Murid baru

0 0 0
                                    

Setelah bel istirahat berbunyi, Allice bergegas untuk kembali ke kelas. Dia ingin menanyakan pelajaran yang ketinggalan tadi pada Rindu.

"Aisyah."panggil seseorang dari kelas IPS.

Aisyah menoleh pada orang yang memanggilnya, terlihat seseorang lelaki berlari mendekatinya.

"Lo nggak papa kan?"tanyanya keliatan khawatir. Dia merasakan kening Aisy dengan punggung tangannya. Tadi dia melihat seseorang menggendong Aisyah lewat di depan kelasnya, tapi tak bisa keluar karena lagi ulangan harian.

"Gue nggak papa kok, indra. Tadi pingsan saat di hukum di lapangan."jawab Aisyah.

"Kantin yuk?"tanya Indra mengalungkan tangannya di leher Aisyah. Cowok itu adalah sahabat Aisyah bernama Indra Admaja. Mereka mulai sahabatan saat sekolah menengah pertama.

"Tadi gue nggak masuk, Ind. Gue mau salin pelajaran dulu. Lo pergi sama Rindu aja ya, gue juga udah makan tadi di uks." jawab Aisyah. Sebenarnya dia merasa segan pada Indra, tapi dia nggak bisa terlalu santai soal pelajaran. Dia di tuntut unjuk jadi juara di kelasnya.

"Ok, gue bawa ke kelas lo aja, gue ke kantin bentar." ucap Indra sambil mengacak rambut Aisyah.

"Rambut gue ih." ucap Aisyah ngambek dan memonyongkan bibirnya.

"Sok imut deh lo. Hahaha." ucap Indra tertawa lalu meninggalkan Aisyah yang kesal. Aisyah melanjutkan jalannya lagi menuju kelas. Bagaimanapun dia nggak mau ketinggalan pelajaran sedikitpun.

"Kantin yuk?" ajak Rindu berjalan menyusul Aisyah yang baru masuk kelas. Kelasnya sangat lengang, karena teman-temannya pergi ke kantin. Hanya ada 3 orang di dalam yang sibuk dengan urusan masing-masing.

"Gue udah makan tadi, gue mau pinjam buku lo dong, mau salin pelajaran tadi." ucap Aisyah yang sebenarnya merasa segan dengan Rindu.

"Ya udah, gue kantin dulu. Bukunya di dalam laci meja." ucap Rindu berlalu pergi.

Saat berjalan ke tempat duduknya, Aisyah melihat kursi di belakangnya yang biasanya kosong, kini ada seorang cowok yang meletakkan kepalanya di atas meja. Tapi dia enggan untuk menyapa. Aisyah mengambil buku di dalam laci meja Rindu dan menyalinnya sambil memahami materi tersebut.

"Nih, buat lo." ucap Indra menyerahkan sebungkus bakso pada Aisyah. Indra menghadapkan kursi depan ke arah Aisyah.

"Gue udah kenyang sebenarnya sih, tapi kalau gratisan gini gue terima aja. Mayan kan." ucap Aisyah mengambil bakso dan memakannya.

"Dasar, pencinta gratisan." ejek Indra yang membuat Aisy tersenyum.

"Kenapa nggak makan sama Rindu, dia juga ke kantin tadi?" tanya Aisyah.

"Nggak deh, di kantin ribut banget." jawab Indra sambil memakan bakso kuah di depannya.

Aisyah memperhatikan kuah bakso di mangkok Indra. Kuahnya kelihatan sangat pedas membuat Aisy meneguk ludahnya.

"Nggak pedas tuh, merah banget?" tanya Aisy pada Indra yang masih terlihat santai walau udah habis setengah.

"Nggaklah, enak malah." jawab Indra.

Aisyah melanjutkan proses mencatatnya, masih ada satu pelajaran lagi yang belum siap. Dia tidak memperhatikan Indra lagi yang sibuk dengan makanannya.

"Kenapa tadi kok bisa di hukum?" tanya Indra sambil meminum air di tangannya.

"Terlambat. Seharusnya nggak terlambat sih, tapi tadi ada yang main tarik aja minta antar ke ruangan kepsek." jawab Aisy sambil menulis.

"Anak baru?" tanya Indra memperhatikan Aisyah yang menulis dengan cepat.

Semua Tentang WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang