Day 2 - Tulip

10 1 0
                                    

Sahabat-sahabatku sangat heboh ketika melihat aku datang sembari membawa buket bunga kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sahabat-sahabatku sangat heboh ketika melihat aku datang sembari membawa buket bunga kemarin. Mereka tidak henti-hentinya menanyakan siapa yang memberikanku buket itu yang tentu aku jawab tidak tahu.

Bahkan, Ejoy-Yozeline-menanyakan hal itu sampai sekarang. Aku kewalahan menjawabnya.

"Sekarang ibu mau bagi kelompok yang udah ibu susun ya. Karena di kelas ini perempuannya lebih sedikit dari laki-laki, wayahna ada perempuan yang sendiri." (mau gak mau)

"Yah bu, kok gitu sih?" protes Karina.

"Mau gimana lagi? Masa nanti ada yang berdua doang cowo semua? Kan gak mungkin. Jadi, jangan ada yang protes lagi oke? Satu kelompok ada yang empat orang, ada yang tiga orang."

"Oke bu," ucap murid di kelas.

Ibu Sari mulai membagi kelompok. Karina dengan Reno satu kelompok. Mereka bersama dua orang lainnya mulai berpindah tempat duduk. Giselle dengan Liya satu kelompok juga. Sedangkan Ejoy satu kelompok bersama Elano.

".... Joana, Jonathan dan Narendra satu kelompok. Gak apa-apa kan, Joana?" tanya ibu Sari.

"GAK APA-APA BU!" Bukan aku yang menjawab, itu Erik teman sebangku Nata-saudara kembar Ejoy-yang berteriak.

"Ibu mah nanya nya juga ke Joana eyy. Bukan sama kamu."

Semua murid tertawa mendengar ejekan dari bu Sari. Ibu Sari itu wali kelas kami, jadi beliau sudah seperti teman bagi kami semua. Kadang kalo ketemu di koridor, ibu Sari akan menyapa kami dengan,

"Hai bro, mau kemana nih."

Walaupun sudah seperti teman, kami juga menghormati beliau. Bukan berarti ibu Sari friendly sama kita, kitanya semena-mena sama dia. Gak boleh ya, guys.

"Sekarang tentuin dulu aja mau bikin barang apa. Sok, guys. Ngararumpul dulu." (Ayo) (Ngumpul)

Aku, Jo, juga Naren berkumpul di satu meja. Satu meja biasanya terdapat dua kursi jadi Naren berinisiatif untuk membawa satu kursi dari meja yang tidak terpakai.

"Mau bikin apa gaess?" buka Naren.

"Gua ada ide sih. Gimana kalo kita bikin vas bunga?" usulku. Sebenarnya aku mendapatkan ide ini dari buket bunga yang kemarin aku dapat.

Naren dan Jonathan melihat ke arahku secara bersamaan lalu mengangguk-anggukan kepala seolah menyetujuinya.

"Bagus tuh, nanti kita beli bunganya di toko bunga punya mamah Reno aja," usul Jo.

Mamah Reno punya toko bunga?

"Iya tuh, bunganya juga bagus-bagus," ujar Naren.

"Mamah Reno punya toko bunga?" tanyaku yang dibalas dengan wajah terkejut keduanya. "Loh, lu gak tau?" tanya Naren.

Aku menggeleng. "Gua kira lu tau, soalnya buket yang kemaren lu bawa itu dari toko mamah Reno."

Naren melotot ke arah Jo yang berkata seperti itu, dan Jo yang sepertinya menyadari sesuatu menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

Hmm, aku mencium bau-bau seseorang yang mengirimiku bunga.

"Ekhem, lanjut aja yok. Vasnya mau terbuat dari apa?" Naren mengalihkan pembicaraan yang dilanjut oleh kami.


Sepertinya aku harus menjadi detektif dadakan.


≫ ──── ≪•◦ ❈ ◦•≫ ──── ≪

Semua pelajaran telah terlewati hari ini, yang artinya sudah waktunya untuk kami para murid pulang ke rumah. Kelas sudah kosong, hanya ada aku di sini. Sahabatku juga sudah pulang semua.

Aku harus kembali ke loker lagi karena bukuku tertinggal di sana, harusnya aku bawa kemarin sekalian dengan buku yang kemarin, tapi aku lupa hehe.

Saat kubuka pintu lokerku. Ada satu buket bunga Tulip merah dengan tulisan yang dicetak. Orang ini sangat pintar. Tadinya aku kira kertas ini berisi tulisan yang ditulis langsung dengan pulpen oleh orang yang memberikanku buket ini, ternyata tulisan yang diketik. Huft.

Halo, selamat pagi, siang, sore, malam.
Sebenernya ucapan selamatnya segimana kamu ngambil bunganya sih hahaha.
Suka gak sama bunganya? Suka dong.
Semoga hari kamu menyenangkan kayak hari-hari sebelumnya. I love you till the end of my life hehe.
Mau rekomenin kamu lagu juga nih, jangan lupa buat dengerin lagu Can I Have The Day With You punya Sam Ock.
Udah segitu aja, babayy.

Sebenarnya siapa yang meletakan bunga ini???

Sebenarnya siapa yang meletakan bunga ini???

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tulip Merah atau Red Tulip

Menggambarkan tentang cinta yang abadi, cinta yang sempurna, cinta yang tidak pernah mati, cinta sejati, dan lain lain.

Another Cast Unlock :

Erik Benedict

Erik Benedict

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yonata Kesha

Yonata Kesha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seven Days FlowersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang