Bab 2

11 3 3
                                    

     Sepulang kuliah seperti biasa Raya pergi ke pantai, jam sudah menunjukkan pukul lima sore, ia memang pulang agak telat hari ini dikarenakan ada rapat kepengurusan mahasiswa yang mau tidak mau harus ia hadiri.

Raya berjalan di pinggiran pantai sambil menatap pasir yang bersentuhan langsung dengan telapak kakinya langit sudah mulai jingga sebentar lagi sunset akan terlihat pemandangan yang sangat Raya sukai.

Tapi tiba-tiba saja langit berubah gelap sepertinya akan ada badai, gemuruh dari langit pun mulai bersahutan Raya mulai beranjak begitupun pengunjung lainnya yang sudah mulai meninggalkan pantai. Ia pasti akan kesulitan pulang karena hari ini ia tidak membawa kendaraan.

Baru saja Raya melangkah tiba-tiba matanya menangkap pemandangan aneh seperti ombak yang saling manghantam satu sama lain.
'Apakah disana sedang ada peperangan?' batin Raya.

Raya sudah basah kuyup ia masih berdiri ditempat semula dan memerhatikan lautan di hadapannya. Angin kencang serta gemuruh tidak membuat Raya gentar ia sangat penasaran.

"Lautnya jadi hitam" gumam Raya menganga.

"Dek jangan disini dek bahaya ada badai" kata seorang bapak-bapak memakai payung datang menghampiri dirinya.

"Iya pak, ini saya mau pulang" jawab Raya sopan.

"Jangan lama-lama nanti ombaknya makin gede bahaya itu" pesan bapak tadi kemudian berlalu meninggalkan Raya.

"Iya pak" Raya mengangguk.

Tapi nyatanya ia masih mematung disana.

"Ayo pergi" seseorang datang lalu seenaknya menarik tangannya meninggalkan tempat itu.

"Hey kamu siapa" tanya Raya memberontak tapi tidak digubris pria itu. Raya mulai kewalahan mengikutinya, tangannya terus ditarik sampai ke parkiran.

"Hey, kita tidak saling mengenal, Siapa kamu?" Tegas Raya kepada lelaki bertopi dengan pakaian serba hitam itu.

Pria itu membuka topinya lalu menatap Raya, Raya tercengang melihat keindahan bola mata berwarna biru milik lelaki itu.
'Indah sekali' batin Raya. Ia baru pertama kali melihat mata seindah itu. Astaga bisa-bisanya dia merasa kagum di saat seperti ini.

"Nama saya Xabiru, saya pangeran laut" ucap pria itu datar. Raya kembali dibuat kaget ia tidak bisa menutupi rasa terkejutnya.

"Apa? ta-tapi kamu terlihat seperti manusia biasa dan kenapa kamu menarikku kesini?" Kata Raya masih belum percaya bisa sajakan pria itu mengada-ada.

"Saya diutus ke bumi untuk menyelamatkan mutiara suci yang ada padamu"

"Mutiara suci?"

"Nanti saya jelaskan, ayo segera kita tinggalkan tempat ini"

Xabiru membukakan pintu mobil Lamborghini mewah berwarna hitam itu untuk raya.
'Apa ini mobilnya? Apa dilaut juga ada mobil?'

"Tapi darimana kamu dapat mobil semewah ini kamu kan gak hidup di darat" tanya Raya setelah mereka berada di dalam mobil. Dirinya belum sepenuhnya yakin pada pria ini.

"Meskipun saya hidup di laut tapi saya tetap memiliki koneksi di daratan" jawab Xabiru fokus pada jalanan di depannya.

"Maksudnya"

"Nanti saya jelaskan"

Mobil Xabiru berhenti tepat di sebuah gedung apartemen Raya. Lagi-lagi Raya dibuat bingung bagaimana Xabiru bisa mengetahui alamatnya juga.

Keduanya berjalan beriringan dalam diam Raya mencuri pandang ke arah Xabiru ia masih terpesona pada kedua mata pria itu belum lagi wajah tampannya yang sangat mendukung, rahang tegas, alis tebal dan hidung mancungnya.
Aakhh stop Raya.

Mereka sampai di depan pintu apartemen Raya langsung saja Raya membukanya dan mempersilahkan Xabiru masuk.

"Sebentar aku ganti baju dulu, kamu jug- eh kok baju kamu samasekali gak basah padahal tadi kan kehujanan" Raya bingung sendiri melihatnya.

"Saya bukan manusia Raya" oke, Raya sebaiknya tidak usah banyak tanya sepertinya pria itu tipikal cowok cool dan irit bicara. Buktinya daritadi wajahnya datar-datar saja kalau orang biasanya kan setidaknya tersenyum atau basa-basi ah ingat Raya dia bukan manusia jangan berharap terlalu tinggi.

Raya kembali ke ruang tamu dan meletakkan dua gelas teh hangat untuk Xabiru dan dirinya. Raya diam memperhatikan seksama Xabiru yang menyeruput teh dihadapannya.

Selama ini yang raya cari ada dihadapannya yaitu makhluk laut yang tak diketahui manusia, tapi raya tak pernah membayangkan jika makhluk itu menyerupai manusia terlebih-lebih sangat tampan.

"Emm tadi kamu bilang mau kasih bukti kalo kamu berasal dari laut apa boleh saya lihat?" Tanya Raya penasaran. Xabiru mengangguk lalu memejamkan matanya beberapa saat kemudian tubuhnya bercahaya kemudian dalam sekejap mata pakaiannya berganti dengan setelan aneh seperti khas kerajaan serta mahkota emas dikepalanya.

Raya lebih tercengang saat ia melihat sepasang kaki tadi sudah berubah bentuk menjadi ekor panjang berwarna biru berkilauan.
Apa ini? Jadi dia duyung laki-laki atau manusia setengah ikan?
Detik selanjutnya pakaian tadi menghilangkan dan ia kembali mengenakan baju serba hitamnya.

Raya menatap antara kagum dan tidak percaya apa yang barusan ia lihat.

"Saya diutus kesini untuk menjaga mutiara suci yang ada padamu kemudian membawa kembali ke istana"

"Mutiara suci?"

"Iya mutiara suci yang selama ini ada padamu"

"Bagaimana bisa mutiara itu ada padaku? Aku tidak merasa memilik benda itu" Tidak masuk akal bagaimana bisa mutiara itu ada padanya.

"10 tahun yang lalu kita pernah bertemu, di sebuah pantai dan disitulah mutiara itu kuberikan padamu"

"Ba-bagaimana bisa?"

"Waktu itu peperangan hebat terjadi antara bangsa siren dan merman, disaat itulah saya diutus untuk menyelamatkan mutiara suci itu agar tidak diambil alih oleh siren, dan saya melihat kamu dan disitulah mutiara itu berpindah tangan" Raya masih mencerna kata-kata yang Xabiru lontarkan, kenapa begitu rumit.

"Tapi aku tidak menyimpan mutiara yang kamu bilang"

"Mutiaranya ada didalam tubuhmu dan sekarang mutiara suci itu kembali di incar bangsa siren, dan kau sedang dalam bahaya" Xabiru diam kemudian menatap lekat wajah Raya. "Maukah kau membantuku?"

"Ayo kita jaga mutiara itu"

"Hah?"

"Tetaplah disisiku"


Salam manis dari merman ganteng 💙

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

XABIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang