01 -Senin

7 2 3
                                    

Hari demi hari, bulan demi bulan, lewat semacam tak terasa. Rasanya baru kemarin menginjakkan di SMA Angkasa ini, tapi nyatanya tinggal satu semester lagi dia akan lulus. Wait, tak terasa? apakah ini salah satu tanda? ah, kita harus banyak ibadah kawan.

Senin, melelahkan sekali harus upacara pagi. Eits tidak-tidak, sebagai remaja penerus bangsa tidak boleh banyak mengeluh dan tetap harus berjiwa nasionalis ya, cielah. Walaupun peluh sudah membanjiri badan, tak masalah, yang penting wangi yekan.

Tak lama, barisan yang rapi itu buyar setelah aba-aba 'balik kanan bubar jalan'. Setiap sudut koridor, banyak anak bergerombol berdatangan. Ya, selesai sudah upacara Hari Senin. Tak sedikit dari mereka yang mampir ke kantin terlebih dahulu, tapi kenapa jarang ketangkap guru kesiswaan ya? aku pun heran.
Banyak juga anak kelas yang saling kunjung ke kelas sebelah. Ahh, sepertinya menyenangkan sekali punya teman banyak bukan?

"Oi!" buyar semua lamunan gadis itu. Berjalan sendiri di koridor selepas upacara, tak ada teman bercanda, jadilah dia hanya bermonolog dalam hati .
"Gue gibeng mau? demen banget bikin orang kaget," kata gadis itu menetralisir detak jantungnya karena kaget tadi.
"Aduh cakep banget pacarnya aku, Kirana Kirana." Iya Kirana, cantik artinya. 
"Aduh udah dari lahir, sist," tidak apa, mengpede itu juga diperlukan, bukan?
"Iya-iya paling cantik sendiri. Btw tumben sendiri, si Ratu kemana?" ucap Azka, dia pacar Kirana.
"Duh cabang lu banyak banget bang," Kirana sudah tau betapa banyak personil asrama cewek di kontak Azka.
"Idih kaga lah. Kan kayak, yakali cewe gue, bidadari gue, yang cantiknya luar biasa ini gada yang ngawal, gabaik. Besok aku kasi bodyguard ya," ucapnya sambil menyamai langkah dengan Kirana.
"Duh manis banget sampe-sampe salting." Gatau lagi si Azka anaknya minta ditonjok keknya.
"Yodah deh kalo gamau, bay gue ke kantin dulu. Keburu anak kita nangis." Ada-ada aja tuh bocah kemarin siang.

----------------<><><>----------------

"Pagi Kirana, " sambut Jenny, teman sekelas yang duduknya tepat didepan Kirana.
"Nape tu wajah kek belom di setrika," ucap Dita, si jago fisika. Ah, betapa sumringahnya dia.
"Udah tau lah lo pada," langsung menjatuhkan pantatnya ke kursi.

Fisika. Ash, habis juga di panggang di lapangan, masuk kelas langsung disuguhi rumus, yang salah memasukkan angka aja bubar semua. Gimana nggak emosi? –batin Kirana

Ini emang mapel tersusah menurut Kirana diantara mapel lain.
'Andai gue ikut Azka ke kantin, tapi nyali gue ga sebesar itu' rutuknya dalam hati. Sudahlah, pelajaran hari senin tidak ada yang asik.

----------------<><><>----------------

"Kirana! buka!! cape gue ngetok 15 menit," teriak sesorang didepan kamar Kirana. Tidak tau aja, Kirana sedang khidmat menikmati mimpinya.
Memang beruntung sekali hari ini tidak ada ekskul, jadi selepas sekolah Kirana bisa mengistirahatkan tubuhnya.
"Pending aja kesininya, gausa ganggu."
"Kirana pasti lo lupa lagi," mendengar hal itu, Kirana langsung terbangun dan segera membuka pintu.
Ini memang senjata paling ampuh agar Kirana cepat bangun, dia orangnya suka lupa soalnya.
"Lupa apa? hah? gada ekskul kok hari ini. Ga ada tugas deadline hari ini juga kok! apa yang gue lupa?" panik Kirana setengah sadar.
Yang ditanya langsung nyelonong masuk tanpa ijin, "lupa? ga lupa apa-apasi." Hahaha, ada yang mau join nge-kill Ratu? huh, kudu sabar ngadepin dia.
"Anjing," Ratu langsung terbahak-bahak
"Ngajak gelud emang lu, napa kesini ha?!"  emosi ini emosi, Kirana paling gabisa diganggu kalau lagi tidur, pokoknya jangan. Apalagi kalau makan, duh.
"Geludnya kapan-kapan. Seperti biasa, gue minta catatan."

Fyi, Ratu itu primadona sekolah. Dia orangnya sibuk kebangetan. Entah organisasi ini itu, ngelatih adik tingkat, narahubung guru, dahlah gabisa ngebayangin capeknya. Tapi yang bikin Kirana heran, nilainya tetep bagus walau ga belajar. Gatau deh apa rahasianya.
"Azka nitip pesan, besok minta ketemu habis pulang sekolah. bahas organisasi," kata Kirana sambil menyodorkan buku.
"Lu gada niatan mau putus sama Azka?" gila lah.
"Lu pengen amat gue putus," Kirana berjalan ke kamar mandi, membasuh mukanya.
"Ga gitu, gue kasihan aja ama lu. Kenapa ga lu kasi pelajaran aja si Azka tu."
"Sssttt, stop babe. Tunggu tanggal mainnya," kata Kirana sambil meletakkan jari telunjuk ke bibir Ratu.
"Idii gaya lu, emang nyali lu gede? sampe mau ngasi pelajaran ke dia?"
"Kagak lah," ahahaha enteng banget ngomongnya. Lalu mereka terbahak bahak.
"Gaje lu ah, bay mo balik. Tidur lagi lu sono!"

'ekspetadi tentang malem ini keknya hanya sekedar halu deh,' belom apa-apa dah negatif thingking aja Kirana.

TOK TOK TOK....

"Ini saya sudah dapat mba," kata pria berpakaian serba hitam itu setelah Kirana membuka pintu.
"Makasih banyak mas," segera lah dia menutup pintu dan membuka barang itu.

'sudah aku duga, kurang bersih main lu'

----------------<><><>----------------.

Hai, hai, haii!!
Duh ini kan harusnya kemarin ya publish nya? asksk tapi lagi banyak tugass kemarin itu, hiks.

Tunggu kelanjutannya yeee, ntar bakalan publis perminggu kok!

salam sayang <3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RodaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang