6th Month II

20K 1.3K 479
                                    

Happy Reading!!!











"Panggilan kepada Haru-kun over!"


Haruto mengalihkan fokusnya dari laptop menuju handy talky yang tergeletak diatas meja kerjanya. Suara parau istrinya terdengar dari sana. Posisinya Haruto sedang berada diruang kerja di lantai atas sedangkan Junkyu berada di kamarnya di lantai bawah. Setelah menemani Junkyu hingga istrinya itu tertidur, Haruto langsung naik menyelesaikan pekerjaannya. Dan kini jam menunjukan pukul dua pagi, berarti sudah empat jam dirinya disini meninggalkan Junkyu.


Tiba tiba saja Junkyu menginginkan untuk menggunakan handy talky seperti ini. Tau sendiri tabiat Junkyu yang tak ingin ditinggal oleh sang suami saat tidur. Jadi saat terbangun, ia tak perlu naik ke lantai atas menghampiri Haruto. Istrinya juga bilang agar menghemat pulsa dan ia merasa lebih keren saat menggunakan handy talky.


"Haru-kun instruksi!"


Alih alih menjawab, Haruto kembali fokus pada lembar pekerjaan terakhirnya agar cepat selesai. Mengetikan dibaris terakhir pada laman ms wordnya dan tak lupa menekan tombol save. Pekerjaannya selesai untuk minggu ini maka besok ia bisa menghabiskan waktu dengan istri manisnya.


"Panggilan kepada Ayah Juju untuk segera— Akhh!"


Suara Junkyu terputus disana.


"Junkyu-san, anda tidak apa?"


Sial. Haruto lupa jika handy talky mereka juga terhubung dengan milik Paman Shim. Lagi pula kenapa supirnya itu masih terjaga di jam seperti ini?


"Paman Shim? Wah... aku baru tau ini tersambung dengan milikmu. Apa aku— shh... mengganggu tidurmu Paman?"


"Tidak, saya memang belum tidur. Anda butuh bantuan, Junkyu-san?"


Bodohnya Haruto yang hanya mendengar percakapan mereka dari kursi kerjanya tanpa melakukan apapun. Pekerjaannya telah selesai namun ia tak berniat untuk bergerak dari posisinya sedikitpun. Padahal ia mendengar suara Junkyu yang sesekali merintih disebrang sana.


"Bisakah paman menemaniku ke dapur? Aku haus"


Haruto langsung menutup semua laman yang ia buka dan menekan pilihan closedown di laptopnya. Tak menunggu layar laptopnya menghitam, Haruto langsung menutup laptopnya.


"Biar ku ambilkan, Junkyu-san. Anda tunggu di kamar saja"


"Terima kasih, Paman Shim"


Pria berstatus suami Junkyu itu langsung mengeluarkan ponselnya. Membuka daftar kontak lalu mencari nomor Paman Shim disana. Kemudian menekal tombol hijau untuk melakukan panggilan.


"Halo, Watanabe-san?"


"Biar aku yang mengambil air untuk Junkyu. Kau bisa istirahat" ucap Haruto lugas.


Tanpa menunggu jawaban dari Paman Shim, Haruto langsung menutup panggilannya. Ponselnya ia masukan kedalam saku celana. Haruto bangkit dari duduknya lalu berjalan kelantai bawah. Sebelum kekamarnya, tak lupa Haruto berjalan kearah dapur. Mengambil segelas air lalu meminumnya hingga tandas. Haruto juga mengambil botol minum dan mengisinya hingga penuh untuk istri manisnya.


Entah apa yang akan dikatakan oleh Junkyu nantinya. Istri manisnya itu kini tak segan memarahi Haruto dengan kata kata tajam lalu merajuk seharian. Meskipun akhirnya Junkyu yang akan menangis karena Haruto mematuhi omongannya untuk menjaga jarak. Haruto memaklumi sifat Junkyu, semuanya. Diumurnya yang seharusnya masih bisa bermain dan berkumpul dengan temannya, Junkyu malah sudah menopang perut beratnya dan sulit kemana mana.


Nine Month Period | Harukyu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang