Chapter 5

12 7 0
                                    

Happy reading
.
.
.
.

Ia mendatangi tempat ini lagi untuk yang kedua kalinya. Satu jam lebih Andhira menunggu tapi belum ada tanda-tanda pemilik toko akan datang. Meskipun Andhira menunggu di ruangan nyaman ber AC tapi yang dimana-mana yang namanya menunggu tetap menjadi hal yang membosankan. Ia beralih memainkan ponselnya, berharap dengan begitu bosan yang Andhira rasakan bisa sedikit terobati.

"Ini bu, orangnya" samar-samar terdengar seseorang berbicara.

"Permisi,"

Andhira yang menyadari hal itu lantas menghentikan aktivitasnya. Ia melihat seseorang wanita yang dilihat dari penampilannya mungkin adalah pemilik toko bunga ini. Wanita itu memperhatikan Andhira cukup lama. Dari sorot matanya yang teduh Dia melihat Andhira cukup seksama. Andhira yang menyadari suasana tiba-tiba berubah canggung lantas bangkit dari duduknya.

"Perkenalkan Bu, nama saya Andhira," ucap Andhira sambil menyalami tangan wanita itu.

Wanita itu lantas tersadar dari lamunannya.

"Oh iya,"

"Saya Maya pemilik toko ini," lanjutnya tersenyum simpul.

"Duduk," ucap wanita itu mempersilahkan Andhira untuk kembali ke tempat duduknya. Andhira lantas menuruti wanita yang bernama Maya itu.

"Nama kamu Andhira kan?" Wanita itu tampak memastikan.

"Iya Bu," balas Andhira.

"Kenapa kamu pengen kerja di toko Ibu?" tanya wanita itu.

Andhira terdiam beberapa saat.

"Saya... pengen bantu ayah saya,Bu" ucap Andhira.

"Kamu kuliah?"

Andhira hanya mengangguk.

"Jadi, Kamu pengen kerja di toko bunga ini?"

Andhira mengangguk bersemangat. Wanita itu pun lantas tersenyum melihat Andhira yang antusias.

"D toko bunga ini sedang kekurangan karyawan buat nganter bunga,"

"Iya Bu, nggak apa-apa Dhira bisa kok nganter bunga. Mau dekat mau jauh, Aman pokoknya," jawab Andhira dengan cepat.

Wanita itu hanya tertawa.

"Hahaha kamu ini,"

Andhira menatap wanita itu dengan heran.
"Maaf Bu," ucap Andhira sedikit menundukkan kepalanya. Ia merasa sedikit takut jika Ia salah ucap.

"Loh, kok minta maaf?"

Andhira hanya tersenyum kikuk.

"Ibu suka liat semangat kamu, karena kamu udah semangat. Selamat ya, kamu diterima,"

Mimik wajah Andhira berubah secara tiba-tiba.

"Makasih Bu," Andhira yang langsung menyalami wanita itu.

"Jadi, kapan saya bisa mulai bekerja Bu?" tanya Andhira.

"Kalau kamu tidak ada Kuliah, boleh sekarang atau besok," tutur Maya.

"Sepertinya kalau sekarang saya bisa Bu," jelas Andhira.

"Oke, nanti kamu minta tolong karyawan Ibu aja yang tadi itu, buat jelasin apa aja dan mulai dari mana kamu kerja," terang wanita

"Baik Bu, kalo gitu saya permisi," ucap Andhira yang kemudian meninggalkan ruangan itu.

Dia melangkah dengan ringan. Menjadi tukang pengantar bunga bukan sesuatu yang buruk bagi Andhira. Bahkan, sekarang Ia merasa senang. Dalam hati Andhira berjanji akan melakukan yang terbaik. Karena Dia bukan gadis yang akan menyia-nyiakan sesuatu yang sulit untuk didapat.

DIARY ANDHIRA (ON-GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang