Narendra Azzam Sanjaya

109 9 1
                                    

Decitan dari suara gorden yang dibuka, serta silaunya cahaya matahari pagi, yang menembus kaca jendela transparan itu, membuat lelaki yang tengah bergelut di bawah selimut yang menutupi sampai pinggangnya terpaksa membuka kedua matanya sembari menghalau cahaya matahari yang masuk menggunakan telapak tangannya.

" Ma, ini hari libur aku! Kalau mama lupa." Keluhnya. Kepada wanita paruh yang kini tengah memungut potong pakainya yang berserakan di sofa.

" Sekalipun ini Hari libur kamu! Bukan berarti kamu harus bermalas-malasan. Kamu nggak mau kan rejeki kamu di patok ayam, hanya karena kalah bangun pagi sama ayam." Sahut wanita paruh baya itu. Ia selalu menggunakan kalimat itu untuk membangunkan putra putrinya. Padahal tujuan sebenarnya wanita itu adalah sarapan pagi bersama suami dan anak anaknya." Cepat sana mandi, terus kita sarapan! Heran Mama, kamu sudah sebesar ini masih aja berantakan seperti ini." Keluh sang mama sambil merapikan tempat tidur sang putra. Begitu lelaki itu turun dari ranjang nya.

" Itu karena aku punya mama yang selalu membantuku." Jawabnya sambil melingkarkan kedua tangannya pada pinggang wanita paruh baya itu.

" Azzam lepas! Sana mandi." Pekiknya sembari memukul pelan pergelangan tangan putranya.

" Iya mamaku sayang. I love you." Sebuah kecupan ia sematkan pada pipi sang mama sebelum melepaskan pelukannya dan melangkah menuju kamar mandi sesuai instruksi sang ratu.

Nama lengkap lelaki itu adalah Narendra Azzam Sanjaya, Putra kedua di keluarga Sanjaya. Seorang pewaris sekaligus pengusaha di bidang properti yang ia dirikan sendiri. Azzam atau Abang, biasa ia di sapa dalam keluarga. Sementara di luar rumah atau lingkungan keluarga, ia dikenal dengan Narendra Sanjaya.

Di umurnya yang baru beranjak 26, tahun ini. Azzam tidak memiliki hubungan dan skandal dengan wanita manapun tetap Azzam tetaplah pria dewasa yang harus mengeluarkan kecebong kecebong nya agar tidak menumpuk dan menghambat pemikirannya dalam mengumpulkan pundi pundi rupiah maupun dollar yang dapat membuat bengkak saldo rekeningnya. Tapi bukan wanita sembarangan yang diizinkan untuk menyentuh senjata penyemprot kecebongnya. Tentunya wanita yang bersih. Sebab ia juga harus mengutamakan kesehatannya.

========

Narendra melangkah menuruni anak tangga, wajahnya terlihat lebih segar dan semakin ganteng saja dengan t-shirt dan celana Chino hitam yang ia gunakan atau Mungkin efek baru habis mandi. " Selamat pagi." Sapa nya kepada semua anggota keluarganya yang telah lebih dulu, berada di ruang makan itu, seraya mengabsen satu persatu pipi para wanita yang tengah duduk melingkari meja makan berbentuk oval di hadapan mereka.

" Pagi juga, kenapa lama sekali sih bang! Aku udah lapar banget nih! mana aku shift pagi lagi." Omel sang adik yang hanya terpaut tiga menit dari nya. Ya Narendra adalah anak kembar dan wanita yang baru saja mengomeli nya itu. Adalah saudari kembarnya, Naela Azzura Sanjaya. Wanita itu mengikuti jejak sang mama dengan menjadi perawat di salah satu rumah sakit yang ada di ibu kota kita ini. Apalagi kalau bukan Jakarta. Berbeda dengan sang Adik bungsu yang mengikuti jejak kakak dan papanya. " Dia Nayna Azzara Sanjaya. Sekretaris papa yang sekarang. Sekalipun dia adalah anak bos, sekaligus pemilik perusahaan. Tetapi dalam urusan pekerjaan tidak mengenal kata Anak dan saudara. Itu prinsip Papanya. Itulah kenapa mereka bertiga bisa sukses dalam bidang masing masing. SKIP.

" Sabar bawel, habis sarapan Abang yang antar kamu ke rumah sakit dan abang janji kamu nggak akan terlambat." Sahut Narendra sembari duduk di kursinya. Sementara Naela hanya mengangkat kedua bahunya sebagai respon untuk sang kakak.

" Sudah ayo sarapan. Nanti Adikmu bisa terlambat. " Tegur sang Ratu, siapa lagi kalau bukan mamanya. Dan mereka pun mulai menikmati sarapan mereka dalam Diam.

" Pa, mulai Hari ini aku cuti dan urusan perusahaan aku serahkan kepada kak Arga." Ucap Narendra begitu ia menyelesaikan sarapannya.

" Berapa lama?" Tanya lelaki paruh bayah yang ada duduk berhadapan dengannya.

" Satu atau dua minggu."

" Kenapa lama sekali."

" Pa, ini cuti pertama ku setelah bergabung di perusahaan, lagian aku rasa Dua minggu itu terlalu singkat."

" Tapi kamu mau ngapain sampai ambil cuti selama Dua minggu, tidak mungkinkan kamu hanya duduk manis di rumah saja. " pertanyaan itu keluar dari mulut ibu ratu.

" Mama benar sekali, aku akan menghabiskan waktu bersama teman temanku di New York sekaligus reunian Ma."

" Biasanya juga kamu berlibur bersama mereka setiap akhir pekan, kenapa sekarang lama sekali." Ucap sang mama lagi.

" Kalau itu bukan liburan Ma tapi pertemuan." protesnya.

" Sama aja.! Terus kapan kamu akan berangkat?"

" Ya sudah selamat bersenang, tapi ingat setelah kembali, kamu harus mengembalikan uang yang telah kamu hambur hambur kan itu.

" Gampang itu pa! Aku berangkat Siang ini ma." Jawabnya.

" Apa kamu sudah berkemas. " Lelaki itu bergumam seraya mengangguk kepala.

" MA, tanya jawabnya Nanti aja ya! Aku udah hampir telat. " Gadis muda itu menghentikan obrolan mama dan kakaknya karena ia sudah hampir terlambat untuk bekerja." Ayo bang, udah selesai sarapan kan. " Naela menarik pergelangan tangan kakaknya dengan sedikit menarik keluar.

Narendra hanya bisa mengikuti setelah mencium punggung tangan orang tuanya. Setelah kepergian kedua anaknya. Si bungsu dan sang suami pun pamit berangkat ke perusahan, tinggallah dia sendiri di rumah itu, kalau wanita paruh baya itu bosan, dia biasanya akan mengunjungi yayasan.

=======

Sesuai ucapannya pagi Tadi, siang harinya, Narendra benar-benar terbang ke New York bersama Kevin sang asisten sekaligus sahabatnya.

Pesawat yang Mereka Naik, mengudara selama hampir dua puluh satu jam, sebelum mendarat dengan selamat di bandara internasional John f Kennedy.

" Apa kita akan langsung menemui mereka atau besok saja." Tanya Kevin. Saat ini waktu di New York telah menunjukkan pukul sepuluh malam.

" Kita langsung menemui mereka dan minta sama anak buah kamu untuk mengurus barang kita. Bawah juga sekalian barang barang itu ke hotel tempat kita menginap. " Pintah Narendra kepada Kevin. Lelaki itu mengangguk, setelah itu ia langsung menghubungi orang orangnya.

Begitu masalah barang bawaan mereka beres keduanya langsung menuju club dimana teman temannya berada. Club eksklusif yang ada di kota ini. Setibanya club, Narendra memilih masuk lebih dulu sementara. Kevin memarkirkan mobil yang mereka sewa selama beberapa hari di kota New York.

Sesampainya di dalam club, Narendra mencari keberadaan teman-temannya. Begitu ia menemukan tabel mereka, Narendra langsung bergabung bersama teman-temannya

Belum sempat ia menikmati minumnya, seorang Gadis datang dan meminta ikat pinggang. " Damn it. Cobaan apalagi ini. " Gumamnya sambil menelisik penampilan wanita itu dari atas sampai kebawah begitu pun sebaliknya.

.

.

.

.

Bersambung.

Happy reading.. ❤️❤️

My Honey HaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang