Chap 1: Awal pertemuan.

67 13 1
                                    

Di siang hari yang panas..

"Hiks..hiks" terlihat anak laki-laki yang berumur 10 tahun sedang duduk dibangku ayunan taman bermain sambil menangis.

"Hei mengapa kau menangis? dimana orangtua mu?" Seorang anak perempuan bernama [your name] merasa kasihan pada anak laki-laki itu dan mendekatinya. [your name] juga ikut duduk di samping anak laki itu karena kebetulan ayunan di sebelahnya kosong. Berharap juga ia dapat membantu anak laki-laki tersebut dengan permasalahannya.

"Y-ya aku tak apa... hiraukan saja aku, aku bukan siapa-siapa mu juga." anak laki-laki yang melihat [your name] mendekatinya itu sesegera mungkin menghapus air matanya sebab tidak ingin dipandang lemah oleh anak perempuan yang ada disebelahnya.

"Aku melihatmu menangis.. jelas-jelas kamu tidak baik-baik saja. Kamu boleh kok bercerita kepadaku.. menurutku kalau punya masalah sebaiknya jangan dipendam sendiri nanti malah membuatmu semakin terpuruk." kata [your name] sambil merangkul anak laki-laki itu dan jangan lupa senyum.

"Ah ya aku lupa.. namamu siapa?" tanya [your name] penasaran akan nama laki ini.
"H-hanemiya Kazutora.. kau sendiri siapa?" Tanya Kazu kembali sambil menatap mata [your name].
"Ah nama yang unik Kazutora! Aku [your name] salam kenal! Kita teman sekarang." ucap [your name] dengan semangat.

"T-teman? Semudah itukah kamu mempercayai ku..? aku bukan anak yang baik.. aku juga bukan siapa-siapa dan tidak berguna untuk siapapun." Ucap Kazutora sambil memandangi langit yang indah

"Huh?! Tidak berguna? Hei, tidak ada yang tidak berguna tahu! Kamu sendiri pasti memiliki kelebihan.. sekarang aku tahu mengapa kamu menangis, dan pastinya kamu tidak punya teman kan? kamu juga sepertinya kesepian."

"Sejujurnya aku masih ada teman bernama baji.. hanya saja aku tidak mau ia mengkhawatirkan aku."
"Begitu ya, kalau begitu ceritakan saja kepadaku apa yang kamu ingin ceritakan." Ucap [your name] sambil tersenyum dan menyakinkan kazutora bahwa ceritanya tidak akan diberitahu siapapun itu.

Kazutora pun akhirnya menceritakan hidupnya, yang bagaimana ayahnya selalu menuntut Kazutora agar memiliki nilai tertinggi di sekolah. Dan dipukuli jika ia tidak memenuhi keinginan ayahnya, memiliki kesehatan mental yang terganggu, dan semua yang terjadi dikehidupannya yang membuatnya lega.

". . ." [your name] yang mendengarkan cerita kazu itu pun terdiam, lalu ia berkata..
"Hidupmu berat juga ya, wajar saja kamu seperti ini. Ayo jadi temanku juga, aku akan memberikan mu permen!"

Kazutora kerkejut mendengarnya. Bagaimana ia tidak terkejut coba?
"Permen..? Aku tidak membutuhkan permen. Lagipula bagaimana bisa kamu mempercayai ku semudah itu, aku kan orang asing." Ucap Kazutora tidak percaya akan perkataan [your name]. yang ia kira blak-blakan.

Sebenarnya Kazutora saat itu benar benar ingin sekali memakan permen, tapi ia tak mau membuat [full name] repot sendiri. Karna di lubuk Kazu, ia takut di racuni makanan.

"Pfft- memangnya kenapa kalau kamu orang asing? jangan banyak ngomel deh, nanti ku kasih ya permen nya!. Aku juga tahu kalau kamu itu orang yang baik.. hanya saja lingkungan mu sendirilah yang membuatmu itu jadi seperti ini. Dan mungkin kamu penasaran dengan orangtua ku ya?
Haah.. mereka meninggalkanku disaat aku masih berusia 8 tahun. Jadinya aku tinggal sendiri deh, tinggal kakekku seorang."

Kazutora terkejut mendengar cerita [your name] "Dia tinggal sendiri ya.. diusia  8 tahun seperti itu kehidupan nya sudah sangat berat, kuat sekali.. sebaiknya aku juga akan menemaninya." batin Kazutora.

"Apa aku boleh tinggal di dekat rumahmu?" Ucap kazutora yang sepertinya sedikit bersemangat dan mulai bangkit dari sedihnya.

"Tentu boleh dong! Nah sekarang, Kazucchi. Kau sahabatku dan aku berjanji aku akan selalu ada untukmu! Aku tidak akan meninggalkan mu, aku berjanji!" [your name] mengatakan itu dengan sangat bersemangat.

"Kazucchi?"
"Yap! Panggilan spesial untukmu"

"Terimakasih [your name]! Aku juga akan menjaga mu sebisaku dan juga tidak akan mengecewakan mu ataupun meninggalkan mu, aku berjanji!". Mereka berdua pun saling bertautan jari kelingkingnya, menandakan bahwa mereka benar benar berjanji.

tbc..

Childhood || Kazutora.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang