"Heh, lo kenapa?"Jisung mematung sesaat lalu mengarahkan pandangan pada seseorang di depannya. Dia sama sekali tak mengenali suaranya maupun wujudnya, siapa dia?
"Lo siapa?" Jisung berusaha untuk tidak terdengar seperti orang panik, ia tatap orang didepannya lekat-lekat. Tatapan tajam, wajah dingin, namun terlihat tampan- tidak. Jangan bahas itu sekarang, Jisung tidak mau memuji pada orang yang tidak ia kenali. "Apa kita kenal?"
Orang itu hanya tersenyum tipis mendengar jawaban yang malah menjadi pertanyaan lagi untuknya, "Oh, iya. Maaf ya gue gak bermaksud bikin lo takut tapi, gue Lee Minho." Jawab Minho seraya mengarahkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Jisung.
Jisung membalas jabatan Minho dengan takut takut lalu mengangguk. "Gue Han Jisung, panggil aja Jisung. Tapi, lo belum jawab pertanyaan gue yang satunya. Apa kita kenal?"
Minho menggelengkan kepalanya, "Enggak. Tapi, gue penasaran aja. Lo kayak orang ketakutan dari tadi. Ada sesuatu?"
Jisung cepat-cepat mengatur mengalihkan pandangan ke ponselnya. Ia agak malu, kenapa dia harus takut dengan hal yang sama sekali tidak penting. "Gak ada. Gue gak ngerasa takut sama sekali."
"Oh iya? Tapi udah malem gini, kenapa gak pulang? Atau mau gue anter aja?" Minho semakin menatap Jisung dengan dalam walau Jisung sendiri tidak membalas tatapannya. Tapi pertanyaan itu membuat Jisung kembali terkaget dan langsung menggeleng dengan cepat.
"Gak, gausah gue udah pesen ojek- yahh di cancel." Minho hanya terkekeh melihat reaksi Jisung, menggemaskan, pikirnya begitu.
Tangan Minho langsung mengusap pundak Jisung guna menenangkannya. "Tenang, gue gak akan macem-macem. Ini gue beneran pengen bantuin lo, kasihan abisnya lo kayak anak ilang."
Jisung semakin bingung dengan Minho yang tiba-tiba mengusap pundaknya, belum lagi dengan dia menyamai nya dengan anak kecil. Tapi yasudahlah, dari pada dia harus menunggu lama lagi lebih baik dia ikut Minho, walau resiko bahayanya besar, menurutnya.
"Oke, janji ya lo gak macem macem? Om gue polisi!"
Akhirnya, disinilah Jisung sekarang. Duduk disamping Minho yang menyetir mobil tapi mata nya tetap melihat kearah jendela luar. Oh, soal omongan Jisung bahwa kerabatnya polisi itu hanya ancaman saja bahkan Minho hanya tertawa setelah mendengar Jisung mengancam seperti itu.
"Ji? Kok lo diem aja?" Suara Minho terlihat lembut di telinga Jisung, dan apa itu? Ji? Belum pernah ada yang memanggil Jisung begitu kecuali orang tuanya. Suasana di mobil memang terlihat awkward, biasanya Jisung selalu ramai walaupun dengan orang baru pun tapi entah kenapa bersama Minho, Jisung sama sekali tidak bisa bersuara.
Minho hanya menghela nafas melihat Jisung yang sedari tadi mengatup bibir nya rapat-rapat. Kembali ia membuka suaranya, "Oke gini aja, kenapa lo tadi sendirian? Apa emang lo lagi jalan sendirian atau gimana?"