Karna berjalan memasuki cafe milik bunda Drupadi. Saat ia memasuki cafe, tunangannya langsung menyambut dirinya dengan senyuman.
"Mas, ke sini ngga bilang dulu ke Dru," ujar Drupadi.
"Biar kejutan sayang," ujar Karna, gemas dengan kelakuan kekasihnya, Karna mengacak pelan rambut Drupadi.
"Mas Karna ih, jadi berantakan rambut Dru," cemberut Drupadi kesal dengan Karna.
Karna melihat ke arah depan, dan melihat sepupunya sedang mematung melihat ke arahnya dan Drupadi.
"Arjuna, sudah lama di sini?," tanyanya
"Belum mas, Juna baru aja ke sini," balas Arjuna
Tak lama kemudian Yudhistira datang menghampiri mereka.
"Eh, ada mas Karna. Kapan dateng mas?," tanya Yudhistira.
"Baru aja," jawab Karna menanggapi pertanyaan Tira.
"Udah ayo, masuk aja. Dari pada hati lo panas liatin mereka," bisik Tira kepada Arjuna.
"Hm,"
"Kita ke dalam dulu ya mas, mba. Soalnya udah laper nih," ujar Tira pada Karna dan Drupadi.
"Iya, pesan saja. Nanti Mas yang bayar," ujar Karna.
"Wihh, oke deh. Siap Mas," ujar Tira antusias, mumpung gratis. Batin Tira.
***
"Udah, lo jangan ngeliatin terus. Makin sakit hati lo nantinya. Mending ini dimakan pesenan lo, keburu dingin nanti," ujar Tira pada Arjuna yang masih memandang ke arah Drupadi dan Karna."Tir, kenapa gue ngga kaya lo aja ya. Suka sama cewe yang masih single. Belum jadi milik siapa-siapa. Lah ini gue, sekalinya jatuh cinta, sama tunangan abang sendiri," Arjuna mencurahkan isi hatinya pada Yudhistira.
"Sabar bro, mungkin ini bentuk kasih sayang Tuhan buat lo. Kan kita ngga tahu rencana Tuhan kedepannya," hibur Yudhistira pada sahabatnya yang tengah menggalau.
***
Drupadi selalu merasa bahagia jika berada didekat Karna. Bagi Karna, Drupadi adalah tempatnya pulang. Begitupun sebaliknya.Namun, entah apa yang akan terjadi kedepannya. Drupadi selalu berharap jika Karna adalah laki-laki terakhir yang akan selalu dicintainya.
Drupadi meletakkan semua asa yang ia miliki pada Karna.
Ketika mereka sedang berbincang, tiba-tiba ponsel Karna berdering. Karna melihat sebuah pesan dinotifikasi ponselnya.
"Sayang, Mas ngga bisa lama-lama nemenin kamu di sini. Mas harus balik ke kantor," ujar Karna memberitahu Drupadi.
Belum sempat Drupadi menjawab, Karna telah lebih dulu meninggalkan Drupadi, setelah sebelumnya mencium kening Drupadi.
Drupadi heran, sudah beberapa hari ini Karna berbeda sikapnya. Namun, dibalik itu semua, Karna semakin romantis. Seperti saat tadi Karna datang, ia membawakan buket bunga baby breath kesukaannya.
Drupadi tak mau ambil pusing dengan perubahan Karna. Bisa saja Karna lelah dengan urusan kantor.
***
Drupadi menghampiri meja Tira, karena ia melihat adiknya sedang berbincang bersama Tira."Hai Tir, Jun" Sapa Drupadi.
"Hai mba," sapa balik Tira dan Arjuna.
"Oh iya, beberapa hari yang lalu ada yang nawarin mba buat ikut acara baksos, untuk kelanjutannya gimana Tir?," tanya Drupadi.
Sudah lama Drupadi tak mengikuti acara bakti sosial. Biasanya ia hanya pergi ke panti sendirian untuk berdonasi. Kadang ditemani Acha. Namun, rasanya berbeda jika melakukan bersama-sama.
"Kemarin Juna udah ngajuin proposal ke kantor om Pandu. Dan udah di Acc, tinggal pencairan dana. Terus sebagian udah ada yang beli barang yang mau dibagiin ke panti mba,"
"O, begitu. Terus untuk acaranya kapan Tir?,"
"Kalo ngga ada kendala hari minggu acaranya mba,"
Arjuna hanya memperhatikan ketika Drupadi dan Yudhistira sedang mengobrol. Ia berusaha menahan senyumnya yang terus ingin mengembang. Juga debaran jantungnya yang keras.
***
To be continueTerima kasih buat semua readers yang setia nunggu cerita ini.
Jangan lupa vote and comment
🐿🐿🐿
KAMU SEDANG MEMBACA
Drupadi
General FictionDalam hidup ini, aku tak ingin membagi cintanya dengan wanita lain, biarlah dikata egois. Aku hanya ingin mempertahankan apa yang menjadi milikku. Jika dia tak bisa menjadikanku satu-satunya ratu dihidupnya, maka biarlah aku mundur. Karena aku hany...