HAPPY
READING!!
"Pagi semuanya aku buru-buru mau berangkat sekolah" berjalan menghampiri satu-satu keluarga. "Kamu nggak sarapan dulu?" melihat anaknya buru ia hanya bisa mengelengkan kepala.
"Lo nggak berangkat sama Cavero sama Jarrel?" Tristan menatap adiknya yang sudah menghilang. Mendengar suruan abangnya Tristan, ia berjalan mundur "Nggak, bye semuanya assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam"
Jovan menatap Cavero dan Jarrel menghiasratkan segera menyusul, Cavero dan Jarrel yang di tatap menggangguk tanda ia mengerti.
"Mommy, Daddy, Abang semuanya, Vero sama Jarrel pergi dulu."
"Hati-hati di jalan."
"Nggak berubah ya si bungsu bertiga, kakaknya udah pergi sekolah duluan, eh malah ngikut."
"Biasalah mom namanya anak perempuan satu-satunya, pasti di jagain ketat." Delvin membenarkan perkataan daddynya.
"Satu-satunya anak perempuan kelakuannya makin menjadi, beda sama yang dulu." perkataan Delvin yang menyengklit, Jasver menendang tulang keringnya.
"Apaan si lo Jas?" tidak menyahut Jasver tetap melanjutkan makannya
Mendengar suara motor Brandon diikuti yang lainnya keluar dari markas, bergegas ke motor masing-masing.
"Ini benaran kita berangkat bareng?"
"Iya Riz sekalian konvoi, inikan baru jam 06.25 bentar lagi jalan pasti ramai."
"Ya udah ayok," menghidupkan mesin suara motor saling bersautan keluar dari markas saling beriringan.
🐻🐻🐻
Cavero dan Jarrel turun dari mobil, menatap ke arah parkiran motor tidak menemukan keberadaan motor kakaknya.
"Bukannya tadi berangkat duluan Ver?"
"Lah, iya tu orang kemana lagi? Harus di laporin sama bang Jovan." mengeluarkan ponselnya, Cavero mencari kontak Jovan.

Tidak lama kemudian terdengar suara motor masuk ke pengakarangan sekolah melewati parkiran mobil. Jarrel memukul pundak Cavero pelan. "Ver itu bukan si motornya?" Jarrel menunjuk motor hitam sedikit bergaris merah, berbeda dengan motor lainnya yang berwarna hitam dan ada juga berwarna buru.
"Iya itu motornya." ikut menatap Cavero hendak melangkah, Jarrel merasa ada pergerakan di sebelahnya menghentikan langkah Cavero. "Tunggu dulu kita lihat siapa orangnya" menuruti perkataan Jarrel.
Semua yang ada di sekolah menatap penasaran, termasuk Haidar ia berjalan mendekati Cavero dan Jarrel yang sedari tadi berada di pakiran motor.
"Kenapa?"
"Lo lihat aja nantik."
"Apa? Gue kepo?" Janu datang tiba-tiba ikut menatap apa yang di lihat Haidar, Cavero dan Jarrel.
"Eh, itu bukannya yang ada di base?" celetuk Jerome, Janu yang mendengar celetukan Jerome "Serius lo?" Jerome menganggukkan kepalanya. "Iya Nu lo kan lihat juga," mendengar jawaban Jerome, Janu menepuk jidatnya "berarti benaran dong."
"Widih udah kayak artis aja kita," Indra mengibaskan rambutnya.
"Yoi" menaik turunkan alisnya Saveri ikut mengibaskan rambutnya, biasa mau tebar pesona.
"Bos buka helmnya,"
"Iya bos buka dong."
"Lo nggak mau buka nggak papa," Caden menatap sang ketua yang dari tadi diam, tanpa membuka helmnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
HARA
FanfictionSetelah 5 tahun lamanya Haidar akhirnya bertemu kembali dengan Rachel gadis yang selama ini ia cintai dalam diam, sayangnya Rachel tidak mengenali Haidar. Ntah apa yang membuat gadis itu tidak mengenalinya? Apakah Haidar menyerah atau kembali berju...