Aisyah

0 0 0
                                    

Setelah bel berbunyi, Aisyah dan Rindu berjalan menuju parkiran. Aisyah masih menemani Rindu menunggu jemputan nya, biasanya Rindu di jemput kakak laki-lakinya. Hari ini, cuaca sangat terik membuat Aisyah meringis ketika matahari mengenai kulitnya.

"Gue duluan ya, atau mau bareng gue aja?" tanya Rindu.

"Nggak usah. Aku bisa pesan ojek kok." jawab Allice.

Mendengar jawaban Allice, Rindu masuk ke dalam mobilnya sambil melambaikan tangannya. Aisyah tersenyum menanggapi itu.

"Ayu gue antarin." ucap Indra.

"Nggak deh, gue balik sendiri aja. Nih, banyak ciwi-ciwi yang ngantri." ucap Aisy.

"Huss. Ogah." ucap Indra.

"Hahha. Santai kali Ind." ejek Aisyah.

"Eh, gue balik dulu ya, ojol gue udah datang." pamitnya pada Indra.

"Bareng gue aja." ucap Indra.

"Bye." ucap Aisyah lalu menaiki ojolnya.

Perjalanan nya tidak lama, hanya lima belas menit dari sekolah. Dia turun dan membayar ongkos. Lalu masuk ke cafe yang terlihat rame dan pelayannya sangat sibuk.

"Hai, Jen. Rami banget ya." sapa Allice pada kasir yang bernama Jeni.

"Hai, iya dari pagi emang udah rame." jawab Jeni.

"Gue ganti dulu ya." ucapnya yang cuma di jawab dengan anggukan oleh Jeni.

Setelah mengganti bajunya, Aisy mulai bekerja mengantar pesanan pelanggan. Semakin lama, cafe nya semakin rame. Mereka maklumi itu karena hari ini awal bulan dan hari week and. Tapi mereka merasa keteteran, terutama Aisyah nggak ada berhenti semenjak di datang. Sekarang hari sudah magrib, jadi kedainya mulai sepi. Aisyah memanfaatkan waktu ini buat istirahat sebelum rame lagi. Biasanya, semakin hari makin larut, cafe ini bakal tambah rame dan dia tak akan punya waktu buat istirahat.

"Capek banget." keluh Jeni duduk di sampingnya.

"Iya, rame banget ya kalau awal bulan gini. Mungkin semuanya habis gajian kali ya. Haha." ucap Aisyah.

"Iya tuh. Mereka baru gajian mungkin." jawab Jeni.

"Lo nggak capek apa, pulang sekolah langsung kerja Aisy?"tanya Jeni melihat Aisyah.

"Mau gimana lagi, Jen. Kita punya kebutuhan yang harus di penuhi." jawab Aisyah.

"Iya sih, orang miskin kayak kita nggak mungkin bersenang-senang nggak jelas gitu." jawab Jeni.

Jeni di cafe itu juga bekerja full time. Dari pagi sampai kedai tutup. Masih cepetan Aisy, Aisy masuk siang pulang jam sepuluhan.

Mereka mulai sibuk lagi, sudah banyak pesanan yang harus diantarkan. Aisyah sibuk mondar mandir mengantar pesanan. Sebenarnya, kakinya capek banget, tapi dia harus usah. Kalau nggak gini, dia nggak bisa bayar uang spp dan belanjanya.

"Aisy, tolong antarin ke meja nomor 10 ya." ucap Jeni saat Aisyah baru balik ngantar pesanan.

Aisy mengambil makanan itu dan mengantar nya ke nomor tersebut. Di meja itu nampak dua orang pria yang duduk berhadapan. Dia menaruh makanan dengan hati-hati tanpa melihat dua pria itu.

"Lo." ucap salah satu pria yang duduk di sana sambil menunjuknya.

Merasa dia kena panggil, Aisy menolehkan kepalanya. Dia terkejut melihat orang itu.
Orang itu adalah anak baru di sekolahnya, Syakiel.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Allice professional.

"Lo Aisyah kan?" tanya cowok itu agak ragu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Semua Tentang WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang