Awal

5 0 0
                                    


Pukul lima sore adalah waktu paling padat di semua transportasi umum, termasuk bus. Jika terlamba sedikit, kamu tidak akan mendapatkan kursi untuk duduk. Kamu harus bertahan untuk berdiri dan berdesakan dengan penumpang lainnya selama perjalanan pulang. Namun hari ini Nala tidak ingin pulang ke rumah. Pikirannya campur aduk antara kesal, marah, sedih, dan kecewa. Ia sudah bilang tidak kepada orang tuanya, namun tetap saja tidak berguna orang tuanya masih keras kepala. Nala sudah menolak sepuluh panggilan ponsel dari mama nya sore ini. Ia hanya ingin pergi sejenak dari situasi menyebalkan ini.
"Terminal tujuan?" Seorang petugas memotong lamunan Nala.

"Terminal terakhir," jawab Nala lesu. Petugas itu mempersilakan Nala masuk pintu nomor tiga.

Nala berjalan dengan tatapan kosong menuju pintu nomor tiga yang sepi tanpa antrian. Dari kejauhan seorang wanita berlari di belakang Nala.

"Hei, ayo segera masuk, bus akan jalan." Mendengar itu Nala mempercepat langkahnya.

Sesaat kaki kiri Nala masuk, pintu bus tertutup otomatis. "Hampir saja," ucap Nala pelan. Ketika Nala melihat sekeliling, ia hanya menemukan lima orang penumpang termasuk dirinya yang berada di dalam bus.

"Mohon maaf atas ketidaknyamanan Anda, dikarenakan ada perbaikan pada jalur bus, saat ini Anda sedang menaiki bus cadangan yang akan mengantarkan Anda pada tujuan Anda. Terima kasih." Pengumuman itu terdengar sangat kencang menggema di ruang bus yang lengang. 

Dengan senyum ramah Nala menganggukkan kepala kepaada wanita yang berlari di belakangnya tadi. Nala duduk di sebelahnya.

"Hampir saja, kamu ketinggalann tadi. Kenalkan aku Ratna." Ia terlihat sangat menawan dengan setelan pakaian bisnis berwarna hitam dan tas branded di lengannya.

"Iya kak, terima kasih sudah ingatkan aku tadi. Aku Nala."

"Ih jangan panggil kak, anggap saja kita seumuran," balas Ratna dengan senyuman dan ponsel masih di tangannya. Ratna yang menyadari Nala memperhatikan ponselnya langsung berkata,

"Ini aku lagi follow up klien, aku harus dealing sebelum besok." Nala mengangguk saja seolah paham.

Selain dirinya dan Ratna tak ada penumpang lain yang saling bercakap. Mereka duduk berjauhan. Seorang pria dengan kemeja putih duduk di sebrang kiri Nala. Ia sedang terlelap dengan topi menutupi wajahnya, mungkin ia kelelahan. Seorang gadis berseragam SMA duduk di bangku bus paling belakang, lengkap dengan hoodie dan headset di telinganya. Sepertinya ia sedang mendengarkan playlist sendu, karena tak nampak senyuman sekalipun di wajahnya. Terakhir seorang pria memakai kaos dan sepatu sneakers, ia sedang sibuk menggulirkan layer ponselnya. Entah kenapa Nala merasa ada sesuatu yang aneh di sini, entah pada penumpangnya ataupun busnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TransitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang