika yang lain, nanti Mami periksa habis makan siang."

Setelah mengatakan itu Azni pergi. Zami menatap punggung istrinya heran. Kenapa wajahnya seram sekali? Tidak ada senyuman atau kata-kata lembut untuknya. Apa moodnya kurang baik? Kalau iya, apa penyebabnya?

"Mami kamu kenapa? Kok mukanya galak?" Tanya Zami pada Kylla.

"Memang biasanya gitu kan? Galak," jawab Kylla santai.

FADLAN AND KYLLA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang