Bagian 2

404 41 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Taehyung benar-benar panik dan bingung. Setelah permintaan maafnya karena telah menyembunyikan sebuah fakta besar, Jennie langsung pergi meninggalkan ruangannya tanpa berucap sepatah kata lagi. Bahkan wanita itu sudah berani berbuat kasar padanya, memukul kepalanya dengan sangat keras karena tidak bersedia melepaskan pelukan eratnya.

Rasa takut akan ditinggalkan kembali menghantui Taehyung. Jennie adalah cintanya dan tujuannya untuk tetap hidup. Ia tidak bisa, tidak mau kehilangan wanita itu apapun alasannya.

Membayangkan jika ia akan menghabiskan kehidupan tanpa kehadiran Jennie saja sudah berhasil membuat Taehyung kehilangan arah. Nafasnya mendadak terasa sesak dengan keringat dingin yang mulai membasahi pelipisnya.

"Taehyung tenang. Jangan panik. Aku janji akan membantu menjelaskan semuanya pada istrimu"

Wanita bertubuh mungil itu mencoba menenangkan dengan tangan kanan yang bergerak naik turun mengusap punggung Taehyung yang bergetar. Ya, sejak Jennie pergi tadi, wanita itu tidak meninggalkan ruangan Taehyung selangkahpun meski ia tau jika apa yang terjadi sekarang adalah karena dirinya yang begitu ceroboh karena langsung menerobos masuk meski sebelumnya sekretaris Taehyung sudah mencegah. Tapi mau bagaimanapun, semuanya telah terjadi tanpa pernah ia duga. Tidak ada lagi yang bisa dilakukannya untuk saat ini selain tetap berada di samping Taehyung untuk menguatkan.

"Dia pergi noona.... sekarang aku harus apa?  Aku tidak ingin kehilangannya" ucap Taehyung seperti anak kecil yang sedang mengadu pada ibunya.

Wanita itu menghela nafasnya dengan berat sebelum akhirnya memutuskan untuk membawa tubuh lelaki itu dalam pelukan hangatnya. Taehyung sangat berharga untuknya. Melihat lelaki itu begitu hancur karena dirinya yang sudah bertindak bodoh benar-benar membuat wanita itu merasa sangat bersalah.

"Aku berjanji akan membawanya kembali padamu. Yang terpenting sekarang, kau harus menenangkan dirimu terlebih dahulu" ucap wanita itu dengan lembut.

Namun Taehyung justru semakin menangis dan terisak nyaring. Taehyung bahkan mendorong dan berontak agar terlepas dari pelukannya. Pernafasan Taehyung bahkan terlihat semakin tersendat dengan tubuhnya yang mulai mengejang kaku.

Wanita itu mulai panik. Rasa takut begitu mendominasinya saat ini. Hingga tanpa pikir panjang, ia mulai berteriak keras memanggil sekretaris Taehyung yang ada di sebelah ruangan.

Tangannya bergetar dan terlihat pucat seolah tidak ada darah yang mengalir di sana. Air matanya mengalir begitu deras ketika memerintah sekretaris Jeon yang telah datang untuk membantu membawa Taehyung ke mobilnya.

Meski rasa bersalah atas keretakan hubungan keluarga kecil itu, Taehyung tetap akan menjadi prioritasnya. Dan setelah semua urusannya dengan Taehyung selesai, ia bersumpah akan kembali menyatukan sepasang suami istri itu seperti sedia kala. Tentunya tanpa perlu ada kehadirannya lagi di tengah-tengah sebagai penopang Taehyung agar tetap bersabar menunggu kesiapan Jennie sepenuhnya.

🍃🍃🍃

"Jennie? Kau kenapa?"

Bukannya menjawab, Jennie justru menangis keras setelah memeluk erat tubuh sang sahabat. Dadanya terasa sesak dan sakit mengingat bagaimana sempurnanya sosok wanita yang selama ini Taehyung sembunyikan di tengah hubungan mereka. Jennie kecewa, baik pada Taehyung maupun pada dirinya yang terlalu lemah melawan rasa takut.

"Jennieー"

"Aku kehilangannya Hyo... aku kehilangannya. Dia telah memiliki anak bersama wanita lain" ucap Jennie ditengah isakannya.

Jihyo yang mendengar sebuah pernyataan yang begitu yakin Jennie ucapkan tersebut merasa seperti kehilangan pijakan. Tubuhnya mendadak lemas hingga membuatnya jatuh terduduk di lantai bersama Jennie terus memeluknya sangat erat. Ia tidak pernah menyangka jika apa yang ditakutkannya terhadap rumah tangga sang sahabat akan terjadi juga pada akhirnya. Padahal sebelumnya, Jihyo telah sangat yakin jika Taehyung memang berbeda.

"Jenー"

"Ini semua salahku. Andai aku tidak berlagak sok lemah hanya karena masa lalu, Taehyung pasti tetap akan bersamaku. Benarkan, Hyo? Aku sangat bodoh karena terlalu yakin dan percaya begitu saja padanya. Padahal suamiku juga seorang lelaki normal yang perlu dipuaskan. Tapi aku malah menyuruhnya untuk menunggu. Aku ini lemah dan bodoh" ucap Jennie lagi sambil memukul-mukul kepalanya.

"Tidak Jen, kau tidak bodoh. Taehyung saja yang brengsek karena sudah berani menduakanmu. Taehyung lah yang bodoh karena sudah melepaskan wanita sepertimu. Ini semua salah Taehyung, bukan salahmu" ucap Jihyo mencoba mengurangi pemikiran bodoh sang sahabat.

Meski Jennie terus memberontak dan berusaha menyakiti dirinya sendiri, Jihyo akan terus memeluknya dengan sangat erat untuk menghentikan. Jennie tidak pantas menerima rasa sakit itu karena Jennie sama sekali tidak bersalah, menurut Jihyo. Taehyung lah yang harusnya menyesal dan bahkan kematian pun pantas sebagai balasan atas perbuatan bajingannya. Harusnya jika memang tidak bisa menahan diri, Taehyung tidak perlu memaksa diri untuk bertahan bersama Jennie, apalagi sampai berani bermain api di belakang untuk memuaskan diri. Sumpah demi apapun Jihyo ingin sekali membunuh lelaki itu.

"Jen tenang lah. Kau bisa sakit jika terus seperti ini" ucap Jihyo dengan sedikit sesenggukan. Dengan penuh kasih sayang, ia mengusap pipi gembil Jennie yang basah karena air mata, menghapus lelehan bening itu berkali-kali hingga bersih karena menurutnya, lelaki seperti Taehyung tidak pantas untuk ditangisi.

"Aku sangat mencintainya, bagaimana mungkin aku bisa hidup jika dia tidak ada di sampingku, Hyo? A-Apa aku izinkan saja ia menikah lagi?" tanya Jennie yang lagi-lagi mengeluarkan tangisannya. Sungguh, segala yang terjadi padanya sekarang benar-benar sulit untuk Jennie lalui. Bahkan selama ini, untuk membayangkannya saja Jennie tidak berani.

"Tidak Jen. Kau tidak pantas untuk diduakan. Biarkan saja ia melakukan apa yang dia mau. Jangan pikirkan dia lagi"

"Tapiー"

"Dia bahkan tidak mencoba menahan atau mengejarmu Jen, apa lagi yang kau harapkan dari bajingan itu?!" tanya Jihyo sedikit membentak. Ia sudah benar-benar marah sekarang. Jihyo tidak bisa melihat Jennie seperti ini. Untuk apa berusaha mempertahankan di saat orang tersebut tidak sedang berusaha untuk bertahan? Jihyo tidak ingin Jennie tersakiti lagi karena memutuskan untuk mengalah dan tinggal serumah dengan dua orang yang menjijikkan itu.

"Lupakan Taehyung. Biarkan dia pergi. Masih banyak lelaki lain yang jauh lebih baik darinya. Jangan sakiti dirimu lebih dari ini Jen" pinta Jihyo penuh harap.

Kedua tangannya meremat erat bahu Jennie. Mencoba menyalurkan kekuatan yang ia miliki pada sang sahabat yang begitu terpuruk karena permasalahan cinta.

Memang benar jika cinta itu tidak seindah nama dan maknanya. Karena semakin kita jatuh ke dalamnya, maka rasa sakit yang akan di dapatkan juga akan semakin dalam dan menyakitkan. Tidak akan pernah ada cinta yang sempurna tanpa pernah meninggalkan luka. Baik luka karena sebuah pengkhiatan ataupun luka karena harus berpisah karena keadaan dan takdir yang merenggut nyawa salah satunya.

°°°°°°

°°°°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

IMPERFECT || TN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang