Tringggggggg
Suara bel berbunyi dengan kerasnya hampir memecah gendang telinga di setiap harinya. Namun sudah jadi hal lumrah melihat seluruh siswa dan siswi menghambur setelah mendengar benda berbunyi nyaring itu.
Karena sebentar lagi pemeriksaan di mulai.
Seorang lelaki tampan berjalan melewati garis pinggir lapangan dengan pakaian rapih membawa buku note hitam kecil dengan bolpoin yang di sangkutkan di saku bajunya. Tak lupa dengan tiga bodyguardnya yang berjalan di belakang.
"Kaos kaki abu-abu, seragam berantakkan, tidak pakai dasi,"
"Push up 100 kali!"Haidar Brama Wijaya Putra. Ketua OSIS paling disiplin dan kejam. Ya, tiga bodyguard dibelakangnya itu adalah teman-temannya yang bertugas sebagai pengawas, mata-mata sekaligus jubirnya.
"Lo. Rok kurang dari 1 cm, dasi kurang panjang 0,5 cm,"
"Squat jump, 25 kali."Benar jika cowok satu ini sangat teliti, mungkin saja mikroba bisa dilihatnya dengan mata telanjang, itu yang orang-orang pikirkan. Ya sebenarnya tidak mungkin, masa iya dia melawan hukum yang sudah dibuat oleh tuhan.
"LO COWOK MESUM YANG MERHATIIN DASI SAMA ROK GUE???!!!"
Haidar di buat melotot juga dengan teman-teman yang lainnya. Pasalnya gadis itu berteriak sangat kencang membuat suaranya yang melengking terdengar hingga seluruh lapangan sekolah.
"Nadera, gue ingetin ya sebelum lo diamuk sama Haidar. Squat jump 25 kali. Itu gak banyak kok." Jelas Ezra sang jubir yang katanya paling mengerti bahasa kalbu Haidar.
"Gue tau kok kalau itu gak banyak! Tapi..ketua OSIS lo mesum! Bisa-bisanya dia merhatiin dasi sama rok gue!"
"Intinya-gue-gak-mau! Titik!" Kesal Nadera.Haidar hanya melirik dengan tangan menyilang di dadanya. Tak jarang cewek yang sulit di mintai tanggung jawab olehnya. Atau kadang malah mencari perhatiannya.
"Laksanakan saat jam pelajaran olahraga," Perintah Haidar.
"Gue gak mau tau." Ucapnya lagi memberi penekanan.Nadera memicingkan matanya sebal. Bisa-bisanya sekolah SMAnya berasa seperti latihan militer setiap harinya.
"Suka-suka lo deh! Capek!" Cibir Nadera.Gadis bernama Nadera itu pergi dari hadapan Haidar dan yang lainnya, dia memilih pergi ke kelas untuk melakukan hal lain dibandingkan harus berdebat dengan manusia berkepala batu.
Sedangkan Haidar masih melanjutkan aksi rutinnya mengecek ketertiban murid-murid SMA Angkasa yang diikuti kroco-kroconya.
Baru datang saja sudah di hadang oleh Haidar. Mungkin kalau cowok itu tidak punya belas kasih banyak yang disuruh pulang di bandingkan dihukum. Tapi tetap saja cowok satu itu menyebalkan sejagad raya.
"Haidar, Lo gak ingat hari ini ada pembagian bangku?" Tanya Mira.
"Ingat." Jawab Haidar masih memantau siswa yang sedang ia hukum.
"Terus kenapa tasnya masih Lo bawa-bawa begitu?" Heran Mira.Siapa yang tak heran jika seorang Haidar tiba-tiba aneh, bahkan ketimbang bawa tas saja itu sudah jadi hal aneh.
"Gue males sebangku sama Nadera." Jawab Haidar tanpa basa-basi.
Sekarang gantian Alan tersenyum masam melihat kelakuan sahabatnya. "Cih! Lo gak liat Nadera juga sebel sebangku sama Lo?"
"Gue yakin seratus persen kalau Haidar sama Nadera satu bangku, pasti kelas gak bakal damai." Ramal Ezra seperti sudah tau apa yang akan terjadi.
"Jangankan sebangku, sekelas aja udah biasa lempar-lemparan meja." Ucap Mira ikut-ikutan.
Haidar melirik teman-temannya dengan sinis, bisa-bisanya menggosipkan orang yang ada di depan mereka dengan santainya. Sudah hal biasa setiap hari, kenapa juga Haidar selalu membawa mereka kesana kemari yang kerjaannya cuma menggosipkan dirinya di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangku Cinta
Teen FictionKisah dua remaja yang saling membenci karena sifat mereka yang bertolak belakang, namun mereka disatukan dalam bangku yang sama. Bangku SMA adalah masa dimana seluruh anak remaja mulai semakin giat belajar, begitu juga dengan dua remaja yang selalu...