3. Mulai dekat

31 7 0
                                    

Hari berganti hari berjalan begitu cepat. Ini sudah memasuki minggu kedelapan semenjak Rosé dan Juna pergi makan malam bersama saat itu. Keduanya sudah jarang bertemu, tapi bukan berarti mereka putus dalam berkomunikasi.

Juna sesekali mengirim beberapa pesan untuk Rosé. Mereka juga masih sesekali dapat bertemu disaat Juna mengambil pesanan bunga dan Rosé yang kebetulan sedang melayani.

Entah dirinya sadar atau tidak, tapi semenjak mengenal Juna. Rosé sedikit berubah. Bukan pada hal yang buruk, justru sebaliknya. Gadis itu yang pada dasarnya memang sudah ceria, kini semakin ceria. Ibu juga kerap kali mengatakan bahwa anak gadisnya itu tengah jatuh cinta.

Rosé selalu menangkis itu. Ia tak merasa seperti itu. Hanya saja ia memang sudah mulai nyaman dan terbiasa dengan kehadiran Juna saat ini. Apalagi keduanya yang sangat cocok satu sama lain, memiliki selera humor yang sama, seleran musik yang sama, serta selera makanan yang sama.

Maka dari itu mereka berdua tak pernah merasa canggung sedikitpun. Ditambah dengan Juna yang selalu menggoda Rosé dan Rosé yang selalu menjahili Juna.

Agenda sabtu diakhir pekan kali ini, Rosé kembali memiliki sebuah kegiatan bersama Juna. Karena lelaki itu tiba-tiba mengajaknya untuk berlibur bersama. Dengan alasan dirinya yang penat bekerja dan juga Rosé yang baru selesai dengan ujian tengah semesternya.

Tentu saja Rosé setuju dengan ajakan Juna. Dirinya juga memang selalu ingin berlibur, tapi tak mempunyai teman untuk melaksanakannya. Ia tak mungkin mengajak ibu, karena sudah pasti wanita paruh baya itu akan menolak. Apalagi toko saat ini tengah menerima banyak pesanan. Tidak, sebenarnya setiap harinya pun toko ibu tak pernah sepi pelanggan. Maka dari itu sangat sulit bagi ibu untuk mendapatkan waktu libur.

Jika Rosé mengajak tiga sahabatnya, Lisa, Jani, dan juga Jisa. Mereka juga akan menolak karena jadwal yang mereka miliki akan selalu bertolak-belakang dengan jadwal yang Rosé punya.

Maka dari itu, begitu Juna mengajaknya untuk berlibur. Rosé dengan penuh semangat langsung menyetujuinya.

"Juna udah kesini belum, Bu?" Tanya Rosé begitu ia tiba di toko.

Rasanya sudah beberapa kali pertanyaan itu selalu menjadi salam pembuka bagi Rosé, ketika ia datang.

"Belum, sayang."

"Oke."

Rosé berjalan menghampiri ibunya dan seperti biasa. Gadis itu akan mengambil alih tugas yang sedang dikerjakan oleh sang ibu.

Tring!

Tak selang beberapa lama, Juna tiba disana. Dengan senyumannya yang khas dan juga aroma tubuhnya yang entah kenapa Rosé sangat menyukainya.

"Selamat siang, selamat datang di La'Florist." Ucap Rosé yang belum sadar siapa yang datang.

"Hai." Sapa Juna yang membuat Rosé langsung menoleh.

"Oh, hai. Tunggu ya, gue ambil dulu pesenan lo."

Rosé berjalan ke belakang, tempat penyimpanan bunga-bunga pesanan yang telah dirangkai.

"Ini, sunflower bucket pesenan lo."

Rosé menyerahkan sunflower bucket ditangannya pada Juna.

"Thanks."

Rose mengangguk dan tersenyum manis.

"Gimana kondisi nyokap lo?"

"Aman, sekarang dia udah balik ke rumah."

"Ikut bahagia gue dengernya."

Senyum dikeduanya lagi-lagi mengembang.

ARJUNA |June x Rosé| ON HOLD!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang