Isi Hati Titik

4 0 0
                                    

Titik itu sesungguhnya tidak ingin membangun tembok;
ia ingin aksara lain mendampingi-
selalu mendampingi-
akan terus mendampingi.

Titik itu sesungguhnya ingin selalu diingat;
kendati lagaknya memberi kesan murka,
keras kepala,
bungkam,
hingga hilang akal.

Titik itu tak ingin merasa sakit juga;
sementara ia pengingat luka.

Namun, seberapa banyak titik berteriak,
belakangan ini ia telah hilang identitas.

Aksara makin lama kian menipis.
Menggantung.
Seolah melupakan eksistensi titik,
yang kini terkatung-katung.

Lantas, tembok itu terpaksa ia bangun.
Tanpa aksara mendampingi.
Tanpa pengingat luka lagi.

Inikah yang terbaik?

18 Oktober 2021.

titik.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang