tiga

5 1 0
                                    

"Ajari aku bagaimana caranya menerima keadaan tanpa membeci kehidupan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ajari aku bagaimana caranya menerima keadaan tanpa membeci kehidupan."
Azkia

"Assalamualaikum." ucap Kia setelah membuka pintu rumah bewarna putih.

"Wa'alaikumsalam," jawab wanita paru baya yang tak lain dan tak bukan Mamanya yang bernama Diana

Kia berjalan ke dapur dan menemui Mamanya yang sedang membuat sebuah kue rasa cokelat.

"Ma,"

"Ki, tolong Mama jagain Adik kamu bentar, Mama lagi buat kue." Ucap Mama Diana.

"Kue untuk siapa Ma?" Tanya Kia.

"Untuk Syifa sama Novi," jawab Mama Diana.

"Lah, buat aku gak ada Ma?"

"Kamu udah besar, beli aja diluar sana." Jawab Mama Diana yang membuat Kia menghela nafas kasar.

Tanpa mengganti pakaian sekolah nya, Kia langsung berjalan menuju ruang keluarga tempat dimana Adik bungsunya yang berumur 4 tahun sedang bermain-main.

"Hai," ucap Kia sembari duduk dihadapan Syifa.

"Kak Novi belum pulang Dek?" Tanya Kia.

"Lom," jawab Syifa sembari menggelengkan kepalanya.

"Assalamualaikum," ucap seseorang yang baru saja memasuki rumah.

"Wa'alaikumsalam,"

"Mama mana?" Tanyanya yang tak lain ialah Novi, Adik Kia yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.

"Di dapur," jawab Kia seadanya, sembari bermain ponselnya.

Ketika asik bermain ponsel tiba-tiba Adiknya Novi melempar tasnya ke wajah Kia.

"Rasain, siapa suruh lu tadi pagi lama, gue jadi telat gara-gara lu." Ucap Novi tanpa merasa bersalah sedikitpun. Kia tiba-tiba berdiri dan langsung melempar kembali tas Novi yang tepat mengenai wajahnya dan memberikan sedikit goresan dipipi Novi.

"Lu yang lama anjir!" Teriak Kia yang membuat sang ibu negara berlari menghampiri mereka.

"Astagfirullah, Kia!" Teriak Mama Diana dengan murka sembari melihat wajah Novi yang terkena goresan.

"Kenapa ini?!" Tanya Mama Diana

"Itu si Kia Ma, dia lempar aku pakai tas." Adu Novi.

"Dia deluan yang lempar aku Ma." Ucap Kia.

"Kamu ini sama Adik kamu gak pernah ngalah," ucap Mama Diana. Lagi dan lagi Kia hanya bisa bersabar.

"Udah lah, Mama mau lanjut bikin kue, awas Mama dengar kalian bertengkar lagi." Ucap Mama Diana yang pergi ke arah dapur untuk melanjutkan kegiatannya.

"Senang kan lu?" Sinis Kia.

"Oh tentu." Ujar Novi yang langsung berjalan ke kamarnya yang berada di lantai dua.

"Sabar Kia sabar." Gumam Kia yang ikut berjalan ke lantai dua tempat dimana kamarnya berada.

•••

Didalam kamar yang bernuansa abu-abu, Kia sedang merenung sambil menyisir rambutnya yang basah.

"Gue kayak nya bukan anak kandung mereka deh," gumam Kia sembari merenung tentang masa kecilnya hingga sekarang.

Setelah selesai menyisir rambutnya, Kia berjalan ke arah tempat tidurnya dan mulai berselancar di sosial media miliknya.

Rinaldo_Zayan

Sebuah nama yang sedari tadi Kia stalking hingga ke akar-akarnya. Disana Kia mendapatkan info baru, kalau Naldo memiliki seorang Adik laki-laki.

"Follow gak yah? Ah bodo amat gue follow aja lah." Ujarnya sembari menekan kata follow yang terdapat di akun Rinaldo_Zayan.

Ting

Suara notifikasi wattshap mengalihkan atensi Kia ke arah aplikasi bewarna hijau tersebut.

Toge squad

Ratu gosip
Ada berita panas gais!

Cacamarica
Apaantuh?

Saat akan membalas pesan, tiba-tiba suara teriakan mengangetkan dirinya.

"Kia!" Teriakan yang berasal dari lantai pertama membuat Kia buru-buru melempar hp nya dan berlari ke lantai satu.

Dilihat nya sang Ayah yang bernama Surya, yang sudah berkacak pinggang dengan wajah merah padam. Disana sudah ada Mama yang sibuk menenangkan Ayah, Novi yang sedang bermain ponselnya, sedangan Syifa sudah tertidur di kamar kedua orangtuanya.

"Kenap-"

Plakk

Suara tamparan yang menggema di seluruh ruangan, membuat Kia yang kini terjatuh di lantai menatap kosong kedepan.

"Bener Novi terlambat akibat kamu?!" Tanya Ayah Surya.

Tak ada jawaban yang keluar dari bibir Kia, dia hanya menatap Novi dengan ekspresi dingin, tak ada yang membantunya termasuk sang Mama yang hanya menatap dirinya.

"Jawab!" Teriaknya lagi.

"Kalau aku jawab jujur, Ayah pasti gak percaya kan?" Ucap Kia dengan datar. Berdiri dengan tangan yang sudah mengepal dan menatap nyalang sang Ayah yang kini sudah ingin melayangkan pukulannya lagi.

"Yah, yang telat itu bukan cuma Novi, tapi aku juga!" Teriak Kia di depan wajah sang Ayah.

"Dipikiran kalian itu asik Novi, Novi, Novi!"

"Pernah gak kalian mikirin aku hah!"

Plakk

Kini tamparan itu kembali terdengar. Tidak, bukan Ayahnya yang melakukannya, tetapi Mamanya lah yang tega melakukan itu terhadapnya.

"Mama gak pernah mengajarkan kamu seperti itu Kia." Ucap Mama yang kini terdengar melemah, dirinya juga tidak sadar jika sudah melayangkan sebuah pukulan terhadap anak gadisnya. Walaupun ia sering melihat anaknya itu dipukul oleh suaminya, tetapi ia tidak pernah main tangan terhadap Kia.

Kia yang sudah tak tau harus berbuat apa, kini berlari ke atas dan langsung masuk ke kamarnya menghiraukan teriakan menggema dari sang Ayah.

Tangis yang sedari tadi ditahannya kini telah tumpah sejadi-jadinya. Apa ini yang namanya kehidupan? Apa ini yang namanya keluarga? Dimana kebahagiaan itu, dimana letak kasih sayang itu.

Setiap anak tak menuntut apa-apa dari orang tua, tapi kenapa hanya sebatas kasih sayang saja orangtua tak dapat memberikan nya.

TBC

BAWA AKU PERGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang