***
Gadis itu nampak basah kuyup, duduk termenung di trotoar. Sama sekali tidak peduli dengan darah segar yang masih menetes dari luka di pelipisnya. Bahkan, ia sama sekali tidak meringis kesakitan, padahal memar mendominasi hampir sebagian wajahnya.
Namanya Maria, Gadis bermata hazel, yang sama sekali tidak ada kelembutan di hatinya. Berwatak keras, pemarah, dan menakutkan. Begitulah sosoknya dalam pandangan orang-orang. Tidak ada yang tahu, tidak ada yang bisa memahami, siapa sosok Maria sebenarnya. Bahkan, orang tuanya sekalipun.
"Bos ... Sudah beres!"
Maria melirik sekilas pada pria bertubuh gempal di sampingnya. Lanjut merogoh saku dan mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribuan, kemudian melemparkannya pada pria tersebut.
"Ingat Baron, kali ini jangan sampai gagal atau kamu akan rasakan akibatnya! Berikan uang itu pada pria tadi. Katakan padanya, jangan sampai ada yang tahu kejadian barusan. Mengerti?"
Pria bernama Baron tersebut menganguk pelan, bersusah payah menelan salivanya sendiri kala menatap Maria. Takut.
"Ba--baik, Bos."
Maria tersenyum sinis, memberi kode pada anak buahnya yang lain agar ikut serta membuntuti Baron.
_______________
KAMU SEDANG MEMBACA
MARIA
General Fiction*** Gadis itu nampak basah kuyup, duduk termenung di trotoar. Sama sekali tidak peduli dengan darah segar yang masih menetes dari luka di pelipisnya. Bahkan, ia sama sekali tidak meringis kesakitan, padahal memar mendominasi hampir sebagian wa...