empat

8 1 0
                                    


Happy Reading


"Sembunyikan luka dari kerasnya dunia"


Pagi-pagi sekali Kia sudah siap dengan seragamnya, setelah lelah menangis malam tadi, ia tertidur.
Dengan balutan seragam sekolah yang rapi tapi tak serapi hatinya, taburan bedak dengan polesan liptin membuat wajahnya lebih fresh.

Kia menuruni tangga untuk menuju ke ruang makan, dimana tempat keluarga nya sedang berkumpul untuk serapan, sebelum menjalankan aktivitas masing-masing. Kia berjalan di salah satu kursi yang berada tepat di depan Adiknya Novi. Setelah mendudukkan dirinya, Kia langsung mengambil nasi goreng dan langsung menyantap tanpa memperdulikan keluarga yang berada di satu meja makan yang sama.

"Ayah, nanti Novi mau hangout sama temen-temen, tapi uang Novi tinggal dikit Yah, ntar kalau Novi gak ikut temen-temen Novi pada bully Novi, gimana coba." Ujar gadis yang berada di sebrang Kia.

"Nih, jangan pulang malam." Ucap Ayah Surya sembari memberi dua lembar bewarna merah kepada Novi, yang lansung di sambut Novi dengan senyum bahagia. Yah dia bahagia, tapi tidak dengan Kia.

Setelah selesai sarapan, Kia langsung beranjak dari duduknya, tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulutnya, ia langsung berjalan keluar.

"Dasar anak kurang ajar," ketus Ayah Surya.

"Udah Mas," ucap Mama Diana, mencoba menenangkan suaminya.

"Didik anakmu itu. Sama orang tua bukannya salim, Novi kamu sama Ayah aja berangkat, gak usah sama anak gak tau diri itu lagi." Ujar Ayah Surya dengan wajah memerah.

"Novi cepat." Ketus Ayah Surya yang langsung beranjak untuk pergi ke kantor, Novi yang mendengar nada ketus Ayahnya, langsung berlari menyusul Ayahnya setelah mencium punggung tangan sang Mama.

Dilain tempat, saat ini Kia sedang mengendarai motornya sembari melamun, entah fakta atau mitos, walaupun mengendarai motor sambil melamun, kita tetap selaman sentosa sampai tujuan.

Author juga sering melamun soalnya :v

Kia langsung memarkikan motornya ditempat parkiran SMA CEMPAKA. Helmnya yang bermotif Doraemon diletak di tempat penitipan helm dikarenakan helmnya dulu pernah hilang, entah siapa yang berani maling helm butut punya dia dulu.

Berjalan di koridor dengan langkah santai, mencoba melupakan kejadian tadi malam yang bersemayam di dalam otaknya. Saat asik berjalan, suara nyaring yang berasal dari belakang nya membuat ia menghembuskan nafas pasrah.

"Pagiku, cerahku, Matahari bersinar.
Kugendong tas merahku di pundak~" nyanyian dengan suara nyaring yang berasal dari gadis playgirl yang tak lain ialah Della.

"Selamat pagi semua, kunantikan dirimu di depan kelasku, menantikan kamu," lanjut Della masih dengan nyanyian nya sembari menggandeng tangan Kia untuk lanjut berjalan ke kelas mereka.

"Kia ku tersayang, Kia tercinta. Tanpamu apa jadinya aku~" sahut gadis dengan rambut pendeknya dan juga poni yang katanya seperti orang Korea, siapa lagi jika bukan Icha.

"Lo ngapain sih ikut-ikut gue!" Teriak Della.

"Lah, suka-suka gue lah. Mulut-mulut gue, kok lo yang ngatur." Balas Icha sembari berkacak pinggang.

"Oh, ngajak berantem nih anak. Ayok sini gue hajar lo!" Teriak Della sambil menggulung lengan baju nya keatas, diikuti oleh Icha yang tak mau kalah.

"Ayok sini," Ujar Icha yang langsung menarik rambut Della dibalas oleh Della yang tak kalah kuat membalasnya. Terjadilah aksi tarik menarik di pagi hari ini, di koridor sekolah. Hal yang biasa terjadi di kawasan SMA CEMPAKA, para siswa menatap jengah kearah mereka, tak ada satupun yang memperdulikan apalagi melerai mereka.

"Lo berdua bagusan ke kantin aja sana," ucap Kia membuat mereka seketika berhenti.

"Ngapain Ki?" Tanya Icha dengan polosnya.

Polos-polos taik kambing :)

"Minta sama Pak Ujang piso dua biji, biar makin seru adu bacok sekalian." Ucap Kia yang direspon mereka dengan mengangguk anggukkan kepala.

"Ide bagus Ki," celetuk Della.

"Kuy, kita ke kantin." Ucap Icha sembari merangkum Della dan berjalan ke arah kantin, tanpa memperdulikan tatapan cengo dari Kia.

"Punya dosa apa gue sahabatan sama bentukan kayak tuh curut," gumam Kia dengan nada frustasi.

Bell masuk berbunyi, membuat seluruh siswa memasuki kelas mereka masing-masing untuk menjalankan proses KBM. Di kelas XII IPA 4 saat ini sedang ricuh, ada yang bermain game, bergosip, lari-larian, tidur berjamaah, nobar, dikarenakan dijam pelajaran pertama guru bahasa tidak hadir.

"Cha, gue seneng banget akhsnskshd." Ucap Lusy sembari menggoyang-goyangkan lengan Icha yang berada di sampingnya.

"Kenapa sih Lus, chat lo dibales sama si crush?" Tanya Icha dengan asal, yang malah diangguki oleh Lusy dan tak lupa senyum Pepsodent yang terpatri di wajahnya, yang malah membuat orang menatap dirinya ngeri, takut jika tuh mulut robek.

"Si Daniel bales chat gue njir, huaaaa." Ucap nya lagi sembari menggigit buku yang berada di atas meja.

"Astagfirullah belum move on juga nih anak ternyata,"

"Gue gak bisa lupain dia, lo tau gak gue tuh meleyot liat postingan dia di ig, udah gitu crush gue makin ganteng aja, ah elah."

"Kasian yah CUMA CRUSH, udah gitu BEDA KEYAKINAN." Celetuk Icha menekan kata-kata untuk menyadarkan setan disampingnya ini.

Sedikit informasi, Icha dan Lusy bersahabat dari SMP makanya mereka bedua keliatan lebih dekat.

"Bangke lah Cha."

"Tapi gue bodo amat sih, yang penting gue hari ini senang pake banget banget banget." Ucapnya lagi yang kini malah memeluk Icha dengan kuat.

"Awas tuh gigik kering, cantik kagak, kayak boneka chucky iyah." Ucap Icha yang malah dapat tabokan keras dari Lusy.

"Lo kenapa sih, sahabatnya lagi senang malah dikatain."

"Gini yah Lus, gue senang lu jadi bucin sama cowok, karna kan jarang-jarang seorang Lusy bucin. Tapi lo juga harus sadar, lo sama dia se-Amin tapi tak se-Iman. Mau kalian sama-sama sukak tapi tetap aja lo gak bakal bisa bareng sama dia, lo emang mau pindah agama? Nggak kan. Gitu juga dia, kalau pun dia mau pindah agama, lo gak mungkin setega itu ngambil dia dari Tuhan nya. Gak papa kalau sekarang lo masih naksir sama dia, move on memang gak gampang tapi lo juga harus usaha buat lupain dia, mau sampai kapan mengharapkan seseorang yang gak akan mungkin jadi takdir lo." Ujar Icha yang seketika membuat senyum Lusy memudar. Kata-kata Icha memang pedas, tetapi itulah faktanya. Jika tidak disadarkan, sahabatnya Lusy yang akan terjerat sama rasa yang ada dihatinya sendiri.

"Lus, Cha, mau gak?" Panggil Ika yang berada di belakang Icha, yang membuat Icha maupun Lusy seketika menoleh kebelakang.

Sebuah bekal berisi beraneka ragam buah, baik Icha maupun Lusy langsung mencomot buah-buahan yang nampak menggiurkan, begitu pula Kia yang sedari tadi tak henti-hentinya mengunyah hingga isi di dalam mulutnya penuh.

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BAWA AKU PERGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang