Our Happiness [End]

20.8K 1.3K 368
                                    

Hehehee...
Happy Reading!!!










"Ini anakmu?"


Junkyu mengangguk dengan senyum bangga dibibirnya.


"Wah, Watanabe-san benar benar bernafsu saat membuatnya" ucap Jihoon sembari menggelengkan kepalanya tak percaya.


Sudah genap satu bulan Junkyu keluar dari rumah sakit. Pemuda itu keluar setelah empat hari dirawat pasca melahirkan putra pertamanya. Junkyu tengah menggendong Junghwan sembari duduk diatas ranjang lalu ada Jihoon yang memperhatikan bayi kecil itu dengan tatapan takjupnya. Ini pertama kalinya Jihoon melihat secara langsung bayi itu. Mengingat bulan lalu ia sibuk dengan ujian dan segala tetek bengek hingga baru sempat menjenguk keponakannya sekarang. Sahabat karib yang selama ini Jihoon anggap bocah kini bahwa sudah memiliki anak.


Jihoon kemari tidak sendiri, diruang tamu juga ada Hyunsuk yang juga mengucapkan selamat pada Haruto sembari membicarakan tentang perkembangan proyek mereka.



Plakk...



"Cuci tanganmu, Park Jihoon!" ucap Junkyu penuh penekanan.


Jihoon hanya tersenyum sembari menunjukan jejeran gigi rapihnya. Ia memang baru saja sampai kemari dan langsung menemui Junkyu dikamar ini. Ibu baru itu seperti beruang buas saat Jihoon ingin menyentuh pipi lembut Junghwan, sangat protektif. Jihoon langsung menuju kamar mandi yang ada di kamar sahabatnya itu. Mencuci bersih tangannya menggunakan sabun lalu mengeringkannya dengan tisu yang tersedia.


"Aku sudah mencuci tangan, boleh kugendong?" Jihoon langsung menunjukan tangan bersihnya kearah Junkyu. Ia sudah tak sabar menggendong bayi gembil dihadapannya.


Mengerti bahwa sahabatnya sangat bersemangat, Junkyu langsung menyerahkan Junghwan ke gendongan Jihoon dengan perlahan. Bibirnya ikut terangkat saat melihat Jihoon menciumi bayi gembilnya. Setidaknya ia bisa sedikit bernafas dari mengurus Junghwan. Anaknya tidak rewel dan juga tak mudah merasa terusik jika berpindah atau karena gangguan apapun. Hanya saja


"Eu-huks!!"


Belum ada tiga langkah Jihoon membawa Junghwan berjalan menjauh, anaknya sudah mulai menangis cukup kuat. Jihoon rasanya ingin menarik rambutnya saat melihat Junkyu tertawa melihat wajah paniknya. Karena tak ingin bayi didekapannya terus menangis, Jihoon langsung kembali duduk didekat Junkyu dan mengisyaratkan agar Junkyu mengambil anaknya kembali. Namun bukannya mengambil alih anaknya, Junkyu hanya menggenggam tangan Junghwan dan memainkannya. Bayi mungil itu kembali membuka matanya dan tangisnya memelan.


"Tidak apa, bunda disini. Juju digendong Paman Jihoon dulu sebentar" ujar Junkyu mengajak Junghwan berinteraksi. Ini hal yang wajar mengingat jarak pandang Junghwan baru sampai 40 cm. Mungkin Junghwan membuka matanya dan bukan bundanya yang ia lihat.


Ibu baru itu masih saja berkontak mata dan menghibur anaknya guna menenangkan. Junghwan memang tak bisa jauh darinya dan Haruto. Sejak lahir dan sampai sekarang bayi itu selalu berada didekatnya kecuali saat ingin mandi atau kekamar mandi. Junkyu terus menggerakan kepalan tangan Junghwan hingga tangisnya benar benar berhenti. Sedikit melirik kearah sahabatnya yang sedang memperhatikan Junghwan sudah tenang didalam gendongannya.


"Juju benar benar— tampan" gumam Jihoon dengan senyumnya.


Junkyu membolakan matanya saat melihat ekspresi wajah Jihoon yang terlihat mengerikan sedang menatap Junghwan. Tangan kanannya terangkat lalu mendorong kepala Jihoon cukup kuat. Junkyu langsung mengambil alih anaknya dari gendongan Jihoon. Mengabaikan fakta bahwa sahabatnya merasa kesal dan menahan amarah padanya.


Nine Month Period | Harukyu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang