You betrayed me
And I know that you'll never feel sorry
For the way I hurt ~
- Traitor, Olivia Rodrigo(( Aku gak kasih face claim, tapi kalau butuh, Jae itu Jaehyun, dan Martin itu Mingyu ya! ))
✹✹✹
Cahaya matahari menembus masuk ke kulitku, dan dengan cepat kumatikan jam beker yang berada tepat disebelah kasur. Seperti biasa, aku langsung mengecek aplikasi whatsapp untuk melihat apakah Jae mengucapkan selamat pagi.
Ternyata tidak.
Aku langsung meletakkan kembali handphone-ku, dan bergegas melipat selimut serta merapihkan tempat tidur. Tipikal pagi hari.
Begitu selesai dengan urusan tempat tidur, aku bergegas berjalan ke dapur. Aku tidak ingin Jae memesan makanan dari luar, karena belum tentu komposisi makanan dari restoran itu baik. Setiap hari Jae selalu makan siang dengan masakanku, dan dia selalu bilang masakanku terenak.
Bagaimana aku bisa tidak mencintai Jae?
Aku akan memasak nasi goreng spesial untuk bekal Jae hari ini, dan ku hias dengan cetakan bento. Jae pasti senang.
~~~
Waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi, itu berarti aku harus cepat berangkat ke kantor. Dengan dress putih selutut, dan blazer biru dongker polos, aku mengambil kunci mobil serta tidak lupa dengan bekal Jae.
Pintu apartemenku terbuka, bersamaan dengan terhentinya langkah kaki ku melihat seorang pria, dengan baju scrub dan stetoskop menggantung dilehernya. Ia terlihat beda dari semalam, pagi ini jauh lebih rapih dan menarik.
Dia seorang dokter.
"Sorry, semalem gue gak tau, kalo lo kasih brownies."
Aku hanya menatapnya dengan wajah penuh kebingungan.
"Biar gak ada rasa utang, ini gue ganti," ucapnya sambil menyodorkan satu kotak pizza kearahku.
"Eh? Gak usah."
"Ambil aja," ia menggaruk tengkuk lehernya, "gue Martin. Salam kenal."
"Tamara," aku mengambil kotak pizza itu dari tangannya, dan ia berpamitan untuk segera pergi.
Ia tidak seaneh yang aku pikirkan.
~~~
Aku masuk ke ruang kerja Jae, dan menyapanya seperti biasa. Ia tersenyum, bertepuk tangan seperti anak kecil dari meja kerjanya. "Bekel buat aku?" Ucapnya, sambil menunjuk ke arah dirinya sendiri.
"Aku tinggal, ya. Masih ada kerjaan."
Jae hanya mengangguk sambil membuka tempat bekal yang aku berikan. Aku memang tidak pernah menemaninya makan siang, karena jam makan siangku berbeda dengan Jae. Dia lebih sore, dan Jae tidak pernah masalah dengan itu.
Untuk pizza dari pria tadi, aku bagikan kepada teman-teman satu divisi. Mereka senangnya bukan main!
Ah, access card ku tertinggal diruangan Jae.
Aku memutar balik arah, bergegas berjalan kembali ke ruang kerja pacarku. Baru saja hendak mengetuk pintunya, aku melihat ada masakan mirip masakanku di tempat sampah depan pintu Jae.
Mana mungkin itu benar masakanku? Toh, Jae bilang masakanku selalu enak.
"Misi, non."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersmeet
RomanceMenceritakan kisah tentang dua orang yang bertemu dengan cara yang aneh. Mereka sama-sama memiliki masa lalu yang buruk, dan berusaha untuk keluar dari masa lalu tersebut. Martin, seorang dokter anak yang masih memiliki trauma terhadap perempuan dan...