FOURTH

0 0 0
                                    

Tok..tok..tok..

"Passwordnya kaka-kaka..."
Seorang perempuan berbalut kaos putih dengan jaket jeans dan rok selutut masuk ke backstage dengan kedua tangan membawa dua kotak pizza. Keempat laki-laki yang tengah merapihkan peralatan bandnya menoleh saat suara khas itu muncul.

"MOZZA CANTIK DHAVY YANG PUNYA !" kompak ketiganya menjawab ocehan Mozza yang meminta password untuk pizza yang ada di tangannya. Kecuali Dhavy tentunya, ia lebih memilih menarik mozza untuk duduk di sebelahnya setelah berhasil memberikan dua kotak pizza ke teman-temannya yang kelaparan.

"Dhavy capek ?" Tanyanya setelah duduk bersebelahan dengan Dhavy.

"Capek."

"Dhavy mau minum boba atau pizza ?"

"Mozza"

"Hah?"

"Mau Mozza"

Good. Dhavy berhasil membuat sang empunya nama salting sampai menyembunyikan wajahnya kepelukan Dhavy :))

" YANG..AYANG KAMU DIMANA AKU KEPANASAN INI..GERAH LIAT ORANG PACARAN !" Oceh Bimo sembari menatap ponselnya.

"YANG AUS YANG LAPER YANG BAPER YANG JOMBLO MARI MENDEKAT" Balas Ari.

"CANGCIMEN CANGCIMEN CANGCIMEN KOACINYA DEK BIAR GAK BAPER" Sahut Chiko.

Sorakan Ari,Bimo dan Chiko memenuhi backstage mereka. Semenjak ketiga laki-laki ini menyandang status jomblo dan semenjak Dhavy memproklamasikan perasaannya kepada Mozza menggoda pasangan itu jadi kebiasaan mereka. Sebenarnya Bimo memiliki seorang pacar yang sekarang sedang kuliah di Jerman, LDR-an alias pacar rasa jomblo. Sementara Ari dan Chiko memang belum lama putus dengan pacarnya.

Mereka sangat mendukung hubungan Dhavy dan Mozza. Sejak mereka berempat dipertemukan dengan Mozza pertama kalinya. Mozza adalah kebahagiaan Dhavy dan Dhavy adalah penyembuh bagi Mozza.

3 tahun yang lalu~

Seorang anak laki bersetelan seragam SMA sedang duduk di lantai toko buku, tepatnya diantara lorong rak novel dengan komik. Tangannya mengambil sebuah novel yang sampul plastiknya sudah lepas. Matanya menelisik judul buku tersebut.

"Last Chance by Mozza"  gumam laki-laki itu.

Bola matanya terus menelusuri isi buku tersebut, ia hanya membaca sepintas lalu langsung melirik ending ceritanya.

"Ciih..penulis amatir. Buat apa bikin cerita melankolis gini, drama banget hidupnya." Ucapnya setelah menutup kembali buku tersebut.

" Emang hidup kamu nggak drama ya ? Ga seru dong kalo flat doang . Btw makasih kritiknya aku tunggu sarannya. Salam kenal, Mozza penulis buku yang kamu bilang drama itu !"

Setelah mendengar perkataan gadis itu, laki-laki itu bergegas berdiri membenarkan seragamnya yang berantakan tanpa memperdulikan perkataan Mozza.  Ia menatap penampilan Mozza dari atas sampai ke bawah, sementara yang ditatap tetap menyunggingkan senyum lebarnya.

"Ga penting."

Usai mengatakan itu, laki-laki itu lantas pergi meninggalkan mozza dengan wajah yang menampilkan smirknya.

"Eh..eh tunggu kita belum kenalan !"
Mozza mengejar lelaki itu sampai keluar toko buku. Hujan deras menghentikan langkah keduanya.

" Wah kayanya semesta minta kita ngobrol lebih lama." Ucap Mozza.

Diam.

"Mmm..nama kamu siapa ? Ohh Qadhavy yaa pasti panggilannya Dhavy iyakan ? Aku liat badge nama kamu hehe"

Diam.

" Hai Dhavy, perkenalkan aku Mozza. Usia 16 tahun, aku homeschooling, tinggal di perumahan sebrang. Aku suka buku, suka hot chocolate kalo lagi panas, suka ice cream kalo lagi dingin. Ohya tadi itu buku pertama yang aku terbitin lho. Aku suka orang yang ngasih kritik ke aku, aku mau jadi temen Dhavy boleh ya !"

Dhavy menoleh ke arah Mozza sekilas.

" Yes Dhavy noleh artinya mau. Sampai ketemu besok, Dhavy bye-bye !"
Mozza berlari menembus hujan dengan sebuah tas yang memayungi kepalanya. Ia seolah-olah bisa menebak bahwa keduanya akan bertemu kembali besok karena jika tidak bertemu maka Mozza yang akan mencarinya.

Ttinn..tinn..

Suara klakson mobil memecah lamunan Dhavy tentang gadis aneh yang ditemuinya baru saja. Itu ketiga temannya, Ari,Bimo dan Choki.

"Woy Dhav, buruan naik gua anter balik ke panti"

Seolah tersadar Dhavy langsung masuk ke mobil milik Bimo. Diantara mereka berempat, memang Bimo lah yang lahir dari keluarga berada. Tapi Bimo tidak malu bila berteman dengan seorang anak panti seperti Dhavy. Sungguh beruntung Dhavy memiliki teman seperti Bimo,Ari dan Chiko yang tak pernah mempermasalahkan statusnya sebagai seorang anak panti. Di dalam mobil, Dhavy menceritakan kisahnya tadi yang bertemu dengan seorang gadis aneh yang mengaku sebagai penulis buku bernama Mozza. Sontak cerita itu membuat ketiga temannya terkesan dengan tingkah lucu gadis bernama Mozza yang berani menegur sahabatnya.

"Mungkin dia Jodoh lu Dhav." Ucap Chiko sambil diiringi tawa Ari dan Bimo.

------
Yeay double up karena ku gabut hihi :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Another PlutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang