Obat Syeikh Aliyyani Almajnun

7 0 0
                                    

Dari atho' as salimi beliau berkata : Suatu hari aku melewati gang dari gang gang Kufah, aku lihat syeikh aliyyani Al majnun tertawa tawa dan ia sedang berdiri dihadapan dokter yang sedang mengobati pasiennya, aku pun tidak tahu mengapa sebabnya dia tertawa.

Maka aku pun bertanya padanya : "apa yang membuat mu tertawa?"

"Ini seorang yang terkena penyakit dia mengobati orang lain padahal dirinya sendiri banyak penyakitnya."

lalu aku pun bertanya : "apakah ada obat yang bisa menyelamatkan dia dari penyakitnya itu?"

"Ya ada, satu teguk minuman jika ia meminumnya ku harapkan kesembuhannya." ujar aliyyani Al majnun

maka aku pun bertanya lagi : "Sifatkanlah obat apa itu?"

"Ambillah daun kefakiran, dan akar kesabaran, serta buah tawadlu dan ma'rifat, dan tanaman pemikiran, lalu tumbuklah dengan lemah lembut dengan kerendahan penyesalan, dan jadikanlah di sebuah wadah taqwa, lalu tuangkan padanya air sifat perasaan malu, lalu nyalakanlah di bawahnya dengan bara cinta, sehingga berbusa busa, lalu tuangkankanlah pada wadah keridoan, dan diamkanlah hingga dingin dengan kipas pujian, lalu Aduklah dengan sendok istighfar maka ia tidak akan kembali pada maksiat tersebut.

Maka setelah mendengar ucapan tersebut dokter itu langsung pingsan dan ternyata wafat seketika itu juga.

Setelah dua tahun dari kejadian itu aku (atho as salimi) bertemu dengan aliyyani Al majnun di Makah dalam keadaan thowaf, aku pun berkata padanya : "engkau telah menasehati seseorang hingga seakan akan engkau telah membunuh nya."

syekh aliyyani Al majnun pun berkata padanya : "aku tidak membunuhnya dengan nasihatku bahkan aku menghidupkannya, tiga hari setelah dokter itu meninggal aku melihatnya dalam mimpiku memakai gamis hijau serta sorban dan memegang tongkat dari tongkat surga, aku pun berkata padanya "wahai kekasihku apa yg Allah telah perbuat padamu? Allah telah mengampuni ku dan menerima taubatku karena Rahmat nya padaku, dan ini aku sekarang berada di samping Rasulullah".

Diambil dari kitab :

عقلاء المجانين للإمام أبي القاسم الحسن بن محمد بن حبيب
ص : ١٦٦
ط : دار النفائس

HIKAYATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang